Layanan www.pkpi.co.cc :
7 Pembela Proklamasi 17 Agustus 1945 [12 Oktober 1945] Kompas 31 Desember 2008 memberitakan sisa dana pemerintah Rp 60T, pertanda terjadi perlambatan gerak pembangunan oleh pemerintah, dan Indonesia Berpeluang dalam Krisis [ASEAN and the Global Recession, Jakarta 30 Desember 2008], sementara itu buka buku 2009 juga ditandai dengan a.l. dugaan potensi GolPut membesar sehingga dapat berdampak degeneratif bagi hajatan demokrasi berjudul PEMILU 2009. Kegamangan yang muncul sesungguhnya dapat diantisipasi dengan semangat juang para anak bangsa itu sendiri untuk berperanserta menentukan arah nasib berbangsa dan bernegara. Contoh semangat gerakan rakyat berjuang substansial proaktif adalah seperti paparan dan tayangan Yayasan 10 Nopember 1945 tentang Bung Tomo, Pahlawan Nasional, pada tanggal 3 Januari 2009 bertempat di Gedung Joang 45, Jl. Menteng Raya 31, Jakarta Pusat 10340. Memang beberapa peristiwa pasca Proklamasi 17 Agustus 1945 berunjuk kerja pembelaan rakyat seperti Rapat Raksasa IKADA 19 September 1945, Jakarta, namun Deklarasi 7 Patriot Rakyat Surabaya pada tanggal 12 Oktober 1945 bertempat di Jl. Biliton No. 7 Surabaya dapat dikatakan sebagai sikap kesiagaan struktural oleh, dari dan untuk rakyat menghadapi ancaman berbangsa dan bernegara, dalam konteks masa itu adalah serbuan pasukan asing, yang kemudian terbukti berujung peristiwa agresi tentara sekutu ke Surabaya tahap-I (25 28 Oktober 1945) dan tahap-II (10 Nopember 1945 sampai akhir Nopember 1945). Oleh karena itulah, kedudukan sejarah dokumen pengumuman di Suara Rakyat Surabaya 13 Oktober 1945 [ISBN 979-104-413-4] adalah sungguh patut dikenang, yakni : PIMPINAN PEMBERONTAKAN RAKYAT INDONESIA, Perjuangan diplomasi pemerintah Republik Indonesia, para pemimpin, dan badan resmi menghadapi Serikat, wajib disokong oleh rakyat. Sampai saat ini, rakyat telah menunjukkan semangat perjuangannya melaksanakan kedaulatan Republik Indonesia. NICA dan siapa pun juga, yang hendak menyinggung kedaulatan Republik Indonesia pada waktu perjuangan diplomasi sedang dilakukan akan dihajar oleh rakyat jelata Indonesia. Untuk memperkokoh semangat rakyat yang kini bersifat ekstremistis itu, pada tanggal 12 Oktober yang baru lalu, aras persetujuan pemimpin rakyat jelata (sopir becak, kusir, penjual makanan, pemuda kampong yang berani mati, dan lain-lain) telah terbentuk Pimpinan Pemberontakan Rakyat Indonesia. Anggota-anggotanya : 1. Sutomo (sekarang tidak bekerja di Antara dan bukan anggota badan yang resmi), 2. Sumarno (yang telah melawan secara terang-terangan imperialisme Jepang dalam tindakannya yang sewenang-wenang terhadap pegawai onderneming), 3. Asmanu (bekas anggota pengurus Gerindo dan yang telah memberi komando penyerbuan kepada rakyat untuk merobek-robek bendera imperialis Belanda di Hotel Yamato yang baru lalu), 4. Abdullah ( pemberontak di kapal Zeven Provincien), 5. Asmiadji (semua arek bingkil Surabaya tentu sudah mengenalnya), 6. Sujarwo (bekas anggota Gerindo yang telah bertempur dan menandatangani penyerahan Jepang yang hendak mengacaukan keamanan di Pandaan), 7. Suluh Hangsono (pelajar Sekolah Dokter Tinggi bagian gigi). Dibantu oleh pemimpin sopir becak, orang tua yang berilmu gaib, dan lain-lain. Badan ini merupakan badan ekstrem yang bersama-sama rakyat jelata akan menimbulkan pemberontakan, akan mengalirkan darah, bila kedaulatan Republik tersinggung atau bila kehormatan para pemimpin yang sedang menjalankan diplomasi terancam. Pasukan penggempur ekstremm ini tidak sudi berunding dengan siapa pun juga kalau mereka sedang berontak, selain dengan pemimpin pemerintah Republik Indonesia atau badan-badan kebangsaan yang ditunjuk olehnya. Mereka pun mempunyai revolutje-zender, Radio Pemberontakan yang mulai melayang di udara malam nanti jam 7.30. Gelombangnya tidak dapat ditentukan. Sikap siaga struktural ini tidak terlepas dari pembicaraan bung Tomo pada awal Oktober 1945 di Jakarta dengan pimpinan Republik Indonesia, a.l. realisasi anjuran Menteri Penerangan Republik Indonesia yang tidak keberatan didirikannya sebuah pemancar radio yang dapat menunjukkan kepada dunia international akan adanya rakyat Indonesia yang akan memberontak jika kemerdekaan negaranya tidak diakui, misalnya diberi nama Voice of the Indonesian Revolt (Suara Revolusi Indonesia). Salah satu peranan strategik Radio Pemberontak ini adalah siaran pidato bung Tomo jelang pertempuran 10 Nopember 1945, yaitu : Bismillahirrahmanirrahim..... Merdeka !!! Saudara-saudara rakyat jelata di seluruh Indonesia, terutama, saudara-saudara penduduk Kota Surabaya. Kita semuanja telah mengetahui bahwa hari ini tentara Inggris telah menyebarkan pamflet-pamflet yang memberikan suatu ancaman kepada kita semua. Kita diwajibkan untuk dalam waktu yang mereka tentukan, menyerahkan senjata-senjata yang kita rebut dari tentara Jepang. Mereka telah minta supaya kita datang pada mereka itu dengan mengangkat tangan. Mereka telah minta supaya kita semua datang kepada mereka itu dengan membawa bendera putih tanda menyerah kepada mereka. Saudara-saudara, Didalam pertempuran-pertempuran yang lampau, kita sekalian telah menunjukkan bahwa rakyat Indonesia di Surabaya, pemuda-pemuda yang berasal dari Maluku, pemuda-pemuda yang berasal dari Sulawesi, pemuda-pemuda yang berasal dari Pulau Bali, pemuda-pemuda yang berasal dari Kalimantan, pemuda-pemuda dari seluruh Sumatra, pemuda Aceh, pemuda Tapanuli, dan seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaja ini, didalam pasukan-pasukan mereka masing-masing dengan pasukan-pasukan rakyat yang dibentuk di kampung-kampung, telah menunjukkan satu pertahanan yang tidak bisa dijebol, telah menunjukkan satu kekuatan sehingga mereka itu terjepit dimana-mana. Hanya karena taktik yang licik daripada mereka itu, saudara-saudara, dengan mendatangkan presiden dan pemimpin-pemimpin lainnya ke Surabaya ini, maka kita tunduk untuk menghentikan pertempuran. Tetapi pada masa itu mereka telah memperkuat diri, dan setelah kuat sekarang inilah keadaannya. Saudara-saudara, kita semuanya, kita bangsa Indonesia yang ada di Surabaya ini akan menerima tantangan tentara Inggris ini. Dan kalau pimpinan tentara Inggris yang ada di Surabaya ingin mendengarkan jawaban rakyat Indonesia, ingin mendengarkan jawaban seluruh pemuda Indonesia yang ada di Surabaya ini. Dengarkanlah ini hai tentara Inggris, ini jawaban rakyat Surabaya., ini jawaban pemoeda Indonesia kepada kau sekalian. Hai tentara Inggris, kau menghendaki bahwa kita ini akan membawa bendera putih takluk kepadamu, menyuruh kita mengangkat tangan dating kepadamu, kau menyuruh kita membawa senjata-senjata yang kita rampas dari Jepang untuk diserahkan kepadamu. Runtutan itu walaupun kita tahu bahwa kau sekalian akan mengancam kita untuk menggempur kita dengan seluruh kekuatan yang ada, tetapi inilah jawaban kita : Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih menjadi merah & putih, maka selama itu tidak akan kita mau menyerah kepada siapapun juga. Saudara-saudara rakyat Surabaya, siaplah keadaan genting tetapi saya peringatkan sekali lagi, jangan mulai menembak, baru kalau kita ditembak, maka kita akan ganti menyerang mereka itu. Kita tunjukkan bahwa kita adalah benar-benar orang yang ingin merdeka. Dan untuk kita, saudara-saudara, lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka. Semboyan kita tetap : MERDEKA atau MATI. Dan kita yakin, saudara-saudara pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita, sebab Allah selalu berada di pihak yang benar, percayalah saudara-saudara, Tuhan akan melindungi kita sekalian. Allahu Akbar..! Allahu Akbar..! Allahu Akbar...! MERDEKA !! Oleh karena itulah, dalam konteks kekinian, berperanserta dalam PEMILU 2009, sebagai bagian penting hajatan demokrasi berbangsa dan bernegara, adalah juga unjuk kerja cinta tanah air dan pertanda sikap kebangsaan yang kuat, menuju Indonesia Digdaya 2045. Semoga dengan tindak peranserta pada PEMILU 2009 itu maka pemberdayaan keadilan berdemokrasi atau demokrasi berkeadilan dan pelaksanaan 7 Agenda Ekonomi Pemerintah 2009 tentang Resiko Pengangguran, Inflasi, Sektor Riil, Daya Beli, Kemiskinan, Ketahanan Pangan & Energi, Pertumbuhan Ekonomi [Tajuk Rencana Kompas, 3 Januari 2009] dapat berujung sikap persatuan dan kesatuan bangsa, sehingga tahun 2009 dapat ditandai khalayak termasuk masyarakat dunia sebagai tahun Keadilan demi Persatuan Indonesia. Jakarta, 3 Januari 2008 DR Ir Pandji R. Hadinoto, MH / www.cendekia45.co.cc / HP : 0817 983 4545 [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------------------ Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage : http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:proletar-dig...@yahoogroups.com mailto:proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/