http://www.suaramerdeka.com/harian/0501/24/opi4.htm
 Senin, 24 Januari 2005WACANA

Perencanaan dalam Pembangunan SD
Oleh: MS Mustofa

SEJAK pelaksanaan otonomi daerah, penyelenggaraan pendidikan diserahkan 
kepada pemerintah kabupaten/kota. Tujuan sebenarnya untuk meningkatkan 
keberhasilan dalam pembangunan bidang pendidikan.
Apakah pemerintah kabupaten/kota mampu menerima tanggungjawab sebagai 
penyelenggara pendidikan? Akan diuji dalam waktu-waktu yang akan datang. 
Namun kondisi saat ini tampaknya pemerintah kabupaten/kota dapat dikatakan 
belum memiliki kesiapan.
Sejauh ini pemerintah pusat masih memberikan subsidi untuk pendidikan. Saat 
ini bahkan tes penerimaan PNS guru penanganannya mulai ditarik kembali ke 
pemerintah pusat. Demikian pula dalam urusan tes PSB/PMB, mulai ada wacana 
untuk ditangani pemerintah pusat.
Pemerintah pusat juga masih menyubsidi pendidikan melalui pengangkatan guru 
kontrak. Selain itu, pemerintah pusat juga masih besar intervensinya dalam 
penyelenggaraan pendidikan nonformal (PLS).
Bagaimana sebaiknya pemerintah kabupaten/kota menjalankan perannya sebagai 
penyelenggara pendidikan? Apa yang mula-mula harus dilakukan oleh pemerintah 
kabupaten/kota agar pembangunan pendidikan tidak mengalami kegagalan 
pascaotonomi daerah?
Kompleksitas Masalah
Pendidikan dasar (SD/MI dan SMP/MTs) menghadapi masalah-masalah yang 
kompleks. Di antaranya adalah masalah banyak gedung dan meja/kursi yang 
rusak, kekurangan buku perpustakaan, kekurangan guru, kualitas lulusan yang 
rendah, dan masalah anggaran yang tidak mencukupi.
Karena itu, penting apa yang dikatakan Masíud Machfudz, guru besar dan 
sekretaris senat akademik UGM yang memandang bahwa pemecahan masalah 
pendidikan dasar harus tetap menjadi prioritas perhatian pemerintah 
(Kedaulatan Rakyat, 2 September 2004).
Tidak mudah menyimpulkan mana di antara masalah-masalah di atas yang harus 
menjadi prioritas. Sebagaian ahli dan pemerhati meresahkan masalah kualitas. 
Namun ketika masalah kualitas sedang dalam pemikiran, timbul masalah gedung 
sekolah yang hampir roboh.
Jika ditimbang-timbang, pada tingkat SD/MI, masalah yang menuntut perhatian 
mendesak adalah perhatian terhadap kondisi gedung sekolah dan guru. Pada 
saat ini gedung SD/MI banyak yang rusak dan guru-gurunya banyak yang hampir 
pensiun secara besar-besaran.
Dilihat dari masalah guru, persentase ketidaklayakan terbanyak terdapat pada 
SD/MI, sekitar 28 persen (Suara Merdeka, 11 Januari 2005).
Berdasarkan kajian di Kabupaten Grobogan, gedung-gedung SD yang ada saat ini 
umurnya sudah tua dari jenis bangunan "proyek" yang kurang mementingkan 
mutu. Banyak gedung SD yang dibangun pada tahun 1973-1978, yang dikenal SD 
Inpres. Gedung-gedung dari periode ini banyak yang telah mengalami 
kerusakan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Grobogan, Drs Sri Mulyadi 
MM menyebut sekitar 300-an gedung SD di daerahnya yang rusak, 90 di 
antaranya rusak berat (Suara Merdeka, 25 Maret 2004). Jumlah sebanyak itu 
berati lebih dari sepertiga, karena gedung SD/MI hanya berjumlah sekitar 872 
gedung.
Pada tingkat Jawa Tengah, menurut Suwilan Wisnu Yuwono MM, Kepala Dinas 
Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, dari jumlah ruang kelas SD/MI 127.235 yang 
rusak mencapai 27.811 (21,86 %) rusak berat dan lainnya 45.718 (35,93%) 
masuk kategori rusak ringan (Suara Merdeka, 11 Januari 2005).
Sarana/prasarana sekolah seperti meja, kursi, almari, rak dan buku-buku 
perpustakaan sekolah banyak pula yang telah rusak, bahkan sudah hancur. 
Sejumlah sarana/prasarana tersebut ternyata juga dibuat pada tahun 1973 - 
1978 bersamaan dengan pembangunan SD Inpres.
Guru-guru SD juga sudah banyak yang akan pensiun. Guru yang segera pensiun 
merupakan guru yang saat ini telah memasuki masa kerja 35 tahun. Karena itu, 
diperkirakan pada tahun 2008 - 2012 akan terjadi pensiun guru dalam jumlah 
relatif besar. Padahal, di kabupaten/kota tidak setiap tahun ada 
pengangkatan guru, baik melalui seleksi PNS, guru kontrak (pusat/daerah), 
maupun guru honorarium daerah.
Sebagai contoh di Kabupaten Grobogan, jumlah guru PNS yang pensiun 
diperkirakan mencapai 15 orang per bulan atau mencapai sekitar 180 orang per 
tahun. Jika tiga tahun saja tidak ada pengangkatan guru, maka Kabupaten 
Grobogan telah kekurangan guru sebanyak 540-an orang.
Perencanaan Pendidikan
Permasalahan dalam pendidikan yang demikian kompleks harus dipikirkan jalan 
keluarnya secara sungguh-sungguh oleh pemerintah. Pemerintah, baik pusat, 
provinsi maupun kabupaten tak dapat membiarkan masalah-masalah pendidikan 
terus berkembang menjadi masalah yang makin sulit diatasi.
Hal mendesak yang harus dilakukan adalah pemerintah kabupaten/kota selaku 
penerima mandat otonomi daerah segera menyusun perencanaan pembangunan 
pendidikan secara terprogram dan berkelanjutan.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah: Pertama, membuat peta keadaan 
pendidikan. Peta tersebut mencakup keadaan gedung sekolah yang terdiri atas 
jumlah dan persebaran, kualitas, dan daya tampung gedung sekolah, dan 
keadaan sarana kelengkapan sekolah, seperti halaman, pagar, sumur, tempat 
ibadah, sarana kesehatan sekolah (UKS), sarana perpustakaan.
Peta pendidikan mencakup pula gambaran keadaan guru, yang menunjukkan 
keadaan jumlah guru per sekolah dan perbidang studi, status berdasarkan PNS 
dan non-PNS, tingkat pendidikan, dan masa kerja, golongan ruang dan 
kelayakan mengajar serta sistem karier guru.
Selain itu, juga digambarkan keadaan siswa mencakup jumlah dan persebaran 
siswa, dan siswa berdasarkan prestasi belajar di sekolah.
Selanjutnya, penjelasan keadaan sarana/prasarana dan lingkungan sekolah, 
baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya yang dapat mendukung 
penyelenggaraan pendidikan. Keadaan sarana/ prasarana mencakup keadaan 
meja/kursi, papan tulis, perpustakaan sekolah, ruang UKS, alat-alat 
olahraga, media/alat peraga, halaman sekolah, pagar, sarana ibadah, dan 
kamar mandi/WC sekolah.
Peta dan penjelasaan keadaan lingkungan tersebut meliputi gambaran keadaan 
pendidikan tingkat kabupaten/kota, tingkat kecamatan, tingkat desa, hingga 
tingkat sekolah.
Kedua, berdasarkan peta tersebut, disusun pula masalah-masalah yang dihadapi 
dalam penyelenggaraan pendidikan dilihat dari potensi yang dimiliki sekolah, 
kelemahan-kelemahan, dan peluang serta tantangan yang ada.
Dengan melihat kaitan antarkomponen gedung, guru dan siswa serta lingkungan 
sekolah, dapat diketahui masalah-masalah dalam penyelenggaraan pendidikan 
yang mendesak untuk ditangani. Misalnya, berapa kekurangan ruang kelas, 
kekurangan guru, kekurangan alat-alat belajar dan sebagainya.
Ketiga, menyusun rencana pembangunan pendidikan sekurang-kurangnya dalam 
jangka lima tahunan. Berapa dan bagaimana caranya gedung dapat direnovasi, 
buku yang harus diadakan, meja/kursi harus diganti/diadakan dan guru yang 
harus diangkat per tahun dalam lima tahun yang akan datang, dan bagaimana 
meningkatkan kualitas guru yang masih kurang layak mengajar.
Berdasarkan masukan tersebut, dalam program selanjutnya dapat diusulkan 
rencana anggaran yang dibutuhkan dan dari mana sumber dana dapat diperoleh.
Penyusunan ini penting untuk menginventarisasi, mengidentifikasi, dan 
memecahkan masalah-masalah pendidikan, menentukan skala prioritas, dan pada 
akhirnya menentukan anggaran yang diperlukan. Perencanaan juga memungkinkan 
dilakukan evalusi tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan, hambatan-hambatan 
dan upaya memperbaiki langkah selanjutnya.
Rancangan seperti itu di kabupaten/kota sebagian sudah ada, yang disusun 
dalam bentuk Rencana Strategis (Renstra), Rencana Pembangunan Jangka 
Menengah (RPJM), atau Rencana Induk Program Pokok (RIPP). Namun rancangan 
yang ada masih banyak yang berupa paparan data statistik, karena itu perlu 
dirinci dalam penjelasan perancangan program-program yang lebih operasional. 
(29)
--Drs MS Mustofa MA, dosen Jurusan Sosiologi dan Antropologi FIS dan staf 
peneliti Lemlit Unnes. 



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
In low income neighborhoods, 84% do not own computers.
At Network for Good, help bridge the Digital Divide!
http://us.click.yahoo.com/S.QlOD/3MnJAA/Zx0JAA/uTGrlB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



Reply via email to