ini posting PAREWA PAREWA...

http://groups.yahoo.com/group/proletar/message/173595

Dia menipu dengan menaruh nama saya di posting yang TIDAK pernah saya
tulis.

Bangsat bukan?

Bajingan bukan?

Manusia bertabiat nista bukan?

Betul-betul manusia sedeng.


--- In proletar@yahoogroups.com, PAREWA PAREWA <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


[EMAIL PROTECTED]

From:

"Jusfiq Hadjar" <[EMAIL PROTECTED]>   Add to Address Book   Add
Mobile Alert 
Yahoo! DomainKeys has confirmed that this message was sent by
yahoogroups.com. Learn more

Date:

Fri, 30 Sep 2005 19:05:21 +0000

Subject:

Re: [apakabar] Jufiq: Kristen keji, ganas, biadab

 

Jusfiq Hajar wrote: 

 

Orang Kristen kudu biasa disodori dan menatap kenyataan - dan saya
   tidak akan bosan mengulang ini - yaitu : ajaran Kristen itu sungguh
   buas, kejam, keji, biadab lagi ganas. 

   Ada perintah untuk memerangi orang kafir, artinya perintah untuk
   saling berbunuhan, ada perintah untuk memotong tangan pencuri, ada
   perintah bagi suami untuk memukul istri yang bandel... 

    Perintah ini sungguh biadab. 

    Perintah ini sungguh kejam. 

    Perintah ini sungguh keji. 

    Perintah ini sungguh ganas. 

   Perintah ini sungguh biadab. 

    (Dan masih banyak contoh lain..). 

   Tidak semua ajaran Kristen itu buas, kejam, keji, biadab lagi ganas.

   Tapi ini tidak mengubah kenyataan bahwa ajaran Kristen itu buas,
   kejam, keji, biadab lagi ganas.  

   Dan untuk memanusiawikan ajaran Kristen itu hanya ada satu cara: 

   menyatakan ajaran buas, kejam, keji, biadab lagi ganas sebagaimana
   adanya yaitu   buas, kejam, keji, biadab lagi ganas! 

   Jadi ajaran buas, kejam, keji, biadab lagi ganas harus
   dicampakkan jauh-jauh. 

   Dan saya ulang: mengatakan ajaran Kristen itu tidak mengenal
   kekerasan seperti yang dikatkan beberapa peserta mailinglist ini
   adalah dusta. 

  
   Kebuasan, kekejaman, kekejian, kebiadaban dan  keganasan kudu
   ditolak... 

   Titik. 

   Dan kalau Yesus membenarkan  kebuasan, kekejaman, kekejian,
   kebiadaban dan  keganasan maka kita kudu berani berkata bahwa
   Yesus itu sungguh buas, kejam, keji, biadab dan  ganas. 

   Dan kudu disanggah. 

   Dan saya berkata lebih jauh: seperti entah sudah berapa kali saya
   repost disini (
  

   Pahit kedengarannnya? 

   Tapi begitulah kenyataan.


PAREWA PAREWA <[EMAIL PROTECTED]> menulis:

PAREWA PAREWA <[EMAIL PROTECTED]> menulis:HOAHAHAHAHAHHA AHAHAHAHAHAHA

Kalua juo waan akhirnya Jusfiq.  Hoahahahaooaha.  Satu lagi rahasia si
Jusfiq: Dia ini Bapak biologis dari misionaris kristen yang
mengaku-ngaku sebagai adiknya Buya Hamka tahun lalu di Padang.  

Jadi harap pemirsa tidak tertipu dengan nama dan gelar Setannya, yang
ngaku-ngaku Islam Mutazilah.  Dia ini aslinya misionaris Kristen yang
dibiayai belajar dan tinggal di Padang.  Jadi fasih dia bahasa Minang.
 Rantau.net sudah ketipu menyangka si Jusfiq orang Minang.  Makanya
jangan percaya simbol primordial.  Orang ini pula yang menyiarkan
radio misi kristen berbahasa Minang dari Leiden. Duitnya mak besar.  

HOAOAOAOAO Rahasia berikutnya menyusul. 


Jusfiq Hadjar <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
    Ya, itulah yang saya hargai dari budaya katolik: mereka punya
    kebiasaan bersedia mengakui kesalahan. 

    Mendiang Paus John Paul  telah mengakui dan minta ampun
    (forgiveness) atas kesalahan yang telah dilakukan oleh gereja
    katolik selama 2000 tahun yang lalu... 


===============> 
> 
> --- In proletar@yahoogroups.com, rezameutia <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> > kenapa organisasi katolik tidak pernah meminta maaf
> > atas pembantaian ratusan ribu pki tahun 65?  menurut
> > sejarah, adalah pastor van beek (?) yang berperan
> > besar dan mendalangi pemnbantaian pki di indonesia.
> > 
> > kenapa tahta suci tidak meminta maaf atas dukungannya
> > kepada nazi dalam pembantaian 6 juta yahudi?
> > 
> > ngakunya agama kasih, kelakuannya lucifer.
> > 
> > 
> > 
> > ===================================================
> > 
> > 
> > 
> > * SOAL PEMBUNUHAN PASCA G30S: NU LEBIH JUJUR DARI
> > KATOLIK
> > 
> > Intro: Dalam acara dialog interaktif Secangkir Kopi
> > yang disiarkan TVRI tanggal 14 Maret tahun 2000,
> > presiden Kyai Haji Abdurrahman Wahid menyatakan sejak
> > menjabat ketua PBNU dirinya sudah meminta maaf kepada
> > para korban pembunuhan pasca peristiwa G30S. "Saya
> > sudah meminta maaf atas segala pembunuhan yang terjadi
> > terhadap orang-orang yang dikatakan 
> > sebagai komunis," kata Gus Dur waktu itu. Sejak ucapan
> > itu tabir tabu yang meliputi PKI serta peristiwa G30S
> > seperti terkoyak. Semua orang bisa 
> > berbicara bebas tentang peristiwa bersejarah 40 tahun
> > silam yang mengubah perjalanan bangsa Indonesia,
> > termasuk korban-korbannya. Ucapan ini adalah juga
> > rintisan menuju rujuk nasional dengan NU sebagai
> > pelopornya, walau pun organisasi massa Islam terbesar
> > ini masih saja terbelah soal peran mereka waktu itu.
> > Indonesianis kawakan profesor Benedict Anderson 
> > yang seperempat abad lebih dilarang masuk Indonesia
> > gara-gara pendapatnya soal G30S, menyambut baik upaya
> > NU. Tapi pakar Indonesia dari Cornell University ini
> > juga mendesak supaya organisasi-organisasi lain
> > terbuka dan jujur dalam peran mereka pada pembunuhan
> > massal pasca G30S. Berikut profesor Ben Anderson
> > kepada Radio Nederland.
> > 
> > 
> > Benedict Anderson [BA]: Yang paling menarik adalah
> > perubahan justru di kalangan NU. Karena diketahui pada
> > waktu tahun 1965, justru orang-orang Ansor menjadi
> > pembantu yang sangat penting untuk tentara dalam hal
> > menghancurkan PKI, khususnya di daerah pedalaman, di
> > Jawa Timur, Jawa Tengah. Karena di kalangan anak muda
> > intelektual justru mereka ingin 
> > mengetahui apa yang terjadi. Mereka membantu usaha Ibu
> > Sulami untuk menelusuri jumlah orang kiri yang
> > terbunuh di beberapa daerah. Dan mereka mulai bikin
> > rekonsiliasi atau hati ke hati antara orang Gerwani
> > dan orang-orang dari ormas NU, khusus untuk wanita.
> > 
> > Ini sangat bagus, walau pun mereka harus menghadapi
> > fakta bahwa di antara keluarga mereka sendiri ada yang
> > menjadi algojo. Dan rupanya mereka bersiap untuk itu.
> > Jadi mereka tidak mati-matian membela apa yang 
> > terjadi sebelumnya. Ini berarti bahwa sebagian penting
> > dalam masyarakat Indonesia, justru fihak yang di
> > angkatan tuanya sangat aktif dalam masyarakat ini,
> > berubah pikirannya. Kami belum lihat usaha yang
> > sedemikian dari fihak Katolik, Protestan,
> > Muhammadiyah. Tapi Insya Allah itu akan berlangsung
> > pada tahun yang akan dateng.
> > 
> > Kita harus ingat bahwa orang-orang yang sudah ambil
> > posisi, yang sudah lama menyokong Soeharto
> > mati-matian, seperti Kompas, Jacob Oetama dan
> > sebagainya, walau pun mungkin dalam hati kecilnya
> > mereka mengaku bahwa apa yang terjadi tahun 1965
> > adalah satu manipulasi yang jahat, toh mereka tidak
> > akan meninggalkan pendirian mereka di depan umum.
> > Karena mereka sudah punya andil dalam proyek yang
> > besar. Dalam proyek orde baru. Sampai sekarang. 
> > 
> > Ini sering terjadi dalam politik. Bahwa orang-orang
> > yang sebenarnya dalam hati kecilnya enggak yakin, tapi
> > demi temennya, demi anu, namanya, demi ini, demi itu,
> > demi untungnya; masih ngotot dengan pendapat yang
> > sebenarnya mereka sudah tahu bahwa ini tidak benar.
> > 
> > Kita tahu bahwa sebagian penting dari dana keuangan
> > untuk Soeharto pada masa-masa kritis yang pertama,
> > sebagian datang dari, ini yang bagian dalam negeri,
> > bukan bantuan dari luar negeri, tapi dari dalam negeri
> > sebagian besar datang dari Pertamina dan sebagian
> > besar lagi datang dari Menteri Perkebunan Agraria,
> > tokoh Flores yang kita semua tahu, Frans 
> > Seda. Ini kan menteri pemerintahan Soekarno, yang
> > diangkat oleh Soekarno dan dia harus setia kepada
> > Soekarno. Tapi justru sebaliknya. Diam-diam dia colong
> > duit dari departemennya untuk dikasih kepada orang
> > yang mendongkel Bung Karno.
> > 
> > Yang kedua itu sudah diketahui bahwa orang-orang yang
> > sangat penting dalam mendirikan Opsus, CSIS dan
> > sebagainya. Dua orang yang paling penting di situ,
> > tidak semuanya orang-orang Katolik, tetapi sebagian
> > ada. Itulah Liem Bian Kie dan adiknya dan juga Harry
> > Tjan Silalahi. Ini semua juga mengambil peranan yang
> > cukup jahat dalam masalah Timtim. Mereka menjadi
> > penasehat dan operator agennya Ali Moertopo dalam
> > berusaha mendongkel pemerintah Timtim merdeka pada
> > tahun 1975.
> > 
> > Nah ini, sampai sekarang Kompas tidak pernah mau terus
> > terang tentang peranan yang penting dari orang-orang
> > Katolik ini. Semua ditutup dengan kata-kata halus. Ya,
> > stylenya Kompas, bisa diketahui dengan istilah yang
> > kita semua sudah kenal. Seperti, "Ya, saya dari dulu
> > memang anti. Saya memang dari dulu itu kritis. Saya
> > memang dari dulu tidak setuju." 
> > Tapi ini semacam hipokrisi yang kalau mereka
> > betul-betul kritis, betul-betul anti, ndak mungkin
> > mereka bukan saja survive, tapi menjadi satu
> > konglomerat yang maha besar, yang masih mencekik dunia
> > penjualan buku.
> > 
> > Jadi dalam hal ini, NU jauh lebih jujur dari Katolik.
> > Ini tidak berarti bahwa tidak ada cukup banyak romo
> > yang bagus, yang mengunjungi tapol dan berusaha untuk
> > membantu mereka. Jadi, maksud saya bukan untuk mencaci
> > maki kaum Katolik pada umumnya. Tapi harus diakui
> > bahwa kaum Katolik pada umumnya masih menjadi satu
> > minoritas yang tidak berani mencuci celana kolornya di
> > pekarangan depan. Dalam hal ini sikap mereka,
> > dibandingkan dengan sikapnya NU, tidak bisa dipuji.
> > 
> > Radio Nederland [RN]: Kalau NU itu ada pemuda Ansor
> > yang melakukan pembunuhan itu, membantu tentara.
> > Apakah pelaku-pelaku itu juga ada dari kalangan
> > Katolik, Protestan dan Mohammadiyah, menurut anda?
> > 
> > BA: Harus diakui bahwa sebagian besar pembunuhan
> > terjadi di pedesaan. Bukan di kota. Jadi kalau waktu
> > itu kamu jadi PKI kelas teri, kamu akan lebih aman,
> > lebih mungkin survive, kalau di kota. Dan ini memang
> > NU kuat di desa, sedangkan pada umumnya Muhammadiyah,
> > paling sedikit di Jawa, lebih kuat di kota. Katolik
> > juga begitu, Protestan juga.
> > 
> > Tapi sampai sekarang, umpamanya, tidak pernah ada
> > penelitian terhadap apa yang terjadi di daerah yang
> > jelas Katolik seperti Flores.  Apa yang terjadi di
> > sana? Saya belum pernah melihat laporan tentang ini.
> > Jelas itu tidak dilakukan oleh Kompas cs.
> > 
> > Kita tahu bahwa di Bali yang membunuh justru bukan
> > orang Islam, tapi orang Hindu. Dan mungkin lebih sadis
> > daripada yang terjadi di Jawa. Kita tahu bahwa
> > pembunuhan yang paling komplit di mana dipastikan
> > semua anggota komunis dibunuh, justru terjadi di Aceh,
> > yang pada waktu itu secara politik berafiliasi dengan
> > Muhammadiyah.
> > 
> > Jadi boleh dikatakan tidak ada partai atau golongan
> > yang tidak ada tanggung jawabnya. Kalau bukan di
> > lapangan atau di desa, tapi sebagai otak. 
> > Di bagian intel, cukup banyak Protestan Batak di
> > intel-intel pada waktu itu. Atau di kalangan
> > intelektual yang menjual diri supaya bisa dapet 
> > posisi yang bagus di orde baru awal, mengharapkan
> > kedudukan seperti itu.  So, orang-orang yang tidak
> > kena itu sedikit sekali.
> > 
> > Maka dari itu saya merasa harus angkat topi kepada NU
> > dalam hal ini.  Karena mereka udah kasih contoh yang
> > bagus. Insya Allah yang lain-lainnya akan mawas diri
> > dan memikirkannya. Insya Allah, tapi saya memang tidak
> > banyak harapan dalam hal ini.
> > 
> > 
> > 
> > Demikian profesor Benedict Anderson Indonesianis
> > senior dari Cornell University, Amerika Serikat.
> > 
> > 
> > 
> > ======================================================
> > 
> > 
> >             
> > __________________________________ 
> > Yahoo! Mail - PC Magazine Editors' Choice 2005 
> > http://mail.yahoo.com
> 
> 
> 
> 
> 
> Post message: [EMAIL PROTECTED]
> Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
> Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
> List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
> Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
> Yahoo! Groups Links
> 
> 
> 
>  
> 
> 
> 




visit our sponsor: http://www.kecapi.net - online news community
promote freedom of press 



SPONSORED LINKS 
Party supplies Party favors Conservative politics American government
and politics 

---------------------------------
YAHOO! GROUPS LINKS 


    Visit your group "partai-keadilan" on the web.
  
    To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]
  
    Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 


---------------------------------



            
---------------------------------
Apakah Anda Yahoo!?
Sekarang dengan penyimpanan 1GB
http://id.mail.yahoo.com/

[Non-text portions of this message have been removed]



visit our sponsor: http://www.kecapi.net - online news community
promote freedom of press 



---------------------------------
YAHOO! GROUPS LINKS 


    Visit your group "partai-keadilan" on the web.
  
    To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]
  
    Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 


---------------------------------




            
---------------------------------
Apakah Anda Yahoo!?
Sekarang dengan penyimpanan 1GB
http://id.mail.yahoo.com/

[Non-text portions of this message have been removed]



visit our sponsor: http://www.kecapi.net - online news community
promote freedom of press 



---------------------------------
YAHOO! GROUPS LINKS 


    Visit your group "partai-keadilan" on the web.
  
    To unsubscribe from this group, send an email to:
 [EMAIL PROTECTED]
  
    Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 


---------------------------------




                
---------------------------------
Apakah Anda Yahoo!?
Sekarang dengan penyimpanan 1GB
http://id.mail.yahoo.com/

[Non-text portions of this message have been removed]

--- End forwarded message ---




Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Reply via email to