Birokrasi Hambat Pertumbuhan Kredit

JAKARTA -- Pemerintah diminta memperbaiki sistem birokrasi yang terkait dengan 
dunia usaha. Kalangan ekonom menilai, tanpa pembenahan birokrasi, upaya Bank 
Indonesia menurunkan suku bunga BI Rate untuk mendorong sektor riil tak akan 
memberikan hasil optimal. 

Ekonom senior PT Bank Negara Indonesia Tbk., Ryan Kiryanto, mengatakan ongkos 
birokrasi, baik yang resmi maupun tidak, cukup mahal dan mendongkrak biaya 
produksi dunia usaha. Sehingga, bila penurunan bunga oleh Bank Indonesia tidak 
diikuti dengan kebijakan pemerintah lainnya, "Dipastikan pertumbuhan ekonomi 
akan stagnan," tutur dia kepada Tempo di Jakarta kemarin. 

Apalagi, dia melanjutkan, dampak kenaikan harga bahan bakar minyak Oktober 
tahun lalu belum hilang sepenuhnya. Hingga kini daya beli masyarakat tetap 
rendah. Itu sebabnya, dunia usaha masih enggan meminta kredit baru untuk 
meningkatkan produksi. "Pengusaha berpandangan, pasar belum bisa menyerap 
kenaikan produksi," katanya. 

Ryan menuturkan ada sejumlah langkah yang bisa dilakukan pemerintah untuk 
mendorong sektor riil. Di antaranya meningkatkan belanja, mendorong eksekusi 
proyek-proyek padat karya dan padat modal, serta memberikan keringanan pajak 
untuk sektor usaha tertentu yang memiliki efek multi. 

Pada kesempatan terpisah, ekonom PT Bank Rakyat Indonesia Tbk., Djoko Retnadi, 
menjelaskan sektor riil di Indonesia masih dihadapkan pada masalah struktural 
yang rumit. Akibatnya, mekanisme transmisi moneter--melalui penurunan suku 
bunga--ke sektor riil mampat. Padahal sepanjang tahun ini suku bunga BI Rate 
sudah turun signifikan, hingga kini berada pada level 11,25 persen. 

Tak hanya itu, Bank Indonesia juga berencana melonggarkan aturan batas maksimum 
pemberian kredit. Tujuannya agar bank leluasa mencairkan pinjaman baru. Namun, 
langkah itu belum mampu meningkatkan penyaluran kredit secara signifikan. 
Hingga Juli lalu, pertumbuhan kredit hanya 3,87 persen dibanding Desember 2005. 
Padahal pertumbuhan kredit tahun ini ditargetkan 18-20 persen. 

Djoko menekankan, pembenahan birokrasi untuk menghilangkan peraturan daerah 
yang tumpang-tindih dan tidak konsisten sangat penting. Termasuk menghilangkan 
praktek korupsi dan penyelundupan. "Birokrasi telah mematikan dunia bisnis," 
katanya. "Upaya Bank Indonesia hanya satu sisi solusi, sisi nonmoneter justru 
lebih berat," ujarnya. SURYANI IKA SARI 

Sumber: Koran Tempo - Kamis, 05 Oktober 2006 

++++++++++

Untuk berita aktual seputar pemberantasan korupsi dan tata kelola
pemerintahan yang baik (good governance) klik
http://www.transparansi.or.id/?pilih=berita

Untuk Indonesia yang lebih baik, klik
http://www.transparansi.or.id/

[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Reply via email to