nih ya taw,
gw kagak aktif di gereja.
kadang gak cocok pedapat dengan pastur.
kadang di benci teman-teman di gereja.
malah wong eslam banyak yg sayang ke gw.
dari kecil sampai semature gini banyak teman2 wong eslam
yang kelihatannya lebih ngerti bagimana perasaan gw.

tapi, sampai sekarang ini i still love my Jesus.
i suppose to follow Him.
i am sorrih...taw.
wong Yesusku juga malah dibenci sebagian bangsa-Nya.

tempo hari para tetangga-tetanggaku yg eslam
mungkin sering mendoakan aku agar masuk eslam.
tapi giliran dianya mo mati muda kena kanker otak
malah minta gw yang doakan.

terbalik kan...???


si jasad.

--- In proletar@yahoogroups.com, Haryo Penangsang <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> 
> 
> 
> 
>  
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
>  
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> DeLancey,
> Perjalanan Spiritual Seorang Pembantu Pastor Menjadi Seorang Muslim 
> 
> Senin, 13
> Okt 2008 11:34  
> 
>    
> 
> "Saya tidak bisa menemukan
> jawaban-jawabannya di Alkitab. Begitu saya sadar bahwa Trinitas cuma
sebuah
> mitos dan bahwa Tuhan cukup kuat untuk "menyelamatkan" seseorang
> tanpa membutuhkan bantuan dari seorang anak atau siapapun, atau
apapun.  
> 
> Semuanya kemudian berubah. Keyakinan saya selama ini terhadap ajaran
> Kristen runtuh. Saya tidak lagi mempercayai ajaran Kristen atau
menjadi seorang
> Kristiani." 
> 
> Jalan
> untuk meraih cita-citanya sebagai pastor atau pemimpin misionaris
terbuka
> lebar, namun jalan yang terbentang itu justru membawanya untuk
mengenal Islam.
> Sehingga ia akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang Muslim dan
melepaskan
> semua ambisinya, meski pada saat itu ia sudah menjadi pembantu
pastor. Dia
> adalah Abdullah DeLancey, seorang warga Kanada yang menceritakan
perjalanannya
> menjadi seorang Muslim. 
> 
> "Dulu,
> saya adalah penganut Kristen Protestan. Keluarga saya membesarkan
saya dalam
> ajaran Gereja Pantekosta, hingga saya dewasa dan saya memilih
menjadi seorang
> jamaah Gereja Baptist yang fundamental," kata DeLancey mengawali
> ceritanya. 
> 
> Menurutnya,
> sebagai seorang Kristen yang taat, kala itu dia kerap terlibat
dengan berbagai
> aktivitas gereja seperti memberikan khotbah pada sekolah minggu dan
> kegiatan-kegiatan lainnya. "Saya akhirnya terpilih sebagai pembantu
> pastor. Saya benar-benar ingin mengabdi lebih banyak lagi pada Tuhan dan
> memutuskan untuk mengejar karir sampai menjadi seorang Pendeta," tutur
> DeLancey yang kini bekerja memberikan pelayanan pada para pasien di
sebuah
> rumah sakit lokal. 
> 
> Keinginannya,
> sebenarnya menjadi seorang Pastor atau menjadi seorang misionaris.
Namun ia
> berpikir, jika menjadi seorang Pendeta maka akan memperkuat komitmen
hidupnya
> dan keluarganya pada gereja secara penuh. DeLancey pun mendapatkan
beasiswa
> untuk mengambil gelar sarjana di bidang agama. 
> 
> "Sebelum
> mengikuti kuliah di Bible 
>  College , saya berpikir
> untuk lebih menelaah ajaran-ajaran Kristen dan saya mulai menanyakan
sejumlah
> pertanyaan-pertanyaan serius tentang ajaran agama saya. Saya
mempertanyakan
> masalah Trinitas, menagapa Tuhan membutuhkan seorang anak dan
mengapa Yesus
> harus dikorbankan untuk menebus dosa-dosa manusia seperti yang
disebutkan dalam
> Alkitab," ujar DeLancey yang dikaruniai tiga anak dari perkawinannya
> selama hampir 20 tahun. 
> 
> Hal
> lainnya yang menjadi tanda tanya bagi DeLancey, bagaimana bisa
orang-orang yang
> disebutkan dalam "Kitab Perjanjian Lama" bisa "selamat" dan
> masuk surga padahal Yesus belum lahir. "Saya dengan serius merenungkan
> semua ajaran Kristen, yang selama ini saya abaikan," sambung
DeLancey. Ia
> mengakui tidak mendapatkan jawaban yang masuk akan dan cukup
beralasan atas
> semua pertanyaan-pertanyaan yang menjadi dasar ajaran Kristen itu. 
> 
> "Lantas,
> untuk apa Tuhan memberikan kita akal yang luar biasa jika kemudian
kita tidak
> boleh menggunakannya. Itulah yang perintahkan agama Kristen, agama
Kristen
> meminta kita untuk tidak menggunakan akal ketika menyatakan bahwa
Anda harus
> punya keyakinan. Sebuah keyakinan yang buta," kata DeLancey, mengenang
> pengalamannya di masa lalu. 
> 
> Sejak
> itu, DeLancey sadar bahwa selama ini ia sudah menelan ajaran Kristen
dengan
> secara buta dan tidak pernah mempertanyakan hal-hal yang sebenarnya
membuatnya
> bingung. "Saya sama sekali tidak pernah menyadarinya," ujar DeLancey. 
> 
> "Saya
> tidak bisa menemukan jawaban-jawabannya di Alkitab. Begitu saya
sadar bahwa
> Trinitas cuma sebuah mitos dan bahwa Tuhan cukup kuat untuk
> "menyelamatkan" seseorang tanpa membutuhkan bantuan dari seorang anak
> atau siapapun, atau apapun. Semuanya kemudian berubah. Keyakinan
saya selama
> ini terhadap ajaran Kristen runtuh. Saya tidak lagi mempercayai
ajaran Kristen
> atau menjadi seorang Kristiani." 
> 
> "Saya
> meninggalkan gereja untuk selamanya dan istri saya mengikuti langkah
saya,
> karena ia juga mengalami hal yang sama dalam menerima ajaran-ajaran
Kristen.
> Inilah yang akan menjadi awal perjalanan spritual saya, ketika itu
saya tanpa
> agama tapi tetap percaya pada Tuhan," papar DeLancey. 
> 
> Hidayah Itupun Datang 
> 
> DeLancey
> mengakui, saat-saat itu menjadi saat-saat yang sulit bagi dirinya dan
> keluarganya yang selama ini hanya tahu ajaran Kristen. Namun ia
terus mencari
> kebenaran dan mulai mempelajari berbagai agama. DeLancey tetap menemui
> kejanggalan-kejanggalan dalam agama-agama yang dipelajarinya, sampai ia
> mendengar tentang agama Islam. 
> 
> "Islam
> !!! Apalagi itu? Sepanjang yang saya ingat, saya tidak pernah
mengenal seorang
> Muslim dan tidak pernah mendengar Islam, bahkan pembicaraan tentang
Islam
> sebagai salah satu agama di tempat saya tinggal di Kanada kecuali
cerita-cerita
> buruk tentang Islam. Ketika itu, saya sama sekali tidak mempertimbangkan
> Islam," tutur DeLancey. 
> 
> Tapi
> kemudian, DeLancey mulai membaca-baca informasi tentang Islam dan
mulai membaca
> isi al-Quran. Isi al-Quran itulah yang mengubah kehidupannya sehingga ia
> tertarik untuk membaca segala sesuatu tentang Islam. Beruntung, DeLancey
> menemukan sebuah masjid yang letaknya sekitar 100 mil dari
>  kota tempat tinggalnya. 
> 
> "Saya
> lalu membawa keluarga saya ke masjid ini. Dalam perjalanan, saya
merasa gugup
> tapi juga dipenuhi semangat dan saya bertanya pada diri sendiri,
apakah saya
> akan diizinkan masuk ke masjid karena saya bukan seorang Arab atau
> Muslim," kisahnya. 
> 
> Setelah
> sampai di masjid, saya pun merasa bahwa tidak ada yang perlu
dikhawatirkan. Ia
> dan keluarganya disambut hangat oleh seorang Imam dan sejumlah
Muslim di masjid
> itu. "Mereka sangat baik. Tidak seburuk berita-berita tentang
> Muslim," aku DeLancey. 
> 
> Di
> masjid itu, DeLancey diberi buku yang ditulis oleh Ahmad Deedat dan ia
> diyakinkan bisa menjadi seorang Muslim. DeLancey membaca semua
> material-material tentang Islam dan sangat menghargai pemberian itu,
karena di
> perpustakaan di tempatnya tinggal hanya ada empat buku tentang Islam. 
> 
> "Setelah
> mempelajari buku-buku itu, saya sangat syok. Bagaimana bisa saya menjadi
> seorang Kristiani begitu lama dan tidak pernah mendengar ada
kebenaran? Saya
> akhirnya meyakini Islam dan ingin masuk Islam," kisah DeLancey. 
> 
> Ia
> kemudian mengontak komunitas Muslim di kotanya dan pada 24 Maret
2006 saya
> pergi ke masjid dan mengucapkan syahadah beberapa saat sebelum
pelaksanaan
> salat Jumat, dengan disaksikan komunitas Muslim di kotanya. 
> 
> "Saya
> mengucapkan La illaha ill Allah, Muhammadur Rasul Allah, tiada tuhan
selain
> Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Saya pun menjadi seorang
Muslim. Hari
> itu adalah hari paling indah dalam hidup saya. Saya mencintai Islam dan
> merasakan kedamaian sekarang," tukas DeLancey mengingat kembali
saat-saat
> ia menjadi seorang Mualaf. 
> 
> DeLancey
> mengakui, ia dan keluarganya menghadapi masa-masa sulit setelah
memutuskan
> memeluk Islam terutama dari teman-temannya yang Kristen dan dari kedua
> orangtuanya. Ia tidak diakui lagi sebagai anak dan teman-temannya
yang Kristen
> tidak mau lagi bicara dengannya. DeLancey dijauhi bahkan ditertawai. 
> 
> "Saya
> senang menjadi seorang Muslim, tak masalah jika teman-teman saya
sesama orang
> Kanada memandang saya aneh karena memilih menjadi seorang Muslim.
Karena saya
> sendiri yang akan mempertanggungjawabkan perbuatan saya pada Allah
setelah saya
> mati." 
> 
> "Allah
> memberi saya kekuatan dan Allah yang Maha Besar menolong saya untuk
melewati
> masa-masa sulit setelah saya masuk agama Islam. Saya punya banyak sekali
> saudara seiman sekarang," tandas DeLancey. 
> 
> Setelah
> masuk Islam, DeLancey mengubah nama depannya dan jadilah namanya
sekarang
> Abdullah DeLancey. menjadi orang pertama dan satu-satunya pembimbing
rohani
> Islam yang dibolehkan bekerja di rumah sakit di kotanya. Ia juga
mengelola
> sebuah situs Islam Muslimforlife.com yang
> dididirikannya. 
> 
> "Saya
> seorang Muslim dan saya sangat bahagia menjadi seorang Muslim. Rasa
syukur saya
> panjatkan pada Allah swt," tukas DeLancey mengakhiri kisah perjalanannya
> dari seorang pembantu pastor menjadi seorang Muslim. (iol) 
> 
>    
> 
>   Shalom,Tawangalun.
>  
> 
> 
> 
>  
> 
> ____________
> 
> 
> 
>       
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]
>



------------------------------------

Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke