Pemilu dan Pilkada sedikit demi sedikit membuat banyak calon dari beragam
latar belakang untuk maju mencalonkan diri, dan semua bisa dibilang dengan
tujuan yang membumi, ada yang maju untuk menjadi anggota Legislatif tingkat
II ( Kotamadya/Kabupaten ), ada yang mencalonkan diri untuk menjadi
Walikota/Bupati.
Semua calon tersebut ada yang melalui partai Politik, ada pula yang melalui
jalur Independen.
Dari yang berlatar belakang musik/Pengamen jalanan, Paranormal sd artis yang
memang sedang menjadi primadona.
Semua dengan motivasi yang sama, dimana untuk mencalonkan diri menjadi
anggota Legislatif demi membela kelompoknya, ada juga membela Partai dan
tidak sedikit demi kepentingan Masyarakat.

Seorang Gendeng Pamungkas mencalonkan diri untuk menjadi Walikota Bogor,
demikian juga dengan seorang Guru SMP yang juga mencalonkan diri untuk
menjadi Walikota Bogor.
Sungguh sulit diterima akal sehat, dengan latar belakang yang tidak ada
hubungannya dengan sistim ketatanegaraan maju mencalonkan diri untuk
membenahi segala sektor di sebuah kota yang berpenduduk diatas 700 ribu
pemilih.

Apa yang terjadi bila tidak terpilih, tidak akan menjadi aneh, dan bila
terpilih selain menjadi aneh, juga menjadi unik, terutama dengan para
pemilihnya, yang menjadi patut dipertanyakan bukan lagi sang calon,
melainkan pemilihnyalah yang menjadi bahan pertanyaan.

Ada apa dengan sistim ketatanegaraan yang saat ini berjalan sampai seorang
eksekutif bisa terpilih dari luar bidang profesinya, untuk apa gunanya
tempat belajar seperti Lemhanas, Fakultas² Ilmu Sosial, IPDN dan sejenisnya.

Apa yang diketahui baik oleh para calon maupun pemilih mengenai sebuah
sistim ketatanegaraan ?
Apa mungkin sedemikian sederhananya untuk mengelola sebuah sistim yang
berisi sedemikian banyak personil ditambah dengan aturan baku yang bersifat
nasional ( PNS ), apa terpikirkan bahwa mengelola sebuah kota dibutuhkan
kemampuan yang lebih dari sekedar mengelola sebuah perusahaan, dimana
management sebuah perusahaan yang termasuk komplekpun masih kalah komplek
dibandingkan dengan mengelola sebuah kota, hal ini mudah di definisi kan,
dimana untuk mengelola sebuah perusahaan, pemilik otomatis bisa bertindak
sebagai direktur yang perintahnya tidak bisa di tolak oleh para karyawannya,
sedang untuk mengelola sebuah kota seorang Walikota maupun Bupati selain
memiliki karyawan juga harus mempertanggung jawabkan perintahnya kepada
pemegang saham dalam hal ini Rakyat diwilayahnya, ditambah dengan adanya
pengawasan ketat dari para anggota Legislatif, yang lagi lagi bisa setiap
saat menolak keinginan dari Walikota.

Bila calon dari anggota Legislatif yang berasal dari beragam latar belakang
profesi bisa jadi masalah yang timbul tidak akan berdampak secara
significant karena adanya diskusi antar fraksi, berbeda dengan Eksekutif
dimana bila berdiskusi dengan para Kepala Bagian sedang ilmu yang dimiliki
masih dalam taraf belajar, berapa lama waktu terbuang percuma untuk dipakai
belajar sistim ketatanegaraan dibidang Eksekutif ?, itupun dengan beberapa
syarat dimana memakai pola pendekatan yang bisa diterima oleh para Kepala
Bagian, sedang bila pola pendekatannya sedikit ' sok tahu ', bukannya malah
bisa diabaikan oleh para anak buahnya dengan beragam alasan yang sulit untuk
dibantah sebagai sebuah kesengajaan.

Beberapa hari ini, ada pula seorang Mantan Petinggi Angkatan Laut secara
resmi mencalonkan diri untuk menjadi Presiden, dimana tidak melalui partai
Politik, melainkan melalui jalur Independen, entah apa lagi yang ada
dipemikirannya, dimana untuk bisa menang di Pemilu Pilpres selain
membutuhkan stamina yang panjang, juga modal yang tidak sedikit dengan
target minimal memperoleh 55 juta suara yang memilihnya.
Entah program kerja apa yang akan digunakan agar jumlah yang sedemikian
banyak ini bisa sampai dibilik suara untuk mencoblos gambarnya.

Sudah sepatutnya para Anggota Legislatif ditingkat Pusat mulai membenahi
Undang-Undang Pemilu yang berhubungan dengan kepentingan Masyarakat
Indonesia, bukan lagi demi kepentingan Partai dan kelompok semata, baik
untuk Legislatif ditingkat Pusat, Propinsi, Kotamadya/Kabupaten, Kepala
Daerah ( Propinsi dan Kotamadya/Kabupaten ) dan Presiden, dimana bukan saja
persyaratan umum saja yang dibahas, juga akibat akibat dari persyaratan yang
pada akhirnya bisa membuat tidak berfaedah bagi kepentingan Masyarakat luas.

Indonesia adalah sebuah negara dengan penduduk yang berjumlah besar, adalah
tugas dan tanggung jawab Eksekutif, Legislatif, Yudikatif untuk selalu
menjaga nya, agar Indonesia bisa terus maju dan bukan untuk maju demi
sekelompok/golongan semata.

sur
http://indolobby.blogspot.com.


------------------------------------

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke