http://www.suaramerdeka.com/harian/0507/05/nas20.htm



Demo Sikapi Penangkapan Aktivis Islam
       
      DATANGI MAPOLWIL : Massa yang mengaku dari Umat Islam Surakarta (UIS) 
melakukan aksi di depan Mapolwil Surakarta, Senin (4/7). (57h) SM/Yusuf Gunawan 
  
     
SOLO - Penangkapan terhadap 24 warga Surakarta yang dilakukan Detasemen Khusus 
(Densus) 88 Antiteror terus dipersoalkan. Setelah Front Perlawanan Penculikan 
(FPP) Solo melakukan protes keras sekaligus menyiapkan pengacara, kemarin 
giliran ratusan Umat Islam Surakarta (UIS) turun ke jalan. Selain mendatangi 
Markas Polisi Wilayah (Mapolwil) Surakarta, mereka juga berorasi di bundaran 
Gladag menyikapi kasus penculikan dan penangkapan aktivis muslim itu.

Sebetulnya dalam rencana awal, rombongan yang datang pukul 13.30 dengan 
kendaraan roda dua dan empat serta sebagian berjalan kaki itu tidak mampir ke 
Mapolwil Jalan Slamet Riyadi, Solo, namun skenario itu tiba-tiba berubah. 
''Kami terpaksa mendatangi polwil, sebab penculik rekan-rekan kami diduga oknum 
polisi,'' kata salah seorang demonstran, kemarin.

Karena itu pula, mereka yang berangkat dari Lapangan Kottabarat tersebut 
sedikit membelokkan arah sebelum menuju bundaran Gladag, namun gelagat itu 
ternyata tercium petugas. Pintu gerbang polwil pun langsung ditutup dengan 
dibarikade pasukan, sehingga pendemo tak bisa memasuki halaman markas 
kepolisian itu. 

Bahkan, petugas Polwil menyambut rombongan itu dengan memutar kaset yang berisi 
lagu-lagu rohani. Suara lagu dalam pita kaset yang disalurkan melalui mikrofon 
itu ternyata mampu menenggelamkan orasi yang diusung UIS. Meski demikian, pihak 
pendemo tidak terpancing untuk melakukan reaksi balik. Mereka tetap beraksi 
dengan tertib dan melanjutkan aksinya di Gladag. 

Bacakan Tuntutan

Dalam kesempatan itu, Koordinator UIS, Ustad Cholid Hasan membacakan 
tuntutannya. Dia menilai tindakan penculikan dan penghilangan orang secara 
paksa di luar prosedur hukum merupakan tindakan kezaliman terhadap korban, 
keluarganya dan masyarakat karena membuat keresahan. Karena itulah, tindakan 
itu harus dikutuk. ''Kami juga menuntut kepada aparat keamanan untuk 
bertanggung jawab atas hilangnya para aktivis muslim. Selain itu kami juga 
mengajak seluruh umat Islam untuk memperkuat ukhuwah Islmiyah untuk menghadapi 
musuh kita bersama, Amerika,'' tandas Cholid.

Sementara itu, dalam beberapa kesempatan Kapolwil Kombes Abdul Madjid 
menyatakan bahwa pihaknya tidak tahu menahu tentang penangkapan 24 warga kota 
Bengawan yang diduga terlibat aksi teror itu. 

Menurut Cholid, petugas yang dilibatkan dalam Densus 88 memiliki kewenangan 
untuk melakukan misinya sendiri tanpa perlu berkoordinasi dengan pemilik 
wilayah.

Kapolwil Surakarta juga membantah telah menerima laporan adanya kasus 
penculikan dari beberapa aktivis Islam di wilayah Surakarta. Sejauh ini 
pihaknya sama sekali belum menerima laporan dari pihak keluarga atau pengurus 
kampung yang merasa keluarga dan warganya hilang. (G11,san,shj-29h)


[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Reply via email to