Refleksi: Ikan jenis apa ataukah racun apa yang ditaruh agar ikan tidak cepat busuk? [formalin?]
http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/7/5/nusatenggara.html Makan Ikan Beracun------ Tiga Tewas, 34 Dirawat Selong (Suara NTB) - Tiga orang warga Dusun Montong Mas Daya, Desa Lepak, Kecamatan Sakra Timur, Lombok Timur (Lotim), NTB, Senin (4/7) kemarin tewas mengenaskan. Sebanyak 34 orang di antaranya dirawat di Puskesmas setempat dan sebagian lagi dirujuk ke rumah sakit Dr. R. Soedjono Selong. Mereka diduga telah mengkonsumsi ikan yang mengandung racun. Keterangan yang diperoleh Suara NTB di Puskesmas tersebut menyatakan, Inaq Usuf (54), seorang pedagang ikan laut yang telah dimasak, seperti biasanya keliling dari rumah ke rumah untuk memasarkan dagangannya. Sudah sekitar 30 tahun pekerjaan Inaq Usuf ditekuni seperti itu, tidak pernah ada masalah, kata Amaq Sahar (45), seorang langganannya. Namun kemarin naas bagi para pelanggannya, tiga orang tewas berkelojotan dengan mata melotot setelah makan pindang ikan laut yang dijual Inaq Usuf itu. Tiga korban yang tewas tersebut masing-masing Inaq Ahyar (42), Maezatul (2) dan Saadah (25). Baik korban Inaq Ahyar maupun Saadah, menurut tetangganya, sedang ngidam. ''Justru kedua korban mengidamkan pindang ikan laut,'' kata Sahuni, kerabat korban. Sedangkan Maezatul, bocah perempuan itu memang senang makan ikan laut. Rata-rata pelanggan Inaq Usuf senang dengan masakannya, kata penduduk lainnya, sehingga para korban membelinya untuk sarapan pagi. Menurut Kepala Puskesmas Lepak, Dokter Cahya Hendrawan, para korban datang ke Puskesmas dengan keluhan pusing dan perut mual. Tetapi tidak ada korban yang sampai muntah-muntah, katanya. Mereka segera diberikan pertolongan dengan persediaan obat seadanya di Puskesmas. ''Yang mengalami keluhan lebih berat kami rujuk ke rumah sakit,'' katanya. Inaq Usuf, pedagang ikan yang telah dimasak, kemudian segera diamankan oleh polisi. ''Kami mengamankannya untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan,'' kata Kapolres Lotim AKBP Drs. Hudi Suryanto melalui Kapolsek Sakra Iptu Pol. Lalu Suryadi. Bersama dengan Inaq Usuf, beberapa saksi, termasuk nelayan penangkap ikan di laut tersebut juga dimintai keterangan di Polsek. Beragam isu yang beredar di tengah masyarakat menyatakan bahwa pindang ikan yang dijual Inaq Usuf adalah ikan buntek, ikan laut yang memang beracun. Namun mengingat pengalaman Inaq Usuf yang berjualan ikan sejak sekitar 30 tahun silam, tipis kemungkinan baginya untuk menjual ikan beracun itu. Sebagai penduduk kampung yang lugu dan agamais, nyaris tak mungkin kalau si pedagang menjual ikan beracun, kata seorang tokoh masyarakat TGH. Najamuddin. Hal senada juga diungkapkan Kapolsek Lalu Suryadi. Kami sedang melakukan pemeriksaan secara intensif. Tetapi tuduhan belum mengarah kepada unsur kesengajaan, semisal dengan sengaja menjual ikan beracun. Saksi nelayan lainnya juga membantah telah menjual ikan buntek kepada Inaq Usuf tersebut. Tetapi untuk pemeriksaan lebih lanjut, kami masih memerlukan pemeriksaan laboratorium, lanjut Suryadi. Aparat Polsek bersama dengan tim dokter dari Dinas Kesehatan (Dikes) Lotim yang dipimpin Kasi Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), dokter Utun Supria, juga mendatangi dapur rumah Inaq Usuf tempat pengolahan pindang ikan tersebut. Sampai berita ini ditulis, sekitar empat korban masih sekarat, mengalami masa kritis di rumah sakit Selong. (038) [Non-text portions of this message have been removed] Post message: [EMAIL PROTECTED] Subscribe : [EMAIL PROTECTED] Unsubscribe : [EMAIL PROTECTED] List owner : [EMAIL PROTECTED] Homepage : http://proletar.8m.com/ Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/