Proyek Vaksin Flu Burung Penuh Kejanggalan Tuesday, 04 September 2012 16:22 0 Komentar E-mail Print PDF
Jakarta - Anggota Komisi IX DPR RI Poempida Hidayatulloh menilai, terdapat sejumlah kejanggalan dalam proyek pengadaan vaksin flu burung. "Saya melihat banyak kejanggalan proyek tersebut, di antaranya lokasi pabrik yang tidak jelas di mana, karena memang sampai sekarang, pabriknyanya tidak ada," ungkap politisi Partai Golkar itu, di Jakarta, Selasa (4/9). Selain itu, Poempi begitu sapaan akrabnya, mempertanyakan penggunaan anggaran proyek pengadaan vaksin flu burung yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan menggunakan anggaran tahun jamak (multiyears) 2008-2010, senilai Rp 1,3 triliun yang tidak jelas pertanggungjawabannya. "Anggaran proyek awal hingga sekarang pertanggungjawabannya mana? Kenapa Komisi IX menyetujui anggaran pada rapat tertutup?" ucapnya heran. Merespon permasalahan tersebut, Poempi meminta pihak-pihak terkait untuk mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran negara kepada publik sesuai semangat transparasi. "Sudah semestinya pihak-pihak terkait patuh pada mekanisme hukum yang berlaku di Indonesia, seperti transparansi penggunaan dana publik, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP)," jelasnya. Jika hal seperti ini tidak menjadi pertimbangan, tandas Pompi, dikhawatirkan kasus pembangunan vaksin ini hanya untuk proyek penyerapan anggaran yang di kemudian hari tidak akan ada manfaatnya. Kemudian Poempi berpendapat, jenis virus flu dalam bentuk apa pun sangat mudah bermutasi, sehingga ia mempertanyakan, apakah vaksin yang akan diproduksi ini juga disiapkan untuk menghadapi jenis-jenis "strain virus flu burung" baru yang mengalami mutasi. Sebagaimana diketahui, anggaran proyek pabrik vaksin flu burung tengah memasuki tahap penyelidikan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dari temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terdapat proyek senilai Rp 1,3 triliun untuk pembangunan sarana dan prasarana pembuatan pabrik vaksin flu burung di Bandung, Jawa Barat. Hasil audit BPK menemukan potensi kerugian negara sebesar Rp693,2 miliar dari proyek pengadaan vaksin flu burung yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan menggunakan anggaran tahun jamak (multiyears) 2008-2010 senilai Rp 1,3 triliun. Di mana pengadaan peralatan pabrik tersebut tendernya diduga dimenangkan oleh PT Anugerah Nusantara yang ternyata milik mantan Bendahara Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin. KPK menyatakan, telah melakukan penyidikan kasus ini sejak Mei 2011. Kasus ini muncul karena KPK mencium adanya kejanggalan, setelah penangkapan Direktur Marketing PT Anak Negeri, Mindo Rosalina Manulang. BPK juga menyatakan, proyek sarana dan prasarana pembuatan vaksin flu burung itu juga telantar karena tiga masalah. Ketiga masalah itu adalah peralatan dan gedung fasilitas produksi vaksin untuk manusia, PT Bio Farma, di Bandung, serta chiken beeding belum berfungsi, sebagian peralatan untuk Bio Farma belum terpasang, terbengkalai dan tersebar di sejumlah gudang, serta sebagian peralatan riset di Universitas Airlangga tidak bisa digunakan untuk menunjang riset. [IS] ------------------------------------ Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage : http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/