Refleksi : Masalah susu makanan bayi ini sudah pernah timbul 20 tahun, 
teristimewa di Afrika (Kenya) dan beberapa negeri di dunia ketiga. Masalahnya 
tergantun pada  kebersihan (higenis)  pemakai. Botol dan dot itu harus direbus 
untuk mematikan (sterilkan) bakteria. Tiap kali harus dilakukan, bukan hanya 
sekali  cukup sekali dirus pagi hari pagi  dan botol dipakai sampai sore taanda 
diulangi proses penyeterilan tsb.

 Agaknya di Indonesia masalah bakteria ini tidak berbeda dengan di Kenya dulu,  
karena keluarga kurang teliti dan juga masalah mendapat air bersih nan sehat 
yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Mungkin saja  para pemakai  mengetahui 
apa yang harus dilakukan, tetapi alpa untuk mensterilakan botol dan dot, yaitu 
harus direbus. sebelum di kasi makan kepada bayi. Sebaiknya para ibu memiliki 
beberapa botol dan dot.



http://id.news.yahoo.com/viva/20110227/tpl-susu-berbakteri-belum-bisa-dieksekus-fa55e98_1.html

Susu Berbakteri Belum Bisa Dieksekusi
By Ita Lismawati F. Malau, Desy Afrianti - Senin, 28 Februari
 
VIVAnews - Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat belum dapat melaksanakan 
eksekusi putusan kasasi kasus susu formula berbakteri. Hingga saat ini para 
tergugat yakni Menkes, BPOM dan IPB belum mengambil salinan putusan kasus 
tersebut.

Humas Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Suwidya mengatakan, Senin kemarin 
pihaknya sudah memberitahukan isi putusan kepada Menkes cs melalui pengadilan 
sesuai domisili para tergugat. "Tapi belum diketahui sikap para pihak," kata 
Suwidya sat dihubungi VIVAnews.com.

Suwidya menambahkan, penggugat kasus ini, David Tobing belum melayangkan 
permohonan eksekusi. Jika David mengajukan permohonan eksekusi, Kepala 
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Syahrial Sidik akan mengeluarkan surat 
peringatan (aanmaning) kepada para tergugat untuk melaksanakan eksekusi secara 
sukarela. "Aanmaning oleh kepala PN atas dasar permohonan eksekusi," terangnya.

Kisruh masalah susu berbakteri ini muncul saat Institut Pertanian Bogor merilis 
hasil penelitian terhadap sejumlah sampel susu yang beredar di pasaran tahun 
2003-2006. Hasilnya, sejumlah merek terkontaminasi bakteri E. sakazakii. David 
yang memiliki dua bayi pun menggugat agar Menkes RI, Badan Pengawas Obat dan 
Makanan, serta IPB mengumumkan merek susu tersebut pada 2008.

Di tahap Kasasi, Mahkamah Agung memerintahkan agar Menkes RI cs mengumumkan 
hasil penelitian tersebut. Namun, dengan berbagai alasan para tergugat menolak 
mengumumkan dan malah mengajukan peninjauan kembali.(sj)




[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Reply via email to