Alfian lupa bahwa yang diuntungkan dari pertarungan antara kelompok Islam dengan kelompok Komunis adalah Faksi kanan Angkatan Darat yang berpihak kepada Imperalis (Tidak semuanya AD kanan tetapi juga ada yang revolusioner yang tetap setia kepada Bung Karno). Dari dahulu yang dikambinghitamkan adalah kelompok Islam atau kelompok Komunis. Apabila ada bom yang meledak pasti dituduhkan kepada kelompok Islam dan apabila ada demonstrasi pasti dituduh Komunis dalangnya, padahal mungkin saja Faksi Kanan AD yang melakukannya untuk menjaga tuannya (imperialis) dari ancaman kedua kelompok tersebut. Musuh kelompok Islam dan kelompok Komunis sama yaitu Imperialis, kok ribut. Sejarah Sarekat Islam dengan perpecahan antara SI Merah dan SI Putih jangan dijadikan dendam sejarah anak cucu. SI Merah dan SI Putih memperjuangkan masyarakat anti penindasan dan penghisapan, bedanya SI Putih pakai baju (Islam) sedangkan SI Merah tidak pakai baju (Islam). Kalau Alfian bangga menjadi orang antikomunis, ribka tjiptaning bangga menjadi anak PKI, saya bangga menjadi anak Marhaen yang dari jaman penindasan kolonialisme dan feodalisme sampai sekarang selalu anti penindasan. Saya bangga dilahirkan dari rahimnya bangsa pejuang, bangsa Indonesia. Saya bangga menjadi orang antipenindas baik itu kanan ataupun kiri. Bangsa Pejuang Tidak pernah berhenti berjuang. http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=146457
KOMUNIS Alfian: Bangga Menjadi Antikomunis Senin, 12 Juni 2006 JAKARTA (Suara Karya): Dosen Universitas HAMKA Jakarta Alfian Tanjung menegaskan dirinya bangga menjadi orang antikomunis. Itu dia kemukakan menanggapi anggota DPR Ribka Tjiptaning Proletariyati yang lantang menyatakan bahwa dirinya bangga menjadi anak aktivis Partai Komunis Indonesia (PKI). Penegasan Alfian Tanjung itu dikemukakan saat mendampingi Panglima Kodam Jaya Mayor Jenderal Agustadi Sasongko Purnomo pada jumpa pers, seusai acara serah terima jabatan Kepala Staf Kodam Jaya dari Brigjen Pruyanto kepada Brigjen Darpito P, di Aula Sudiman, Makodam Jaya, Jakarta, Sabtu siang. Alfian Tanjung yang mengaku sebagai kader gerakan Islam, yang secara ideologis tidak akan pernah bertemu dengan komunis, kembali menguraikan upayanya untuk mengumpulkan data-data mengenai kegiatan kader-kader komunis di berbagai daerah, terutama di Jawa Timur. Ketika ditanya mengenai data-data yang dia peroleh, menurut Alfian, yang paling nyata dan menjadi ikon adalah Ribka Tjitaning Proletariyati yang telah meluncurkan bukunya pada awal Oktober 2002 dengan judul "Aku Bangga Jadi Anak PKI" dan pada pertengahan tahun lalu dia meluncurkan buku kedua dengan judul "Anak PKI Menjadi Anggota Parlemen". Menurut Alfian, gerakan kader komunis Indonesia pada saat ini sudah mencapai "stadium empat". "Saya melihat bahwa hal ini merupakan kelicikan dan kelicinan cara bermain kader-kader komunis - PKI - sejak dulu. Mereka menunggu sampai orang tidak berdaya dan kemudian baru memukul mati lawan-lawannya," ujarnya, tegas. Alfian menyadari bahwa apa yang dia kemukakan itu akan mendapat reaksi negatif. "Saya katakan, siapapun yang ingin kembali membangkitkan paham komunis di Indonesia, anda boleh menganggap sudah cukup di atas angin. Tetapi, Anda akan berhadapan dengan orang-orang yang siap mati untuk menghadapi kebangkitan anda," kata Alfian. Ditegaskan pula bahwa kebangkitan komunis (di Indonesia) sedang menunggu hari. Ini sangat kentara dengan munculnya buku-buku, demonstrasi yang menggunakan lambang-lambang Palu Arit dan kaos-kaos Palu Arit yang banyak dipakai mahasiswa di beberapa kampus. "Saya pikir bukan persoalan simbul, tetapi persoalan akar kemengapaan orang-orang itu muncul," katanya. Alfian juga bersedia menyebutkan nama-nama kader komunis yang sekarang duduk di DPR, antara lain HM Rusli yang dulu menjadi Ketua PRD kini menjadi petinggi di PAN. Kemudian Yusuf Lakaseng, yang dahulu petinggi PKI muda yang sekarang berada di PBR. Dalam masalah ini, Alfian menyatakan, siap untuk menyebutkan orang-orang itu satu persatu, asalkan mereka berkata jujur dalam permasalahan ini. "Apabila Ribka Tjiptoning yang mewakili PDIP secara terang-terangan menyatakan, bangga menjadi anak PKI. Maka saya menyatakan, bangga menjadi antikomunis atau anti-PKI," kata Alfian. Dia mengatakan, kalau memang harus ada pertarungan lagi, maka hal itu akan dilanjutkan. "Masalahnya persoalan itu bukan urusan hari ini, karena negara kita sedang menghadapi berbagai persoalan yang cukup banyak, multi krisis yang harus ditangani. Intinya ingin saya katakan, hari ini adalah lahan subur kebangkitan PKI," katanya lagi. Alfian mengingatkan, pencabutan TAP MPRS Nomor XXV/1966 bukan persoalan sepele. Itu merupakan kerangkeng keras yang dibangun dengan tiga implikasi. Karena bila TAP di cabut, berarti PKI tidak salah. Kalau PKI tidak salah, maka yang salah adalah TNI dan umat Islam. "Jika TAP itu dicabut maka mereka (PKI - Red) punya hak untuk rehabilitasi dan konpensasi. Artinya, pemerintah harus keluarkan uang Rp 2,5 miliar kali 20 juta klaim anggota mereka. Dengan demikian PKI juga boleh ikut pemilu 2009. Ini bukan bercanda," kata Alfian. Dia mengingatkan, apabila tahun 1948 (tragedi Madiun) sudah berdarah-darah, tahun 1965 (G30S) kembali berdarah-darah, apakah itu harus terulang lagi. "Ancaman kebangkitan kembali PKI cukup serius," ujar Alfian. (M Senoatmodjo) ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Home is just a click away. Make Yahoo! your home page now. http://us.click.yahoo.com/DHchtC/3FxNAA/yQLSAA/uTGrlB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage : http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/