http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/052006/31/0901.htm


Hari tanpa Tembakau
Oleh J. TEGUH WIDJAJA 


  TANGGAL 31 Mei telah ditetapkan WHO sebagai hari tanpa tembakau sedunia. 
Sebagaimana sudah sering disebutkan ada banyak penyakit baik yang ringan maupun 
yang mematikan yang dapat dihubungkan secara langsung dengan kebiasaan merokok. 
Di antara sekian banyak penyakit tersebut salah satu yang harus diwaspadai dan 
dipahami masyarakat adalah Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) yang juga 
dikenal dalam bahasa Inggris sebagai Chronic Obstructive Pulmonary Disease 
(COPD). 

Tampaknya tidak banyak masyarakat yang mengetahui apa itu penyakit PPOK. 
Pengalaman saya di praktik setiap kali menyebutkan diagnosis PPOK atau COPD, 
seringkali pasien bertanya kembali, apa itu dok? Lain halnya kalau saya 
sebutkan nama penyakit Asma atau TBC, umumnya banyak anggota masyarakat yang 
lebih tahu. PPOK atau COPD definisinya adalah penyakit paru kronik yang 
ditandai dengan hambatan aliran udara di saluran napas yang tidak sepenuhnya 
reversibel. Hambatan aliran udara ini bersifat progresif dan berhubungan dengan 
respons inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang beracun/ berbahaya 
(utamanya asap rokok). 

Berdasarkan definisi ini disebutkan bahwa masalah utama PPOK adalah hambatan 
aliran udara atau sesak napas yang tidak dapat lagi kembali normal sepenuhnya 
dan bila tidak dikontrol dengan baik akan menjadi progresif semakin lama 
semakin berat.

Pada saat ini WHO menyebutkan bahwa dari seluruh angka kematian karena berbagai 
penyakit di dunia, PPOK menduduki peringkat ke-4 naik dari peringkat 6 sekira 
lima tahun yang lalu dan memperkirakan akan menjadi peringkat 3 pada dekade 
mendatang. Data ini menunjukkan bahwa tanpa disadari oleh masyarakat angka 
kematian karena PPOK terus mengalami peningkatan.

Gejala klinis PPOK adalah batuk, produksi sputum, sesak napas dan keterbatasan 
aktivitas, yang terjadi secara kronik (menahun) dan perlahan-lahan semakin lama 
semakin bertambah berat. Gejala-gejala ini tidak khas dan sering dirancukan 
atau tumpang tindih dengan penyakit lain dengan gejala serupa seperti asma, 
gagal jantung, dan lain-lainnya. Untuk menegakkan diagnosis penyakit ini perlu 
dilakukan pemeriksaan yang saksama mulai dari faktor-faktor risikonya, gejala 
dan perjalanan penyakitnya, pemeriksaan fisik yang teliti, dan pemeriksaan 
penunjang seperti foto toraks (X-Ray) dan spirometri (sebagai pemeriksaan 
standar). 

Yang dimaksud dengan spirometri adalah suatu teknik pemeriksaan untuk 
mengetahui fungsi/faal paru, di mana pasien diminta untuk meniup sekuat-kuatnya 
melalui suatu alat yang dihubungkan dengan mesin spirometer yang secara 
otomatis akan menghitung kekuatan, kecepatan dan volume udara yang dikeluarkan, 
sehingga dengan demikian dapat diketahui kondisi faal paru pasien. Pada saat 
ini hampir disemua rumah sakit dan praktik dokter paru di Bandung sudah 
tersedia alat pemeriksaan ini.

Asap rokok merupakan satu-satunya penyebab terpenting, jauh lebih penting dari 
faktor penyebab lainnya. Termasuk dalam faktor risiko adalah: (1) Asap rokok 
(perokok aktif maupun perokok pasif), (2) Polusi udara, meliputi polusi di 
dalam ruangan (asap rokok, asap kompor), polusi di luar ruangan (gas buang 
kendaraan bermotor, debu jalanan), dan polusi tempat kerja (bahan kimia, zat 
iritasi, gas beracun), serta (3) Infeksi saluran napas bawah berulang. Semakin 
muda seseorang mulai merokok, semakin lama dia merokok dan semakin banyak 
jumlah batang rokok per harinya, maka semakin besar risiko orang tersebut 
terkena penyakit PPOK.

Pemeriksaan spirometri yang dilakukan pada orang di bawah usia 45 tahun belum 
menunjukkan perbedaan bermakna antara yang merokok dan tidak merokok, tapi 
perbedaan akan semakin nyata dengan bertambahnya usia. Pada orang yang masih 
terus merokok setelah usia 45 tahun fungsi parunya akan menurun dengan cepat 
dibandingkan yang tidak merokok dan pada usia di atas 60 tahun gejala-gejala 
PPOK akan mulai muncul. Tentu saja masih banyak faktor-faktor lain yang 
memengaruhinya. 

Tidak jarang gejala-gejala ini muncul pada usia lebih dini, sebaliknya bisa 
juga gejala tersebut tidak muncul sama sekali. Jadi memang benar bahwa tidak 
semua orang yang merokok pasti terkena PPOK tetapi risiko untuk menjadi PPOK 
jelas lebih besar dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok. Data dari 
berbagai penelitian menunjukkan bahwa jumlah anggota masyarakat yang merokok di 
Indonesia terus mengalami peningkatan. Semakin banyak mereka yang masih duduk 
di bangku sekolah dasar sudah mulai merokok dan semakin banyak juga perempuan 
yang merokok. 

Di masa mendatang jumlah penderita PPOK dapat diramalkan akan terus mengalami 
peningkatan.

Faktor risiko lain yang harus diwaspadai adalah polusi udara baik yang terjadi 
di dalam rumah (mis: penggunaan kayu bakar, lampu minyak, obat nyamuk bakar, 
dll), maupun di luar rumah (seperti asap buangan kendaraan bermotor). Jangan 
pula dilupakan bahwa di negara kita angka kejadian infeksi paru masih sangat 
tinggi baik itu oleh Tuberkulosis maupun oleh penyebab lain. Infeksi paru yang 
terus berulang-ulang diderita seseorang dalam jangka panjang juga akan 
meningkatkan risiko terkena PPOK.

Penderita PPOK apabila tidak mendapat penatalaksanaan yang baik dapat mengalami 
beberapa komplikasi seperti penyakit jantung paru kronik (Cor Pulmonale 
Chronicum), gagal napas kronik, seringnya mengalami serangan akut yang 
terkadang sangat berat sehingga berakibat fatal dengan kematian. Penyakit 
jantung paru kronik adalah gangguan fungsi jantung yang terutama disebabkan 
atau sebagai akibat kelainan paru. Sering kali penyakit ini disalahmengerti 
atau disamaratakan dengan penyakit jantung pada umumnya, padahal kalau kelainan 
parunya ditangani dengan baik maka dengan sendirinya fungsi jantung akan 
kembali baik.

Pilihan penatalaksanaan atau terapi penderita PPOK dibedakan apakah penderita 
dalam kondisi stabil atau sedang mengalami serangan akut. Umumnya penderita 
PPOK sehari-harinya cenderung mengalami gejala-gejala sesak napas, batuk, dan 
produksi dahak yang berlebihan, apabila suatu saat gejala-gejala tersebut 
mengalami perburukan dan bertambah berat ditambah dahak menjadi semakin 
kental dan berwarna kehijauan maka hal itu menunjukkan penderita sedang 
mengalami serangan akut. Penyebab tersering serangan akut PPOK adalah infeksi 
saluran napas di samping sebab-sebab lain. Tergantung pada berat ringannya 
serangan akut, penderita dapat dirawat inap di rumah sakit atau rawat jalan di 
klinik. Tetapi umumnya meliputi pemberian obat-obat pelega saluran napas 
(bronkodilator) untuk mengatasi sesaknya, antibiotik bila ada indikasi infeksi, 
kortikosteroid dan obat pengencer dahak. 

Apabila serangan akut sangat berat penderita terpaksa haus dirawat di ruang 
intensif (ICU) dan terkadang sampai harus menggunakan alat bantu mesin 
pernapasan (ventilator). Pada kondisi stabil terapi terutama ditujukan untuk 
mempertahankan fungsi paru sebak mungkin, meningkatkan kualitas hidup, dan 
mencegah terjadinya serangan akut. Terapi umumnya meliputi edukasi (termasuk 
dorongan untuk stop merokok), pemberian obat-obatan untuk terapi pemeliharaan, 
rehabilitasi medik, dan penggunaan oksigen jangka panjang (bila ada indikasi).

Mengingat bahwa pada penderita PPOK ini kelainan yang sudah terjadi tidak dapat 
lagi diperbaiki dan fungsi paru tidak dapat lagi kembali normal maka upaya 
penatalaksanaan jangka panjangnya adalah untuk mempertahankan fungsi paru dan 
kualitas hidup penderita sebaik mungkin. 

Diet yang kaya protein rendah karbohidrat, cukup minum dan menghindari makanan 
yang meningkatkan produksi gas lambung. Olah raga ringan dengan gerakan-gerakan 
khusus untuk penderita PPOK sesuai dengan tingkat derajat penyakitnya. Apabila 
memungkinkan dapat juga penderita PPOK mengikuti program fisioterapi yang 
dirancang khusus untuk mereka. Dalam program tersebut akan diajarkan 
teknik-teknik untuk bernapas dengan baik karena mereka memang perlu teknik 
bernapas yang khusus untuk membantu mengeluarkan gas CO2 yang terperangkap di 
paru-parunya. Umumnya penderita PPOK mempunyai kadar gas CO2 di atas rata-rata 
nilai normal. Ada beberapa obat-obatan yang cukup aman untuk digunakan terus 
menerus bila memang ada indikasinya (tergantung derajat penyakitnya). 

Obat-obatan ini umumnya berbentuk aerosol, bergantung jenisnya dapat berupa 
inhaler yang disemprotkan ke mulut atau serbuk yang diisap melalui mulut. Ada 
bermacam-macam jenis dan nama obat golongan ini tetapi secara umum dapat 
dikelompokkan menjadi dua, yaitu golongan obat pelega yang hanya digunakan 
apabila mengalami serangan sesak dan golongan obat pemeliharaan yang digunakan 
secara rutin terus-menerus setiap hari. Dokter yang merawat penderita PPOK yang 
akan menentukan jenis obat apa yang diperlukan bagi penderita tersebut. Salah 
satu modalitas yang penting untuk terapi penderita PPOK adalah pemberian terapi 
oksigen jangka panjang. Umumnya untuk penderita PPOK derajat III dan IV terapi 
oksigen ini sangat membantu. 

Sebagaimana pepatah lama di dunia kesehatan "mencegah lebih baik dari 
mengobati" maka bagi masyarakat yang tidak mau menderita penyakit ini langkah 
awal pencegahan terbaik adalah segera stop merokok. Lebih baik tdak pernah 
mencoba merokok. Apabila telanjur punya kebiasaan merokok segera stop merokok, 
semakin muda stop merokok semakin baik. Susahnya upaya edukasi untuk stop 
merokok pada mereka yang masih muda adalah karena mereka hampir tidak merasakan 
pengaruh buruk apa pun dari kebiasaan mereka. Gejala-gejala PPOK memang jarang 
muncul pada usia muda, umumnya setelah usia 55 tahun ke atas. Pengalaman saya 
dengan pasien-pasien PPOK umumnya mengaku menyesal karena punya kebiasaan 
merokok waktu mudanya, tetapi penyesalan seringkali datangnya terlambat. 
Akhirnya, segeralah matikan rokok Anda sebelum rokok itu mematikan Anda.*** 

Penulis, dokter spesialis paru-asma RS Immanuel Bandung.


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Everything you need is one click away.  Make Yahoo! your home page now.
http://us.click.yahoo.com/AHchtC/4FxNAA/yQLSAA/uTGrlB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke