Kasus Irena Handono bermubahalah dengan Diky hanyalah sandiwara saja untuk menangkis pernyataan Majelis Dewan Gereja Katolik Indonesia yang menyatakan bahwa Irena Handono BUKAN BIARAWATI dan belum pernah tercatat sebagai biarawati maupun calon biarawati.
Dengan dipromosikan mubahalah ini, se-olah2 menjelaskan bahwa Irena Handono tidak tercatat sebagai biarawati di Majelis Dewan Gereja Katolik Indonesia disebabkan dia tercatat sebagai biarawati di Singapore. Imam Safari adalah saksi mata yang menyaksikan bahwa Irena Handono beribadah digereja Katolik di Singapore. Imam Safari membuat laporan tertulis kepada Diky dalam surat resmi yang beralamat dan bernomor telepon, Tuduhan Imam Safari dibantah Irena Handono sebagai fitnah, dan penyelesaiannya diajukan ke MUI dan Dep.Agama yang memerintahkan untuk bermubahalah agar yang bohong dihukum Allah. Seharusnya Imam Safari sebagai saksi mata lah yang bermuhabalah tetapi ternyata Diky yang mewakilinya dengan pernyataan dalam mubahalahnya bahwa dia tidak bertanggung jawab atas laporan Imam Safari. Lucu bukan ??? buat apa bermubahalah kalo dilakukannya bukan si penyebar fitnah ???? Kenapa enggak bermubahalah dengan si Jojon saja ???? Surat laporan Imam Safari pun mendadak diubah, alamatnya dan nomor teleponnya dicoret dengan spidol hitam sehingga tidak terbaca. Bahkan seharusnya Imam Safari sebagai penyebar fitnah dilaporkan polisi untuk ditangkap, tetapi semua itu memang cuma sandiwara saja menyangkal pernyataan Majelis Dewan Gereja Katolik Indonesia yang menolak pernyataan Irena Handono sebagai biarawati. Begitulah kasusnya dianggap selesai begitu saja, tapi selain mengaku sebagai bekas biarawati, ternyata Irena Handono juga mengaku keturunan tionghoa. Tetapi persatuan Islam Tionghoa Indonesia menyangkal bahwa Irena Handono adalah keturunan tionghoa. Semua ini hanyalah merupakan kegiatan dakwah Islamiah dalam mempertanggung jawabkan dana project Islamisasi-nya. Terbukti Irena Handono sangat fasih menggunakan istilah2 Islamnya, padahal kalo dia memang seorang mualaf yang baru masuk Islam maka cara2nya tidaklah sefasih itu. Kejanggalan2 lain pun timbul, tidak seorangpun keturunan tionghoa Indonesia ada yang mengenal Irena Handono. Lebih parah lagi, Irena Handono memiliki 3 ktp dan 3 pasport dengan nama yang ber-beda2. Irena Handono pun mengaku bahwa dirinya dijauhkan keluarga nya karena mauk Islam, padahal dikalangan Tionghoa Indonesia tidak ada diskriminative dalam agama apa saja yang mau dianut seorang individu. Ny. Muslim binti Muskitawati. ------------------------------------ Post message: prole...@egroups.com Subscribe : proletar-subscr...@egroups.com Unsubscribe : proletar-unsubscr...@egroups.com List owner : proletar-ow...@egroups.com Homepage : http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/proletar/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: proletar-dig...@yahoogroups.com proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: proletar-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/