MEDIA INDONESIA
Selasa, 14 Juni 2005

Orang Tua Kembar Siam Mia-Nia Kesulitan Cari Biaya



JAKARTA (Media): Nurlela, 22, dan suaminya, Mulyadi, 28, orang tua bayi kembar 
siam, Nia dan Mia Ayu Lestari, mengaku masih bingung memikirkan biaya operasi 
maupun perawatan putrinya selama berada di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo 
(RSCM).

Mereka cuma bisa berdoa dan bersyukur atas suksesnya operasi pemisahan anak 
mereka oleh tim dokter RSCM. ''Tapi sampai saat ini kami masih belum tahu harus 
mencari uang ke mana untuk biaya perawatan kedua putri saya?'' ujar Mulyadi 
sambil menggigit kedua bibirnya, kepada wartawan di Jakarta, kemarin.

Bayi kembar siam Nia Ayu Lestari dan Mia Ayu Lestari kini masih menjalani 
perawatan di ruang ICU Pusat Pelayanan Jantung Terpadu, RSCM. Kedua bayi, yang 
lahir pada 22 Maret 2005 lalu itu, mengalami dempet di dada dan perut. Namun, 
pada Sabtu (11/6) lalu, keduanya berhasil dipisahkan lewat operasi selama enam 
jam. Namun, hingga kemarin, kondisi kedua bayi perempuan itu masih belum stabil 
meski Nia sudah mulai membuka mata.

Mulyadi, buruh bangunan, bersama istrinya yang menempati rumah di Jl Tanjung 
Lengkong RT 17/7, Kelurahan Bidara Cina, Cawang, Jakarta Timur, berharap kedua 
putrinya cepat sembuh sehingga bisa segera pindah ke ruang ICU anak. ''Saya 
sangat kangen sama Nia dan Mia,'' tutur Nurlela sambil matanya melihat ke arah 
tempat kedua putrinya di rawat.

Menurut Mulyadi, dirinya sudah mengeluarkan biaya sekitar Rp10 juta selama 
sekitar tiga bulan perawatan kedua putrinya. ''Sejak dilakukan operasi terhadap 
Nia dan Mia hingga saat ini belum ada pengeluaran biaya, saya juga belum tahu 
kenapa. Namun, bila pihak rumah sakit meminta biaya, saya jadi bingung karena 
belum memiliki uang,'' katanya.

Sekretaris Satgas Bayi Kembar RSCM, dr Harry Purwanto, dan anggota Tim Bedah 
Bayi Khusus, dr Soedjatmiko mengatakan setelah kondisinya stabil Nia dan Mia 
akan segera dipindahkan ruang ICU anak. ''Di ruang ICU anak untuk perbaikan 
sambil menunggu operasi yang kedua,'' jelas Harry.

Pada bagian lain, Polda Metro Jaya segera memanggil pihak Dinas Kesehatan 
(Dinkes) Kota Depok sehubungan dengan tewasnya Nabila, bayi berusia 9 bulan 
yang diduga akibat vaksinasi polio di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Matahari 
I, Kampung Sidamukti, Sukmajaya, selasa (31/5) lalu.

Nabila tewas setelah menjalani opname di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) 
Cibinong, pada Senin (6/6) pukul 15.00 WIB. ''Kita akan memanggil pihak Dinas 
Kesehatan Kota Depok untuk dimintai keterangannya terkait meninggalnya Nabila 
yang diduga tewas akibat vaksinasi polio. Kita juga akan memanggil petugas 
posyandu yang memvaksinasi Nabila,'' kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes 
Tjiptono usai menghadiri Apel besar Kaposkamling dan Pokdar Kantibmas di 
halaman Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Depok, kemarin. (Sur/KG/H-4)

    

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
In low income neighborhoods, 84% do not own computers.
At Network for Good, help bridge the Digital Divide!
http://us.click.yahoo.com/S.QlOD/3MnJAA/Zx0JAA/uTGrlB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke