REFLEKSI:Berapa kali dalam hidup para petinggi partai politik, petinggi agama 
dan penguasa negara Indonesia termasuk Anda telah merayakan Ramadan?  Kalau 
diobservasi jumlah fakir miskin makin menjamur  dimana-mana, perkembangan ini 
disebabkan karena cinta atau kebencian? Sesuatu yang dicintai selalu dipelihara 
sedangan yang dibenci dieliminasi.



http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/092006/26/0105.htm

Hikmah Ramadan

Cintailah Fakir Miskin
Oleh Prof. Dr. H. NANAT FATAH NATSIR, M.S. 

DALAM kitab Adz-dzull wa al-Inkisar li al-Aziz al-Jabbar al-Khusyu fi al-Shalah 
karya Ibn Rajab al-Hambali, Ibnu Majah meriwayatkan dari hadis Abu Sa'idah 
al-Khudri r.a., bahwa Nabi saw., pernah mengucapkan doa, "Ya Allah hidupkanlah 
aku dalam keadaan miskin, matikanlah aku dalam keadaan miskin, dan 
bangkitkanlah aku bersama orang-orang miskin." 

Hadis serupa diriwayatkan oleh al-Turmudzi dari Anas, dengan tambahan berikut: 
..."Lalu 'Aisyah bertanya kepada Rasulullah saw., mengapa ya Rasulullah? Beliau 
menjawab, karena mereka akan memasuki surga empat puluh musim sebelum 
orang-orang kaya. Hai 'Aisyah jangan menolak orang miskin peminta-minta 
(berilah) meski hanya separuh kurma. Hai 'Aisyah cintailah orang-orang miskin 
dan dekatilah mereka, Allah akan mendekatimu pada hari kiamat".

Abu Dzar berkata, "Rasulullah saw., mewasiatkan kepadaku untuk mencintai 
orang-orang miskin dan dekat dengan mereka". (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan 
selainnya) sedangkan dalam hadis yang diriwayatkan dari Muadz r.a., disebutkan 
bahwa Nabi saw., berdoa, "Aku memohon kepada-Mu agar bisa melakukan kebaikan 
dan meninggalkan kemungkaran serta mencintai orang-orang miskin."

Orang-orang miskin yang dimaksud dalam hadis tersebut adalah orang yang hatinya 
butuh, tunduk, dan khusyuk kepada Allah, demikian pula anggota tubuhnya. 
Kebanyakan dari mereka juga tidak memiliki harta kekayaan dunia (fakir).

Hadis-hadis di atas memberikan penjelasan kepada kita bahwa Nabi saw., sangat 
memerhatikan dan menyayangi orang miskin. Hal ini tercermin dari doa yang 
disampaikannya bahwa ia ingin hidup dan mati dalam keadaan miskin, 
perhatikanlah orang miskin karena doa orang miskin dikabulkan oleh Allah SWT. 
Bahkan dalam Alquran surat al-Ma'un ayat 1 dan 2 dijelaskan, "Tahukah kamu 
siapa orang yang mendustakan agama? Orang yang mendustakan agama adalah orang 
yang menghardik anak yatim dan tidak memberi makan orang miskin".

Alquran sangat memerhatikan nasib orang miskin, sehingga Alquran mengisyaratkan 
bahwa orang yang tidak memerhatikan orang miskin adalah orang yang mendustakan 
agama. Artinya, jika orang Muslim tidak mengayomi, memerhatikan, dan peduli 
terhadap nasib orang miskin, ia di hadapan Allah akan dikelompokkan kepada 
orang yang berdusta dan berbohong dalam beragama.

Dalam konteks ini, hendaknya kita cermati saat ini bangsa Indonesia sedang 
berada dalam kondisi prihatin. Pasalnya, kondisi perekonomian kita masih rapuh, 
ditambah kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah sekarang belum menghasilkan 
"buah" yang menggembirakan. 

