SUARA KARYA

     
         Eksklusif
                  Paskah dan Sri Mulyani Berseberang Arah 


                  Senin, 26 Desember 2005
                  JAKARTA (Suara Karya): Kepala Bappenas Paskah Suzetta 
mengajukan usulan kepada Presiden SBY untuk mengurangi utang Indonesia tahun 
depan, namun rencana ini ditentang oleh Menkeu Sri Mulyani yang awal bulan lalu 
baru mencairkan utang baru. 

                  Akibat dari kebijakan yang dikeluarkan oleh Menkeu itu, 
tampaknya beban pembayaran utang nasional dalam APBN akan makin membengkak dan 
tidak mampu untuk menekan laju inflasi yang sudah mendekati level 20 persen 
sampai akhir tahun ini. 

                  Sumber Suara Karya di Bappenas mengungkapkan bahwa utang 
Indonesia saat ini sudah mencapai Rp 1.282 triliun dengan rincian Rp 658 
triliun untuk utang dalam negeri dan Rp 624 triliun utang luar negeri. Dengan 
kata lain, utang Indonesia sudah menggerogoti 49 persen pendapatan nasional 
kotor (GDP). 

                  "Pendapatan kotor saja hanya Rp 2.898 triliun, jadi 49 persen 
dari pendapatan itu dipotong untuk bayar utang. Kalau ditambah utang lagi, mana 
cukup untuk membiayai pelaksanaan negara dan pemerintahan," kata sumber tadi. 

                  Dia melanjutkan, sejak krismon Indonesia hanya mampu membayar 
beban cicilan bunga utang tanpa pernah mampu untuk mencicil pokok utang, 
sementara utang itu terus bergulir dan makin membengkak tiap tahunnya. 
"Bebannya saja sudah mencapai Rp 97 triliun per tahun," kata sumber tadi. 

                  Dalam kesempatan terpisah, Kepala Bappenas yang dihubungi 
Suara Karya menyatakan tidak ada jalan lain bagi Indonesia selain menghentikan 
utang bila ingin dapat melaksanakan pembangunan. "Kita harus menegosiasikan 
kembali beban utang itu, bahkan tidak ada salahnya apabila pemerintah minta 
penghapusan utang," kata Paskah dalam beberapa kali kesempatan. 

                  Menurut dia, pemutihan atau penghapusan itu dapat dilakukan 
terhadap utang lama (yang terjadi pada era 1980-an) atau yang sudah hampir 
lunas. "Hal ini dimaksudkan untuk memperbaiki kondisi keuangan negara," 
katanya. 

                  Maksud baik Paskah ini tampaknya tidak berjalan mulus, Menkeu 
Sri Mulyani dan jajarannya di Depkeu sepertinya sudah pasang kuda-kuda untuk 
menolak usulan Kepala Bappenas yang baru itu kepada Presiden. "Mengenai 
rescheduling atau reprofiling nanti akan saya jelaskan, tunggu saja waktunya,' 
kata Menkeu lewat pesan singkat. 

                  Sementara itu, Dirjen Perbendaharaan Negara, Mulia Nasution 
berpendapat, rencana Kepala Bappenas itu harus dilakukan sangat hati-hati. 
(Kentos) 
           
     


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Know an art & music fan? Make a donation in their honor this holiday season!
http://us.click.yahoo.com/.6dcNC/.VHMAA/Zx0JAA/uTGrlB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke