Refleksi : Tidak apa-apa, kalau Singapura  mengusasi teknologi informasi 
Indonesia, karena yang mereka kuasai adalah hubungan duniawi, tetapi yang 
terpenting Indonesia kuasai hubungan  langsung dengan dunia langit biru.

     
     


http://www.antaranews.com/berita/1281910022/singapura-kendalikan-kedaulatan-teknologi-informasi-indonesia

Singapura Kendalikan Kedaulatan Teknologi Informasi Indonesia
Senin, 16 Agustus 2010 05:07 WIB | Iptek | Internet | 
Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, 
Fayakhun Andriadi, menyatakan, Republik Indonesia sebagai Negara Berdaulat, 
ternyata harus tunduk kepada Singapura dalam kedaulatan di bidang `cyber` atau 
teknologi informasi (TI).

"Saya sependepat, bahwa saat ini RI sebagai Negara Berdaulat, ternyata tidak 
berdaulat di ranah `cyber` yang digunakan oleh anak bangsa sendiri," katanya 
kepada ANTARA di Jakarta, Minggu. 

Ia mengatakan itu, merespons pernyataan seorang pakar IT alumni sebuah 
perguruan tinggi ternama di Indonesia pada sebuah diskusi terbatas di Jakarta, 
akhir pekan lalu, yang mengungkapkan, RI benar-benar semakin didikte Singapura 
dan Malaysia dalam hal telekomunikasi di samping perbankan. 

Sebagaimana berkembang dalam diskusi terbatas itu, khusus dalam soal IT, kita 
hanya jadi ladang empuk mengais dolar dan ringgit oleh dua negeri `jiran` 
tersebut.

Ini karena semua operator seluler dan internet berbasis di dua negeri jiran ini.

Akibatnya, tiap `voucher` pulsa apa saja, juga setiap kali satu WNI buka 
internet (`browse`), langsung kena `charge` yang terhisap otomatis ke sana. 

"Artinya, mereka gemuk oleh kebodohan kita. Satu hal lagi, dengan keadaan 
seperti sekarang, maka informasi apa pun termasuk RAHASIA NEGARA (RHN) jadi 
telanjang di mata negeri `peanut` Singapura," ujar Benni TBN, pakar IT yang 
menjadi salah satu pembicara dalam diskusi tersebut.


Golkar Desak Menkominfo

Dalam kaitan itulah, demikian Fayakhun Andriadi, Fraksi Partai Golkar (FPG) 
mendesak Menteri Negara Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), agar mampu 
berdaya upaya menegakkan kedaulatan bangsa Indonesia di ranah `cyber` milik 
bangsa sendiri.

"Ranah `cyber` yang dimaksud, tidak hanya meliputi `voice`, namun juga data dan 
data khusus. Jika tidak, tidak ada Rahasia Negara (RHN) yang tidak `telanjang` 
keluar," ujarnya.

Sebelumnya, rekannya sesama anggota FPG, Paskalis Kossay secara terpisah 
mengkhawatirkan adanya dugaan RHN itu bocor ke luar via Singapura.

"Kita memang sudah ketinggalan dalam hal kemajuan dan penguasaan teknologi 
untuk berbagai aspek, utamanya di sektor teknologi informasi (TI). Kekhawatiran 
ini terus memuncak, apalagi banyak operator seluler dan internet kita memang 
dikendalikan dari dua negara itu," ujar anggota Komisi I DPR RI (bidang Luar 
Negeri, Pertahanan Keamanan, Intelijen, Komunikasi dan Informatika) ini.

Berbicara melalui hubungan telefon dari Jayapura (sedang menjalankan masa reses 
dengan mengunjungi konstituen di daerah pemilihan), mantan Wakil Ketua DPRD 
Papua ini juga mengakui, banyak pihak yang sepertinya belum menyadari urgennya 
menguasai TI, terutama terkait dengan urusan RHN, maupun bisnis bernilai 
miliaran dolar.

"Saya kaget juga dengan info dari sebuah diskusi di Jakarta, bahwa seorang 
pakar IT yang alumni sebuah perguruan tinggi ternama di Indonesia 
mengungkapkan, bahwa RI benar-benar semakin didikte Singapura dan Malaysia 
dalam hal telekomunikasi di samping perbankan," ungkapnya. 


Singapura Kendalikan Jaringan

Sementara itu, dalam diskusi terbatas akhir pekan lalu, Benny TBN juga 
mengungkapkan, saat ini nyatanya lalulintas jaring optik kita dikendalikan oleh 
`traffic administrator` di Singapura.

"Karenanya semua jaringan internet dan seluler harus ditarik atau `dipaksa` 
melewati `persimpulan utama` di kota itu. Makanya, apalagi `RHN` yang tak 
mereka tahu. Sialnya lagi, satelit Indosat (dulu Palapa) jadi mayoritas milik 
Temasek (sebuah BUMN Singapura)," ungkapnya lagi.

Akibatnya, lanjutnya, selain kita jadi seperti `telanjang` dalam informasi apa 
pun, juga RI cuma berfungsi sebagai pelanggan seluler.

"Posisi ini jauh di bawah fungsi distributor seluler. Jadi, kita cuma `outlet`, 
tukang jual produk IT mereka. Dan yang jelas, banyak perusahaan `provider` kita 
cuma nama `doang perusahaannya itu milik RI dengan mayoritas saham dikuasai 
mereka," ujarnya.

Merespons situasi serius ini, Paskalis Kossay mendesak para pihak berkompeten 
untuk segera melakukan tindakan konkret.

"Kita jangan cuma sibuk urus video porno dan konten TI, lalu tidak berjuang 
agar semua operator berbasis di sini. Mohon ini digumuli dan jadi atensi 
serius," tegasnya.

Ia mengatakan, argumentasi para pakar TI itu terkesan bukan main-main, dan 
tidak berangkat dari argumentasi emosional, tetapi sangat rasional.

"Demi martabat dan kedaulatan NKRI, perlu segera tindakan konkret dan perbaikan 
ke depan secara bersama. Kami di Komisi I DPR RI tentu akan melaksanakan fungsi 
kewenangan kami sesuai aturan konstitusi," tandasnya. 

Salah satunya, menurut Paskalis Kossay, akan mengagendakan rapat dengan 
menghadirkan para pakar TI untuk mendapatkan info teranyar serta `akademis`, 
sekaligus merumuskan langkah-langkah konkret terbaik bagi kepentingan Negara. 
(M036/K004)
COPYRIGHT © 2010









[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke