KEMBALINYA “KUASA” MASA LALU ( I ) (Sebuah Esai Tentang Puisi Arif Hidayat: “Mereka Kembali”) “Tinggal Tuhan belum dikuasainya!” (Arif Hidayat, Pengangsaan Barat, 27 November 2005) Apa yang dituliskan oleh Arif Hidayat dalam puisinya, tidak hanya suatu abstraksi “sentimental” dari sebuah alam kegelisahannya, dalam merespons realita keironisan tentang kondisi Indonesia masa kini. Juga bukan hanya sekedar ungkapan sinis dalam membangun ruang kesadaran. Ada suatu nilai yang dihadirkan dalam memaknai realita yang terbangun dalam relasi masyarakat-negara-global, terutama tentang konstelasi kekuasaan itu sendiri. Bahwasannya kekuasaan itu sendiri, seakan mempunyai “jiwa-nya” untuk hadir secara absolut. Walaupun hukum negasi itu merupakan hukum yang berpraksis abadi dan tidak terbantahkan. Dengung reformasi, merupakan suatu eforia yang selalu hadir “meledak-ledak” pada realita kejatuhan rejim atau kekuasaannya, ataupun pada saat sebagian masyarakat lain mengusung kedudukan sebuah rejim—yang pada akhirnya—membentuk suatu “keliaran baru”. Para elit yang “memuntahkan” sampah retorikanya untuk memulai praksis kuasanya. Demikian para kaum tekno-demokratik dan tekno-spiritual yang melacurkan ide dan praksisnya. Lebih tragis, ketika pergantian subyek penguasa tanpa dibarengi oleh sistem yang berparadigma untuk perubahan yang lebih baik. Ini adalah suatu realita sejarah dalam melegitimasi persoalan waktu, yang identik pada perjalanan riil rentang eforia-nya. Realita adalah kebenaran yang tidak terbantahkan. Ketika realita telah berjalan bersama rangkaian kejadiannya, kebenaran depresif dan traumatis, adalah kebenaran mutlak dalam psiko-sosial masyarakat kita, mungkin sebagian besarnya lebih cenderung mengidap sindrom psiko-ambigu dan psikopat. Realita akses dan realita ekses dalam relasi masyarakat-negara-global, adalah suatu “kebenaran” yang tidak terbantahkan dalam merekonstruksi ruang kesadarannya. Terlebih ketika struktur liberalisme perekonomian yang diamini oleh penguasa reformis, walau kemiskinan dan kehancuran ruang sosial semakin kompleks, ternyata Indonesia telah “meludahi” wajahnya sendiri melalui praksis para elit dan kaum sempalannya. Budaya alam berpikir sengkarut, merupakan budaya ambiguitas berpikir masyarakat dibawah kesadaran rasionya. Lalu, masyarakat telah membandingkan realita dengan memori masa lalunya, ketika ruang kebebasan harus dibandingkan dengan ruang produksi masyarakat (ekonomi). Suatu perbandingan “telanjang” dengan menyampuradukkan kontradiksi antar ruang. Karena setiap ruang akan berkontradiksi dengan dayanya, bukan kontradiksi tersebut harus diperbandingkan. Dan bukan suatu persoalan yang perlu diperdebatkan melalui ide, selama kesadaran ruang berpikir masyarakat tersubordinasi oleh propaganda kekuasaan—yang seakan—berdiri absolut diatasnya. Yang menjadi suatu perdebatan tanpa ujung dan berdasarkan ide eksploitasi untuk kepentingan negara-global, adalah ketika kekuasaan mereposisi bentuk idealnya menjadi suatu binatang bermetafora dalam mereproduksi dan mendekonstruksi ruang ekonomi-politik-sosial. Terlebih dari itu, ketika kekuasaan mampu untuk merelasikannya dengan kebebasan alam spiritual yang dipaparkannya melalui praksis-praksis hipokrit. Sama seperti apa yang dimanifestokan oleh imperium global untuk memperluas praksis idenya secara meng-hegemonik, mereproduksi propaganda hitam kepada sebutan “teroris” dalam suatu rekondisional yang prematur. (bersambung) Juni 2006, Leonowens SP
--------------------------------- Talk is cheap. Use Yahoo! Messenger to make PC-to-Phone calls. Great rates starting at 1¢/min. [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> See what's inside the new Yahoo! Groups email. http://us.click.yahoo.com/si.u7A/bOaOAA/Zx0JAA/uTGrlB/TM --------------------------------------------------------------------~-> Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage : http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/