http://www.mediaindonesia.com/read/2011/03/19/211396/70/13/Harga-Kesetiaan-


Harga Kesetiaan 


Sabtu, 19 Maret 2011 00:01 WIB      

HEBAT sekali loyalitas Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kepada Partai Demokrat 
dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Tanpa reserve, tanpa tedeng aling-aling, 
PKB mendukung habis-habisan partai yang berkuasa, yang memimpin koalisi. Tidak 
seperti Golkar, PPP, PAN, dan PKS, yang kadang mendukung kadang membangkang. 

Bahkan, bagi Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, kesetiaan PKB kepada Partai 
Demokrat dan Presiden Yudhoyono haruslah sempurna. Itulah sebabnya, Lily 
Chadidjah Wahid dan Effendy Choirie yang bersuara lain pada voting hak angket 
mafia pajak langsung dihajar habis dengan me-recall mereka. 

Hasilnya pun nyata, Presiden Yudhoyono memuji PKB sebagai partai yang amat 
konsisten berkoalisi dengan Partai Demokrat. Padahal, pemecatan Lily dan 
Choirie sesungguhnya mengandung problem konstitusional. 

Undang-Undang Dasar 1945 pascaperubahan secara jelas menjamin hak imunitas 
anggota DPR. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD 
menyebutkan anggota DPR tidak dapat dituntut di depan pengadilan dan diganti 
antarwaktu karena pernyataan, pertanyaan, dan/atau pendapat yang dikemukakannya 
dalam rapat DPR ataupun di luar rapat DPR yang berkaitan dengan fungsi serta 
tugas dan wewenang DPR. 

Pemecatan Lily dan Choirie juga menyimpan persoalan legitimasi. Bukankah Lily 
dan Choirie terpilih sebagai anggota DPR melalui sistem pemilu proporsional 
terbuka? Keduanya dipilih langsung oleh rakyat berdasarkan suara terbanyak. 

Itu artinya mereka tidak hanya mewakili partai politik, tetapi terutama 
mewakili konstituen. Lagi pula, dukungan Lily dan Choirie terhadap hak angket 
mafia pajak adalah ikhtiar keduanya dalam mengartikulasikan aspirasi konstituen 
mereka. Bukankah anggota DPR idealnya lebih mengabdi pada kepentingan rakyat 
daripada kepentingan partai? 

Oleh karena itu, PKB semestinya tak boleh semena-mena memecat Lily dan Choirie. 
Bukankah itu juga reklame buruk bagi PKB di tengah kecenderungan perolehan 
suara yang terus melorot dari pemilu ke pemilu akibat konflik internal yang 
terus mendera? 

Tapi orang tak boleh lupa bahwa ada pimpinan partai yang memandang tinggi dan 
nikmat jabatan menteri. Sekalipun Muhaimin Iskandar pemimpin puncak PKB, 
sebagai menteri dia adalah anak buah Presiden Yudhoyono. 

Apakah Muhaimin Iskandar membayar terlalu mahal kesetiaannya kepada Partai 
Demokrat dan Presiden Yudhoyono, biarlah sejarah yang menjawabnya pada Pemilu 
2014. 


   


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to