http://www.kompas.com/kompas-cetak/0510/04/utama/2103475.htm

 
Kalla Mengakui bahwa Indonesia Kecolongan 
Peledakan Diduga karena Persaingan Industri Pariwisata



Jakarta, Kompas - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengakui pemerintah telah 
kecolongan atas meledaknya bom di Bali, Sabtu (1/10). Menurut dia, peledakan 
bom itu ada kaitannya dengan ideologi tertentu. Sementara itu, Ketua MPR 
Hidayat Nur Wahid menduga hal tersebut terkait dengan persaingan industri 
pariwisata.

Tentu, kalau kita anggap telah terjadi dua kali, kita (telah) kecolongan. 
Walaupun Bali itu termasuk model terbaik di Indonesia, baik sistem 
pengamanannya maupun peralatannya, ujar Kalla menjawab pers saat ditanya apakah 
pemerintah kecolongan, seusai peringatan Hari Habitat Internasional di 
Cengkareng, Senin (3/10) kemarin.

Namun, lanjut Kalla, Namanya teror, selalu saja mencari celah-celah. Dia tidak 
bisa masuk ke gedung-gedung besar, dia bisa masuk ke tempat-tempat terbuka. Bom 
bunuh diri itu memang paling susah. Di London saja yang ada 15.000 kamera 
pengintai, tetap saja ada ujarnya.

Kalla tidak melihat kaitan peledakan bom ini dengan kenaikan harga BBM dan 
masalah ekonomi nasional. Menurut dia, bom bunuh diri itu sudah direncanakan 
cukup lama.

Dia ada hubungannya dengan ideologi tertentu yang kita harus segera selesaikan, 
kata Kalla menambahkan.

Sampai sekarang kelompok mana yang bertanggung jawab dan memperjuangkan 
ideologinya dengan teror bom bunuh diri, Wakil Presiden belum dapat 
mengatakannya.

Persaingan pariwisata

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Hidayat Nur Wahid menduga peledakan 
bom di Bali terjadi lebih karena persaingan bisnis pariwisata antarnegara. 
Faktanya, dalam tiga bulan terakhir kondisi Bali benar- benar telah pulih 
setelah tiga tahun sebelumnya terjadi ledakan bom. Pulihnya Bali tentu saja 
membuat tidak nyaman nega- ra lain yang juga berniat mengembangkan industri 
pariwisatanya.

Kepada wartawan di Jakarta kemarin Hidayat menyebutkan, peristiwa ledakan 
seperti di Bali semestinya bisa dihindari, karena tempat seperti Bali dan 
Jakarta mestinya menjadi prioritas pengamanan.

Hidayat juga sependapat mengenai perlunya evaluasi sangat serius terhadap 
kinerja Badan Intelijen Negara (BIN). Akan tetapi, kehidupan yang demokratis 
harus tetap terjaga sekalipun kegiatan intelijen berjalan.

Ia tak sependapat, peledakan itu disebut sebagai upaya mengalihkan protes 
terhadap kenaikan harga bahan bakar minyak. Kalau dugaan itu 
dirasionalisasikan, artinya pemerintah dianggap merekayasa peledakan.

Hidayat juga meminta agar kasus bom Bali tidak dikaitkan dengan agama tertentu. 
Jangan-jangan, katanya, justru pelaku peledakan adalah orang ateis yang ingin 
mengadu domba umat beragama. (INU/DIK)


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/uTGrlB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke