http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=146084


 Pancasila Dieliminasi
Syarwan Hamid
Mantan Mendagri 


Jumat, 9 Juni 2006
Bangsa Indonesia mendekati usia 63 tahun sebagai negara yang merdeka. Selama 
ini secara formal Pancasila senantiasa melekat sebagai dasar negara Indonesia. 

Namun secara aktual dari waktu ke waktu dirasakan bahwa implementasi nilai 
dasar bangsa itu mengalami pasang surut. Bahkan suatu ketika "pengakuan" 
terhadap Pancasila sebagai ideologi negara pun melemah. Pernah ada pihak yang 
mendegradasi Pancasila sekadar sebagai alat pemersatu bangsa. 

Pada zaman reformasi ini nilai-nilai Pancasila yang pada masa sebelumnya 
dijabarkan dalam Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) terkesan 
dieliminasi. Semangat reformasi yang menggebu-gebu telah mengamandemen UUD 1945 
sedemikian rupa, yang oleh banyak pihak dinilai telah kebablasan. 

Mereka khawatir UUD 1945 yang baru banyak yang lepas kontak dari nilai-nilai 
dasar Pancasila. Dalam diri bangsa Indonesia dewasa ini secara formal hampir 
seperti "kosong nilai-nilai dasar". Nilai-nilai lama dilepas, sementara nilai 
implementasi Pancasila yang baru belum jelas. 

Apakah sedemikian naifnya tokoh-tokoh/para ahli yang merumuskan P4 di masa 
lalu, sehingga tidak ada kearifan dan kebenaran dalam P4 itu (yang juga 
disahkan oleh MPR kala itu) yang bisa diteruskan. 

Haruskah bangsa ini terus dihukum oleh akibat dari dendam masa lalu. Setiap 
kali sepertinya bangsa ini hendak mulai dari awal lagi. 

Alangkah bahayanya, jika kita bereksperimen dengan nilai-nilai dasar bangsa. 
Jika nilai dasarnya kabur, tidak jelas, pasti turunan nilainya akan berisiko 
tidak jelas. Layaknya sebuah pohon, penjelasan tentang daun, ranting, cabang, 
dan batang akan menjadi rancu, jika definisi tentang akar pohon itu tidak 
jelas, tidak disepakati. 

Karenanya tidaklah aneh jika dewasa ini masih ada perdebatan dan atau keraguan 
terhadap praktik kenegaraan (baca: sistem) kita. Bagaimana kita mengukur apakah 
dewasa ini yang dianut sistem presidensiil atau parlementer. Benarkah praktik 
demokrasi yang dikembangkan setelah reformasi, diukur dari nilai dasar 
Pancasila? 

Bagaimana pula dengan sikap politik yang menempatkan diri sebagai oposan yang 
permanen. Banyak contoh-contoh di berbagai bidang kehidupan yang dapat 
ditampilkan (ekonomi pasar bebas, sistem hankam yang tidak efektif, dan 
sebagainya). 

Jika kondisi yang sekadar mewacanakan nilai-nilai dasar tersebut dilanjutkan, 
maka bangsa ini akan terjerumus dan bisa tenggelam dalam konflik berkepanjangan 
di tengah-tengah sulitnya keadaan hampir di semua bidang kehidupan. Mestilah 
ada kearifan, keberanian dan leadership yang kuat untuk memprakarsai menangani 
dan menyelesaikan (mengkonsensuskan) simpul masalah bangsa yang besar dan utama 
ini.*** 

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get to your groups with one click. Know instantly when new email arrives
http://us.click.yahoo.com/.7bhrC/MGxNAA/yQLSAA/uTGrlB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Kirim email ke