http://www.ambonekspres.com/index.php?option=read&cat=42&id=39423

SABTU, 08 September 2012 | 78 Hits

(Simbolisme Perbedaan Agama dan Konflik)

Agama Kopi 

PERUMPAMAAN sebuah agama memiliki kemiripan dengan selera akan minuman. 
Penganut agama kopi sebagai agama mayoritas hidup berdampingan dengan penganut 
agama lain seperti, agama susu, agama teh, agama jahe, agama juice, dan 
seterusnya. 

Bahan utama dari agama ini adalah air dan gula yang diaduk dalam suatu wadah. 
Adapun kopi, susu, teh, jahe, juice dan sebagainya merupakan sebuah kitab suci 
yang mengandung unsur penting sebagai pemberi warna dan rasa yang khas suatu 
agama yang kemudian menjadi identitasnya. 

Penganut agama kopi misalnya, tentu meyakini adanya kenikmatan (baca; tuhan) 
saat minum kopi. Penganut agama kopi memiliki aturan-aturan dan hukum dasar 
dalam agamanya, bahwa agama kopi harus terdiri dari air, kopi, dan gula yang 
tertuang dalam sebuah wadah, mazhab atau faham. Adapun kemudian dalam 
perkembangannya, pemeluk agama kopi terpecah-pecah dalam beberapa golongan 
karena ada yang menggunakan cangkir, gelas, mug dan cawan sebagai wadahnya. 

Bagi penikmat agama kopi, terkadang menambahkan resep tertentu pada minumannya 
ataukah sekedar menyuguhkan kue-kue, cemilan atau penganan kecil sebagai syiar 
yang ditambahkan mendampingi acara ritual “ngopi” agar tambah nikmat dan 
diminati banyak penganut agama kopi.

Penganut agama kopi juga memiliki aturan persentase racikan dan takaran ajaran 
yang berbeda dalam hal pencampuran jumlah kadar air, kopi dan gula. Ada yang 
ingin meramu gula lebih sedikit dari kopi, ada juga yang sebaliknya. Semua 
tergantung kepakaran dan kepiawaian peraciknya, sebutlah pemimpin spiritual. 
Kesalahan peracikan akan dapat menyebabkan rasa yang berlebihan sehingga baik 
peracik maupun penikmatnya jangan-jangan nanti divonis sebagai ahli bid’ah 
karena suka menambah-nambah.

Ada juga yang mengatur hal adab-adab ritual “ngopi” yang berbeda-beda dalam hal 
memegang wadah kopinya sebagai tarekat atau tirakat, entah itu dari cara minum 
kopi dengan memegang kuping cangkirnya, atau dengan hanya memegang badan 
gelasnya. Semuanya itu disebut sebagai pemeluk agama kopi, meski ada 
perbedaan-perbedaan tapi masih tetap berada dalam aturan dasar agama kopi yaitu 
harus ada air, ada kopi dan ada gula.

Agama kopi tidak dapat disebut sebagai agama susu atau agama teh dan 
seterusnya. Karena asal citarasa kitab suci sebagai unsur utama yang 
dimilikinya memang berbeda-beda.

Realitas kehidupan yang terjadi saat ini sering kita jumpai penikmat kopi yang 
mencampur kopinya dengan susu, atau teh yang dicampur susu, atau mungkin jahe 
dicampur dengan susu. Sebutlah saja mereka sebagai penganut aliran pencinta 
minuman. Kita tidak bisa menyebutkannya sebagai agama kopi atau agama susu 
karena sudah mencampurkan dua citarasa kitab suci di dalamnya.

Begitupun pemeluknya tidak dapat mengakui dirinya sebagai penganut agama kopi 
saja atau agama susu saja. Selain akan mendapatkan protes yang keras dari 
penganut agama tersebut tentu juga akan dicap sebagai agama sesat, karena sudah 
melenceng dari kemurnian citarasa utama kitab suci-nya. 

Anggaplah mereka mengaku sebagai agama kopi susu atau agama teh susu, tentu 
masih akan menuai protes yang keras karena masih menggunakan “label” dari agama 
lain, yaitu label “kopi” atau label “susu”. Kemudian di warung minuman 
tersebut, pemiliknya meregulasi agama-agama seperti ini dengan sebutan Aliran 
Pencinta Minuman agar mereka aman dalam menikmati keyakinan agamanya.

Seperti yang terjadi akhir-akhir ini di warung minuman sebelah, suatu penganut 
agama diuber-uber oleh penganut agama yang sama. Mereka dianggap sesat, 
sehingga penganutnya dilempari batu bahkan tempat ibadahnya. Agama yang 
dianggap sesat ini mengaku sebagai penganut agama kopi, akan tetapi dalam 
ajaran dan pemahamannya tidak menggunakan gula, tapi hanya air dan kopi.

Mereka meyakini dirinya sebagai agama kopi tapi beraliran pahit karena tidak 
suka dengan gula. Citarasa utama kitab suci yang mereka gunakan adalah kopi, 
jadi wajarlah jika mereka menyebut dirinya sebagai agama kopi. Namun oleh 
penganut agama kopi mayoritas, mereka dianggap berbeda dan sesat serta tidak 
pantas menyebut dirinya sebagai pemeluk agama kopi, dengan alasan bahwa dia 
tidak memenuhi syarat sebagai agama kopi yang terdiri dari air, kopi, dan gula. 
Jika ini dibiarkan dapat membuat kebingungan bagi penganut agama kopi yang 
lain, dan mencemari kesucian kitab kopi. 

Seharusnya, sebagai penganut agama apapun itu yang notabene mengandung dan 
mengajarkan nilai-nilai luhur, apapun alasannya, tidaklah pantas menyesatkan 
keyakinan orang begitu saja, karena itu adalah hal prinsip dan keyakinan 
mereka. Apalagi sampai merusak tempat-tempat ibadah mereka. Hanya Tuhan-lah 
yang pantas menghakimi sesat tidaknya seseorang, karena manusia sekali-kali 
tidak memiliki tanggungjawab atas penyesatan agama manusia lain (Lihat QS. AZ 
Zumar, 41, dan QS. Al Hijr 41).

Ada sebuah saran bagi para penganut agama kopi yang dianggap sesat ini, jika 
ingin menjalankan ibadahnya dengan tenang tanpa lemparan batu dan teror, 
sebaiknya mengganti label “kopi” pada agamanya dengan nama lain saja. Karena 
letak masalahnya terletak pada label tersebut dan tak akan ada habis-habisnya. 
Gunakan sajalah nama sebagai agama “pahit” misalnya, sesuai dengan nama 
alirannya. Jangan menggunakan agama ‘kopi pahit’ karena akan jadi masalah. 

Dan jangan lupa mengganti nama kitab sucinya dengan nama Kitab Pahit. Jika tak 
ingin mengikuti saran ini, pun tak apa-apa, namun konsekwensinya adalah harus 
mengikuti tawaran pertaubatan oleh sekelompok agama kopi karena sudah dianggap 
sesat.

Beberapa agama yang masih tetap eksis di dunia ini termasuk di Indonesia 
meskipun memiliki kemiripan dengan agama lain. Salah satunya adalah agama 
Ortodoks (Kristen Ortodoks), agama ini memiliki kesamaan dengan agama Kristen 
dengan meyakini trinitas dan Yesus Kristus dengan sebutan Sayyidina Isa 
Al-Masih. Mereka juga memakai Injil berbahasa Arab yang disebut Alkitab 
Al-Muqaddas.

Sementara ritualnya menyerupai ritual shalat bagi orang Muslim dengan bacaan 
yang berbeda, melakukan wudhu sebelum shalat dan wanita-wanitanya menggunakan 
hijab. Sampai saat ini masih tetap eksis tanpa lemparan batu, teror dan 
penyesatan, karena menggunakan nama agama dan kitab yang unik, berbeda dari 
yang lain, tanpa menggunakan label agama lain.
Semuanya ingin meraih dan mencapai kenikmatan yaitu Tuhan. Mereka mengenal 
Tuhan Yang Maha Mutlak dengan cara yang berbeda-beda. 

Sejenak terpikir oleh penulis, bagaimana jadinya jika seandainya ada lagi 
penganut agama baru yang muncul dengan mencampurkan berbagai citarasa kitab 
suci dalam satu wadah aliran yaitu mencampur kopi, susu, teh, jahe dan juice 
dalam satu wadah sekaligus. Tentulah akan sulit mencari nama untuk agama itu.

Mungkin saja namanya akan menjadi agama eneg. Yah, mau bagaimana lagi, semua 
label yang ada sudah dipatenkan. Ini memang serba salah, memilih untuk tidak 
bernama (namun tetap percaya Tuhan) tapi akan sulit dalam urusan birokrasi di 
warung ini. Tak apalah, yang penting anda adalah penikmat minuman, bukan 
penjual minuman (penjual agama).

Agama, kepercayaan, keyakinan, atau apapun yang menyangkut keyakinan spiritual 
pada diri seseorang adalah merupakan hak asasi yang sejak lahir melekat pada 
setiap manusia. Ada atau tidak ada hukum baku yang mengaturnya, seyogyanya kita 
menghargai adanya ikhtilaf perbedaan yang akan atau sudah muncul dalam suatu 
ajaran, faham, mazhab, tarekat, sekte-sekte dan sebagainya. Sepanjang ajarannya 
tidak mengajarkan hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur 
kemanusiaan seperti perampokan, pembunuhan, perzinahan, perampasan hak-hak 
agama lain. Lakum diinukum wa liyadiin!(*)

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to