Bahkan dengan adanya kenaikan harga BBM yang sangat fantastis itu mengakibatkan 
pengangguran semakin bertambah. Jumlah orang miskin pun semakin meningkat yang 
mencapai enam puluh dua juta orang. Harga kebutuhan pokok sehari-hari semakin 
mahal, sehingga daya beli masyarakat semakin rendah. Bahkan ada penduduk 
desa-desa tertentu sudah masuk kategori rawan daya beli pangan, disebabkan 
mereka tidak mampu membeli kebutuhan pokok sehari-hari. Orang yang sakit jiwa 
bertambah. Hasil survei di sebuah kota besar menunjukkan bahwa orang yang sakit 
jiwa bertambah 350 persen setelah kenaikan harga BBM yang disebabkan faktor 
ekonomi.

Kebijakan pemerintah dalam menangani kasus KKN belum memuaskan. Menurut hasil 
penelitian LSM Transparency International Indonesia bahwa negara kita termasuk 
nomor 6 terkorup di dunia dan nomor 2 di Asia bahkan yang paling menyedihkan 
korupsi banyak dilakukan oleh elite politik dalam bentuk money politic padahal 
seharusnya mereka menjadi contoh dan teladan masyarakat. Korupsi sekrang 
dilakukan oleh elite politik secara sistemik dan terang-terangan, yang sangat 
menyedihkan dilakukan oleh oknum aparat penegak hukum. Karena itu, rakyat sudah 
lelah dan frustrasi kepada siapa lagi kita berharap untuk mencapai keadilan di 
negeri ini.

Peristiwa pengeboman dan teror yang terjadi akhir-akhir ini di berbagai tempat 
di Indonesia sehingga menimbulkan terganggunya rasa aman masyarakat, oleh 
negara tertentu dijadikan bukti bahwa bangsa Indonesia sarangnya terorisme. Hal 
itu tentunya melukai perasaan, harga diri, dan martabat bangsa Indonesia. 

Bahkan yang lebih menyedihkan lagi jika stigma terorisme itu ditujukan kepada 
umat Islam sehingga posisi umat Islam Indonesia dicurigai dan diwaspadai. 
Akibatnya, perasaan takut dan tidak aman di kalangan umat Islam semakin hari 
semakin menjadi beban mental yang cukup mengganggu dalam perkembangan dakwah di 
masyarakat.

Di sisi lain, bangsa kita sedang menghadapi ujian berat dengan terjadinya 
berbagai musibah dan problema bangsa. Oleh karena itu, marilah kita tingkatkan 
kepedulian dan kesetiakawanan di antara sesama kita, terutama kepada fakir 
miskin dan anak yatim yang sangat membutuhkan perhatian. 

Marilah kita hiasi bulan Ramadan tahun ini, sesuai dengan semangat yang 
tersirat dalam khotbah Rasulullah saw. tatkala menyambut bulan Ramadan.

Wahai manusia sungguh telah datang kepada kalian bulan Allah dengan membawa 
berkah, rahmat, dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah, malamnya 
adalah malam yang paling utama. Jam-jamnya adalah jam yang paling utama, 
bersedekahlah kepada fakir miskin, muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang 
muda, sambungkanlah tali persaudaraan, kasihanilah dan muliakanlah anak-anak 
yatim, nanti akan dimuliakan Allah SWT pada saat berjumpa denganmu, janganlah 
memutuskan tali silaturahim sebab akan menghilangkan rahmat pada saat berjumpa 
dengan-Nya, janganlah memutuskan kekeluargaan sebab Allah akan memutuskan 
rahmat-Nya saat berjumpa dengan-Nya.

Mudah-mudahan dengan semangat bulan Ramadan tahun ini, kita mampu mengurangi 
beban problema keumatan yang dihadapi oleh kita semua dengan meneladani 
al-akhlak al-karimah Rasulullah serta peduli dan memuliakan fakir miskin dan 
anak yatim yang sampai hari ini pemecahannya masih belum optimal.*** 

Penulis, adalah Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati (SGD) 
Bandung.


[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke