From: "DjayaWikarta" [EMAIL PROTECTED]

: Asyik juga mengikuti thread holocaust disini.
: Yang ternyata awalnya "hanya" urusan Nazi dan Jews.
: Tapi lalu berkembang keberbagai jurusan dan fokus...
: Maksud saya, sesuai fokus tempurung masing-masing.
: Macam-macam buah dihasilkan dari akar holocaust ternyata...

Kanibalisme

Titik-api erat kaitannya dengan benda cembung.
Tempurung juga cembung, tetapi fokusnya buyar serabutan.
Sesungguhnya, holocaust amat bergantung pada jumlah akar rambut di
atas bibir. Cukup dengan sekotak kumis, maka terciptalah sejarah
kebencian paling blak-blakan setelah Kartago. Nazi hanyalah kendaraan,
dan Hitler adalah kopral anak Yahudi.

: >
: Yang lebih menggelitik, justru "jangan omong holocaust"
: dengan alasan "holocaust tidak relevan" dibicarakan...Lho ?.
: tadinya saya mo tambah..."orang indonesia hanya relevan
: omongin FPI dan Tsunami". Tapi gak jadi, karena gak seru.

Spiritualisme

Paling menggelikan kalau omongan ini-itu cuma dikurung sebatas
kebendaan. Padahal, seperti juga setiap paham, 'Yahudi' hanyalah
kumpulan sifat. Sifat yang bisa diidap siapa saja yang tergerak
menjadi culas & egois. Baik itu orang Kristen, Islam, Cina, maupun
Cikeas. Begitu juga sebaliknya, orang Israel bisa mengandung
sifat-sifat Kristiani, Islami, . .

: >
: Untuk saya, yang menarik bukan holocaust itu fakta atau
: bukan. Atau holocaust itu pelajaran atau tipuan sejarah.
: Tapi ... teori BLOW-UP. Blow-up apa saja selalu menarik.
:
: Holocaust bisa dilihat sebagai sebuah "issue" atau media
: atau KENDARAAN untuk membawa kita ke-suatu tujuan lain.
: Dalam hal ini, Hitler, Auswich, Anne Frank, swastika,
: 6000000 dibantai, dan lain-lain "fakta cerita"
: bisa kita anggap sebagai onderdil atau sekedar accessory.
: Dan FUEL sekaligus DESTINASI nya...adalah emosi orang,
: saya, anda dan jutaan atau bahkan milyaran lain-lain orang.
:
: BLOW-UP issue adalah manouvre sang sopir....entah mau apa.
: entah sasarannya oran Islam yang bodo-bodo...entah orang-
: orang Amerika yang kaya-kaya, entah orang Kresten yang culun,
: entah jangan-jangan bangsa Eropah..tempat mengembalikan dendam. ?.

Gertakisme

Holocaust hanyalah nama jalan, sebagaimana jalan setapak di tengah
laut; jalan menuju kesenangan di atas penderitaan sesama.

Blow-up holocaust adalah gertak sambal untuk semua pihak termasuk
bangsa Yahudi yang antiZionisme. Jadi, sasarannya adalah semua bangsa
yang berpihak pada kebodohan, sehingga doyan melahap gertak.

Gertak yang melahirkan negara Israel itu memang kelihatan sebagai
penegakan dendam yang sangat emosional dan tidak pada tempatnya.
Sebagai korban pembantaian Nazi, maka logisnya Jermanlah yang patut
dihukum untuk memberi sebagian tanahnya kepada Israel.

Jerman dan negara-negara Eropalah yang seharusnya bertetangga dengan
Israel, bukan bangsa Palestina yang sampai Perang Dunia II juga masih
ditindas Inggris.

: >
: Saya tidak yakin, jika orang-orang Yahudi yang pinter-pinter,
: termasuk si Tim, senior saya di tempat kerja yang bolak-balik
: ke tel-aviv....lalu mereka melihat holocaust sebagai pelajaran
: "sejarah tentang kemanusiaan" untuk generasi manusia mendatang.
: Bangsa Yahudi bukan bangsa yang dungu ...yang penuh kasih.
:
: Kayaknya, melihat "kematangan" dan "sikap well-plan" si Tim...
: maka mustahil Jews sudi menghadiahkan "sejarah holocaust"
: yang sangat BERHARGA ini untuk kemuliaan umat manusia...
: Ini tindakan paling "not make sense" untuk teman-teman si Tim...
:
: Sejak saat pemantik blow-up issue holocaust di-tekan....
: maka COUNTER statistik mulai bekerja....menghitung kekuatan
: target dan mengklasifikasi respon: target prioritas dan target
: belakangan, lawan berat, lawan ringan, lawan ecek-ecek...dan
: tentu saja "respon kawan" dimasukkan sebagai respon ecek-ecek.
:
: Bangsa ISRAA-IL adalah bangsa pejalan malam
: bangsa yang tidak memerlukan pendukung ataupun teman
: bangsa pinter satu-satunya yang sanggup mengakali Tuhan
:
: Dan kita, sekedar bangsa penidur-siang dan malam....
: Mau berkawan dengan pejalan malam...tidak sepadan
: mau melawan bangsa pejalan malam...tentu juga kebangetan.
:
: Kayaknya, kita harus jadi bangsa "pejalan malam" terlebih dulu
: untuk memahami pelajaran BLOW-UP holocaust....

Sialanisme

Tidak harus. Justru blow-up holocaust telah mengajari kita bahwa
Israa-il bukan sekedar jalan-jalan apalagi isra miraj. Mereka
betul-betul bangsa yang serius menjalani "kegelapan" baik siang maupun
malam.


: >
: 20070523
: DjayaWikarta



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Reply via email to