http://www.suaramerdeka.com/harian/0507/07/nas05.htm


Sosok Aries Kondang-In (2-Habis)
Cita-cita Menjadi Musikus Tercapai
       
      TUMPUKAN MATERIAL: Sejumlah pihak yang peduli untuk merehab rumah Aries 
di Bobotsari, Purbalingga, mulai berdatangan. Beberapa tumpukan material di 
depan rumah. Pemkab akan memasukkan rumah itu menjadi sasaran program stimulan 
pemugaran rumah keluarga miskin (PSPR-Gakin) 2005.(30t) - SM/Arief Noegroho   
     
SEJAK remaja Aries memang suka menyanyi. Dia mempunyai bakat menonjol dalam 
bidang seni yang satu ini. Namun karena bukan berasal dari keluarga mampu, dia 
mengasah sendiri kemampuannya. Dia pun menabung untuk membeli keyboard, gitar, 
dan suling. Dia juga gemar membeli VCD lagu-lagu di pedagang kaki lima.

"Dia senang karaoke di rumah. Kalau sudah karaoke, pasti rumah jadi berisik 
karena dia pakai pengeras suara. Tapi suaranya enak didengar. Karena suaranya 
bagus, dia diangkat menjadi ketua grup kasidah di kampung," kata ibu Aries, Ny 
Samini.

Hasil dari belajar autodidak itu, Aries pernah menjadi juara I tunggal putra 
lomba menyanyi tingkat Jawa Tengah dan juga menyabet juara II lomba macapat di 
RRI Purwokerto saat masih SMA. Setiap ada lomba menyanyi, Aries berusaha ikut 
mendaftar. Termasuk, saat audisi Akademi Fantasi Indosiar (AFI) di Yogyakarta.

Aries memang bukan tipe remaja yang suka pamer. Saat berangkat untuk ikut 
lomba-lomba, Aries selalu berpesan kepada ibunya untuk tidak menceritakan 
kepergiannya itu ke tetangga. Alasannya, dia malu dengan tetangga dan 
teman-temannya kalau ternyata dia tidak berhasil menjadi juara dalam lomba yang 
akan diikutinya itu.

Hal itu juga yang dia sampaikan kepada Ny Samini ketika dia hendak ikut audisi 
AFI di Yogyakarta. Di Kota Gudeg itu, nasibnya kurang beruntung. 

Dia gagal masuk nominasi. Tetapi bukan Aries namanya, kalau patah arang. Saat 
Indosiar membuka audisi AFI di Semarang, dia kembali mendaftar.

Tidak Percaya

Ternyata dia berhasil masuk 70 besar dan kemudian menembus 20 besar. Tetapi 
karena yang direkrut hanya beberapa peserta, dia akhirnya pulang ke Bobotsari. 
Aries sama sekali tidak lagi punya harapan masuk Indosiar. Namun, seorang 
kerabatnya melihat nama Aries muncul di banner Indosiar yang menyebutkan dia 
berhak ikut audisi Konser Dangdut Indosiar (KonDang-In).

Tak lama berselang, dia ditelepon seseorang bernama Jakfar yang mengaku sebagai 
produser acara KonDang-In. Jakfar meminta Aries menyiapkan 5 lagu dangdut. 
Tetapi lulusan SMAN 1 Bobotsari itu tidak percaya begitu saja. Sebab dia 
khawatir yang menelepon itu adalah penipu. Aries juga merasa dia tidak ikut 
mendaftar KonDang-In tetapi AFI.

Jakfar lalu menelepon lagi meminta Aries menghubungi salah satu temannya di 
audisi AFI Semarang yang juga masuk di KonDang-In. Setelah itu, dia baru 
percaya. Dia lalu menyiapkan segala sesuatunya dan berangkat sendiri ke 
Indosiar. "Padahal dia tidak tahu di mana studio Indosiar," tutur Ny Samini.

Begitulah, akhirnya remaja yang pemalu itu sampai di Indosiar dan mengikuti 
konser demi konser hingga akhirnya menjadi juara KonDang-In. Kedua orang tua 
Aries, M Sayid dan Ny Samini merasa sangat kangen dengan anak bungsunya itu. 
Sebab sejak masuk Indosiar, dia dikarantina sehingga tidak bisa berhubungan 
dengan pihak luar.

"Aries pernah bilang cita-citanya ingin menjadi seorang musisi. Tetapi karena 
dari keluarga tidak punya, maka kalau kepengin apa-apa selalu ditahan. Sekarang 
cita-citanya sudah terkabul menjadi seorang yang bergelut dengan dunia musik. 
Kami sangat bahagia atas keberhasilan dia," kata kakak Aries, Nelisetyawati.

Mengamen

Sewaktu kuliah di Purwokerto, Aries dibantu kakaknya yang tinggal di Tangerang, 
Sutrisno. Untuk biaya kos Rp 60.000 ditambah biaya kuliah Rp 90.000 per bulan. 

Sutrisno setiap bulan kirim uang Rp 250.000 untuk adiknya. Kemudian setiap kali 
pulang ke Bobotsari, ayahnya memberi Rp 50.000 tiap minggu.

Anggaran dari kakak dan bapak itu ternyata masih kurang. Untuk itu, tanpa 
malu-malu Aries nekat mengamen di Purwokerto demi menambah uang saku. "Tetapi 
mengamen itu tidak setiap hari. Hanya saat-saat dia kepepet butuh uang dan 
tidak ingin merepotkan orang tua. Dia mengamen tidak pernah cerita dengan saya 
tetapi dengan kakaknya," ujar Ny Samini.

Menurut ibundanya, Aries termasuk tipe anak yang sayang dengan keluarga. Dia 
juga tidak pernah jengkel dengan keadaan keluarganya. Karena itu, Ny Samini 
selalu menangis jika teringat Aries. Menangis karena teringat kehidupan Aries 
yang susah dan penuh perjuangan, menangis karena kangen, dan menangis karena 
bahagia.

Demi keberhasilan anak kesayangannya itu, Ny Samini melakukan tirakat puasa 
sejak Aries berangkat audisi AFI di Yogyakarta hingga menjelang konser terakhir 
KonDang-In. Semula si bapak juga ikut puasa, tetapi karena kondisi kesehatannya 
tidak mendukung, hanya si ibu yang meneruskan puasa itu.

Setiap malam Ny Samini bangun untuk shalat tahajud mendoakan keberhasilan anak 
bungsunya itu. "Saya tidak bisa pakai handphone apalagi kirim SMS. Tetapi 
setiap malam saya bangun untuk mendoakan Aries. Saya shalat sampai menangis, 
berdoa mudah-mudahan anak saya sehat selalu, disingkirkan dari godaan setan, 
dan mudah-mudahan sukses," ungkapnya.(Arief Noegroho-34v) 


[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke