Refl: Kalau mantan presiden NKRI yang juga adalah cendikiawan berilmu 
mempertanyakan “Quo Vadis Indonesia?”, lantas rakyat biasa mau bertanya 
apalagi? Bukankah semua sepak terjang NKRI sudah jelas dalam pertanyaan yang 
dikemukannya, jadi yang tinggal ialah alternatif apa sebagai jalan keluar. 
Orang Papua minta pisah, mungkin karena mereka melihat kalau terus-terusan 
dengan kondisi yang berlaku mereka akan punya dari muka bumi. Kaum garis mau 
mendiirikan kalifatih dengan syariahnya. Aceh pun kelihatanya tidak mau 
ketinggalan untuk menyelmatkan diri dari cengkraman yang dilihat oleh Habibie. 
Ada yang punya komentar lain?


http://nasional.kompas.com/read/2011/12/14/2212596/Habibie.Quo.Vadis.Indonesia


Habibie: Quo Vadis Indonesia?
Nawa Tunggal | Robert Adhi Ksp | Rabu, 14 Desember 2011 | 22:12 WIB 

 KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO BJ Habibie 

TERKAIT:
  a.. Habibie Sampaikan Kuliah Kenangan Sutan Takdir Alisjahbana

JAKARTA, KOMPAS.com - Bacharuddin Jusuf Habibie (75) dalam Kuliah Kenangan 
Sutan Takdir Alisjahbana di Taman Ismail Marzuki Jakarta, Rabu (14/12) malam, 
mengambil judul, "Quo Vadis Indonesia?"

“kita kaya tapi miskin kaya sumber daya alam, miskin penghasilan. Kita besar 
tapi kerdil besar wilayah dan penduduk, kerdil produktivitas dan daya saingnya. 
Merdeka tapi terjajah merdeka secara politik, terjajah secara ekonomi


"Saya ingin menyampaikan lewat Power Point (program komputer untuk presentasi), 
tetapi tidak ada. Saya minta, pemerintah daerah supaya melengkapi gedung ini 
(Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki) supaya diberi fasilitas yang modern," kata 
Habibie.

Habibie menguraikan kekinian tentang masyarakat yang menjadii konsumen produksi 
masyarakat negara lain.

Habibie mempertanyakan, bagaimana masyarakat dapat berkembang dan menjadi 
unggul jika karya dan produksinya tidak dibina sedini mungkin? Bagaimana 
masyarakat harus bersaing dengan masyarakat (negara lain) yang telah menikmati 
insentif pembinaan dan pengembangan?

"Sadarkah kita bahwa di dalam produk impor tersembunyi jam kerja masyarakat 
lain?" kata Habibie.

Habibie meenyebut, kita kaya tapi miskin (kaya sumber daya alam, miskin 
penghasilan). Kita besar tapi kerdil (besar wilayah dan penduduk, kerdil 
produktivitas dan daya saingnya). Merdeka tapi terjajah (merdeka secara 
politik, terjajah secara ekonomi). Kuat tapi lemah (kuat dalam anarkisme, lemah 
dalam menghadapi tantangan global). Kemudian, kita itu indah tapi jelek (indah 
potensi dan prospeknya, jelek dan korup dalam pengelolaannya).

"Mau ke mana kita? Quo vadis Indonesia?" kata Habibie


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke