Refleksi : Sekalipun dibilang pendapatan per capita naik US$ 400,--, tetapi angka ini adalah angka statistik negara. Pada umumnya angka-angka statistik negeri-negeri berkekuasaan kleptokratik dimanipulasi agar tercermin wajah negara nan cantik. Bukankah kalau muka bopeng di-make-up bisa bertambah cantik lagi sexy?
Salah satu indikator yang berbicara dibalik kenaikan pendapatan per capita $ 400, bisa dilihat jumah warganegera NKRI ke Malaysia maupun ke negeri-negeri lain mencari nafkah, sekalipun berupah terendah dibandingkan warga dari negeri-negeri lain. Bukankah di Malaysia warga buruh kasar NKRI diupah terrendah? Sekalipun demikian keadaannya, tetapi ratusan ribu, mungkin sekali juga jutaan orang mau pergi kesana, karena di negeri sendiri sulit sekali untuk memperoleh pekerjaan untuk bisa memberi kehidupan memada. Para muslimah yang sesuai aturan agama, kalau pergi keluar rumah harus dikawal oleh muhirin, pun terpaksa mengabaikan peraturan agama ini, bukan itu saja malah anak-anak di bawah umur dan sang suami pun ditinggalkan untuk pergi ke Malaysia atau negeri lain. Jadi jelas Malaysia lebih kaya dari NKRI, karena orang kalau bukan touris tidak akan pergi ke tanah orang miskin. Dan oleh karena itu disana terdapat ratuasan ribu bahkan jutaan warga NKRI yang bergaji dan berstatus rendah dan juga tidak luput dari berbagi bahaya perlakuan melanggar batas kemanusiaan. Pada prinsipnya orang tidak akan berbondong-bondong meninggalkan tempat kelahiran dan sanak keluarga, apabila tidak dipaksa oleh keadaan. Kalau ekonomi membaik dan pendapatan per capita naik, maka terjadi arus balik, yaitu para buruh migran kembali ke tanah air. Sebaik contoh, bisa dilihat perkembangan di Europa, misalnya buruh migran dari negeri-negeri seperti Polandia yang pergi Inggris atau negeri Euopa Barat lainnya, berbondong-bondong kembali ke negeri mereka pada akhir tahun 2007, karena ekonomi di negeri mereka makin baik dan makin banyak lapangan kerja diciptakan dan gaji dan kondisi kerja pun tidak berbeda jauh. Arus balik tidak terjadi bagi NKRI terkecuali mereka yang diusir karena menjadi buruh illegal. http://www.indonesiamedia.com/2010/12/22/malaysia-atau-indonesia-siapa-paling-makmur/ Malaysia atau Indonesia, Siapa Paling Makmur? Posted on December 22 2010 by Arinto Tri Wibowo, Agus Dwi Darmawan Dalam setahun, pendapatan per kapita penduduk Indonesia naik US$400. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan pendapatan per kapita penduduk Indonesia tahun ini bisa mencapai US$3.000. Pendapatan ini naik dibanding tahun lalu yang hanya US$2.600. Kepala BPS Rusman Heriawan mengatakan, dalam setahun pendapatan per kapita penduduk Indonesia naik US$400, karena terbantu oleh pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan mencapai enam persen tahun ini. "Dengan asumsi realisasi pertumbuhan ekonomi 6,0 persen, pendapatan per kapita US$3.000 bisa sampai," kata Rusman kepada VIVAnews.com di Jakarta. Meski sudah mencapai angka US$3.000, menurut dia, pendapatan per kapita penduduk Indonesia masih lebih rendah dibanding negara tetangga, seperti Malaysia yang sudah di kisaran US$10.000. Menurut Rusman, bila dibandingkan secara relatif di kawasan Asean, pendapatan per kapita tertinggi adalah Brunei Darussalam, sedangkan Indonesia menduduki peringkat kelima. Berikutnya setelah Brunei adalah Singapura, Malaysia, Thailand, Indonesia, Filipina, Vietnam, Laos, Burma, dan Kamboja. "Brunei tertinggi karena hitungan dari PDB (produk domestik bruto) atas jumlah penduduknya sedikit. Sedangkan Indonesia dengan PDB besar, tapi jumlah penduduk juga relatif terbanyak," kata Rusman. Mengacu data World Development Indicators Database yang dirilis Bank Dunia 2009, Malaysia berada di urutan ke-79 dengan PDB per kapita sebesar US$13.740 per tahun, Indonesia tercantum berada di urutan ke-146 dengan US$3.830 per tahun. Artinya, dari porsi kekayaan, penduduk Malaysia yang populasinya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan Indonesia secara rata-rata lebih makmur dari Indonesia. Tapi Rusman mengatakan, penguatan nilai tukar rupiah juga membantu kenaikan pendapatan per kapita Indonesia. "Faktor kedua adalah (pendapatan) per kapita terbantu dengan adanya penguatan nilai tukar rupiah," kata dia. Rusman juga menjelaskan bahwa bila kekuatan ekonomi dibandingkan dari potensi ekonomi, secara keseluruhan kekuatan ekonomi Indonesia jauh lebih besar dari Malaysia. Saat ini, data BPS mencatat, PDB Indonesia cukup tinggi di Asean. Secara resmi angka PDB dan pendapatan per kapita ini nantinya oleh BPS akan diumumkan pada pertengahan Februari 2011. Print PDF This post was submitted by Arinto Tri Wibowo, Agus Dwi Darmawan . [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------------------ Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage : http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/