MEDIA INDONESIA
Selasa, 05 Juli 2005

Garuda, Merpati, Pelita Digabung



JAKARTA (Media): Pemerintah akan menggabungkan tiga BUMN penerbangan, yaitu 
Garuda Indonesia Airways, Merpati Nusantara Airlines, dan Pelita Air Service ke 
dalam satu manajemen.

Menteri BUMN Sugiharto mengungkapkan langkah penggabungan ini dilakukan untuk 
mengefisienkan kinerja BUMN penerbangan dalam menghadapi persaingan di industri 
tersebut.

"Kajiannya sudah dilakukan dalam rangka restrukturisasi Merpati dan Pelita. 
Keduanya akan ditandem dengan Garuda, membentuk aliansi strategis," kata 
Sugiharto usai rapat kerja Komisi V DPR dengan Menteri Perhubungan dan Menteri 
BUMN di Jakarta, kemarin.

Ia mengungkapkan, dalam manajemen maskapai yang baru, pemerintah akan 
mengarahkan Merpati dan Pelita untuk melayani penerbangan tarif rendah (low 
cost carrier) dan kawasan timur Indonesia. "Jadi, Merpati tidak perlu lagi 
harus berhadapan dengan Citilink milik Garuda yang mempunyai spesifikasi 
relatif sama."

Sedangkan Garuda akan difokuskan pada pelayanan penuh (full service carrier) 
untuk rute dalam negeri dan rute internasional.

Sugiharto menjelaskan, pihaknya akan terus mengkaji mengenai rencana 
penggabungan ini.

Pengkajian tersebut terutama pada aspek legal, komersial, dan sumber daya 
tiap-tiap BUMN tersebut. "Perlu dilakukan due dilligence (uji tuntas) mengenai 
rencana ini," ujarnya.

Suntikan dana
Dalam rapat kerja itu juga diputuskan, Komisi V DPR menyetujui pemberian 
anggaran Rp450 miliar yang diusulkan pemerintah untuk menyelamatkan Merpati. 
Dana tersebut akan diambil dari pos APBN-P 2005 atau APBN 2006.

"Namun, sebelum dana itu cair, Komisi V meminta agar maskapai ini diberikan 
dana talangan dalam waktu dua bulan-tiga bulan sebelum APBN-P ditetapkan," kata 
Ketua Komisi V Sofyan Mile saat membacakan kesimpulan rapat kerja.

Mengenai asal dana talangan, Komisi V meminta pemerintah mencarikan pos dana 
yang dapat digunakan sebagai talangan bagi operasional Merpati. "Kami serahkan 
pemerintah untuk mengusahakan dana talangan, tetapi kami putuskan, dana Rp450 
miliar disetujui."

Menanggapi persetujuan ini, Menteri Perhubungan M Hatta Rajasa menyambut 
positif keputusan tersebut. Apalagi, skema ini dianggap paling rasional untuk 
menyelamatkan BUMN tersebut dari kebangkrutan. "Skema ini juga merupakan skema 
paling komprehensif untuk menghentikan bleeding (pendarahan) di dalam Merpati."

Anggota Komisi V DPR Enggartiasto Lukita mengusulkan agar Menteri BUMN bisa 
mendapatkan dana tersebut dari pinjaman sesama BUMN lainnya. "Apalagi yang 
ingin diselamatkan BUMN juga. Jadi, perlu ada perlakuan khusus," ujarnya.

Walaupun tidak melanggar peraturan, Sugiharto menganggap usulan pengambilan 
dana sesama BUMN tersebut cukup berisiko. Soalnya, secara finansial hal itu 
tidak mungkin bagi Merpati. "Sulit kita pertanggungjawabkan apabila terjadi 
sesuatu pada Merpati. Namun, akan kita usahakan, mengingat hal ini sudah 
kesepakatan dengan DPR."

Sugiharto menegaskan, pihaknya akan mencari dana pinjaman dari perbankan atau 
BUMN lainnya, atau bisa juga dari investor lain yang berani mengambil risiko 
bekerja sama secara TOT (transfer operate transfer/memberikan dana) atau BOT 
(built operate transfer/membangun infrastruktur) dengan Merpati. "Ini sedang 
dipelajari."

Menteri BUMN menegaskan, pihaknya tidak akan menyelesaikan persoalan Merpati 
secara parsial. "Karena itu, perlu juga ditandem dengan masalah yang menimpa 
Garuda," ujarnya.

Direktur Utama Merpati Hotasi Nababan memaparkan, dana Rp450 miliar itu, 
sebagian besar (Rp300 miliar) dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas, di 
antaranya untuk rasionalisasi jumlah karyawan dan penambahan armada. "Kalau 
Merpati mau hidup, biarkan dia bisa hidup selamanya, jangan sampai nanti mati 
lagi," ungkapnya. (EC/E-1)

[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Reply via email to