Amerika, Iran, dan Dunia 

Wednesday, 18 January 2012 

Gejolak muncul lagi di tatanan internasional. Iran melakukan pengayaan uranium 
di tempat baru, di selatan Teheran. Tim dari Perserikatan Bangsa-Bangsa yang 
tergabung dalam International Atomic Energy Agency (IAEA) memberikan konfirmasi 
awal minggu lalu bahwa pengayaan uranium tersebut sudah berjalan 20%, jauh 
lebih tinggi daripada batas 3,5% yang dianggap masih aman untuk tujuan damai. 


Media lokal di Iran mengungkapkan, fasilitas pengayaan uranium tersebut relatif 
kecil, tapi sangat efisien dan terlindung dari pengawasan ataupun serangan 
udara.Tempat ini terlindung oleh gunung batu setebal 90 meter. Fereidoun 
Abbasi, pimpinan program nuklir Iran, sebagaimana dikutip kantor berita Mehr, 
mengatakan,”Musuh tak akan mampu merusaknya.” 

Pemerintah Iran sendiri masih bertahan dengan argumen, tempat itu tak perlu 
dikhawatirkan. Mereka menolak dan menyangkal hasil temuan IAEA. Pengelakan itu 
spontan membuat Amerika Serikat (AS) panas.Penemuan IAEA seakan mengonfirmasi 
kecurigaan AS selama ini tentang niat Iran untuk mengembangkan rudal nuklir 
memang beralasan.

Tak urung AS kemudian mengancam memberlakukan sanksi ekonomi kepada Iran dalam 
bentuk blokade bank sentral Iran agar kemampuannya menjual minyak bumi menjadi 
sulit. Sebaliknya,Iran pun emosi. Tekanan AS direspons dengan ancaman untuk 
memblokade Selat Hormuz yang merupakan rute transit penting bagi seperlima arus 
global perdagangan minyak bumi. 

Presiden Ahmadinejad bahkan mengutuk kasus meninggalnya seorang ilmuwan nuklir 
mereka sebagai upaya imperialisme dan gerakan Zionisme. Ia berkeliling Amerika 
Selatan mencari dukungan. Walhasil negara-negara lain ikut gelisah. 
Negara-negara Eropa mengancam akan menghalangi impor minyak bumi Eropa yang 
berasal dari Iran. Negara-negara lain seperti China,Turki,Arab Saudi ikut urun 
komentar. 

Mereka umumnya tidak setuju dengan pemberian sanksi AS, tapi sekaligus prihatin 
atas langkah Iran untuk memajukan kepentingan nasionalnya. Hal yang menarik 
dalam ketegangan gejolak kali ini, lagi-lagi AS menjadi sasaran gempuran 
tekanan pengancam tatanan dunia saat ini. Iran seperti berupaya mengibaskan 
tiap debu pengaruh AS yang pernah melekat kepadanya. 

Ketika krisis ekonomi melanda AS pada 2008,AS seperti kena bumerang dari segala 
kelonggarannya membuang uang dan berutang demi agendaagenda politik yang bahkan 
sebenarnya dikecam oleh negaranegara lain. Singkat kata, AS kini dalam posisi 
sulit. Tapi, akankah AS jatuh sebagai kekuatan hegemoni atau superpower dunia? 
Saya pikir tidak. 

Pertama,AS hidup di masa di mana saling ketergantungan antarbangsa dan negara 
begitu tinggi. Satu negara pada prinsipnya tak bisa lagi mengambil keputusan 
untuk angkat senjata atau melakukan pemblokadeanditempat- tempatstrategis 
karena negara-negara lain yang tidak ikut berseteru langsung akan ikut 
terpengaruh kepentingan ekonominya. Apalagi jika kepentingan tersebut 
menyangkut pasokan minyak bumi.Akibatnya dunia sepakat,tindakan Iran-AS adalah 
pengganggu kepentingan nasional negara-negara lain. 

Meskipun AS dikecam, tak ada satu pun negara yang secara terbuka meragukan 
dasar kegelisahan AS bahwa Iran memang sedang bermain api dengan teknologi 
nuklir yang dibangunnya. Kegelisahan yang sama ada di negara-negara lain. 

Kedua,berbagai tatanan global yang terbentuk selama AS berkuasa sebagai 
superpower adalah hasil kesepakatan ratusan negara dunia.Apakah hal ini karena 
AS sangat kuat? Tentu tidak, karena kesepakatan berskala global tak mungkin 
bisa terbentuk bila tak ada keinginan sukarela dari negara-negara lain untuk 
masuk mendukungnya. 

Contoh yang relevan di sini adalah tatanan antiperluasan pengembangan dan 
penguasaan senjata nuklir. Kesepakatan yang berlaku saat ini adalah rezim NPT 
(Non-Proliferation Treaty) yangberlakusejakMaret 1970.Ada 190 negara dunia yang 
menandatangani rezim ini dan hanya India,Israel,dan Pakistan yang belum masuk 
ke sana karena siapapun yang menandatangani harus sepakat melucuti seluruh 
kemampuan nuklirnya. 

Hanya ada lima negara dunia yang diakui memiliki senjata nuklir, yakni AS, 
Rusia, China, Prancis,dan Inggris.Mereka pun karena perjanjian ini pantang 
menyebarluaskan teknologi pengembangan senjata nuklir.Kesepakatan ini menuntut 
kelima negara ini untuk berjaga-jaga atas tiga negara yang belum mau 
menandatangani NPT, sementara negara-negara lain sepakat untuk patuh pada 
aturan IAEA untuk pengembangan teknologi nuklirnya untuk tujuantujuan damai. 

Iran adalah penandatangan NPT sehingga sebenarnya Iran sudah sepakat sejak awal 
untuk patuh pada aturan IAEA dan berjanji untuk transparan atas 
kegiatan-kegiatannya yang menyangkut kepemilikan teknologi nuklir. Di sinilah 
kepentingan AS lagi-lagi sama dan sebangun dengan ratusan negara dunia. 

Ketiga, keberadaan superpower di dalam tatanan global bukan ditentukan oleh 
naik turunnya kemampuan ekonomi negara tersebut. Artinya, tak ada satu pun 
negara yang bisa menjadi superpower apalagi bertahan di situ bila ia semata 
mengedepankan kepentingan sendiri. AS belum kehilangan kemauan dan kemampuan 
dalam hal itu. 

Keempat, berbeda dengan hegemon-hegemon masa lalu, AS adalah negara besar, baik 
dari segi besaran penduduk maupun potensi ekonominya. Berbeda dengan Spanyol, 
Inggris, Roma, atau kekuatan superpower masa lampau,AS tak bisa semata 
diabaikan kalaupun ada negara-negara lain yang tidak suka kepadanya. 

Tulisan ini ingin menggarisbawahi bahwa AS dan beberapa bagian dari tatanan 
dunia, khususnya dalam hal ekonomi,memang berubah.Tapi era baru hubungan 
internasional yang ada di depan kita takkan berubah tiba-tiba secara drastis di 
mana AS akan serta-merta hilang pengaruh.Justru yang akan terjadi adalah upaya 
negara-negara lain yang merasa potensial sebagai kekuatan alternatif untuk 
terus berupaya tampil. 

AS mungkin akan terus digempur, setidaknya dari tatanan retorika. Kejelian kita 
dalam mengenali kekuatan-kekuatan riil di tatanan global menjadi sangat 
penting. DINNA WISNU PHD Direktur Pascasarjana Bidang Diplomasi, Universitas 
Paramadina 

http://www.seputar-indonesia.com/edisic ... /461471/1/

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke