Tulisan Terakhir                Apakah Benar Taurat dan Injil 
Yang Sekarang Tidak Murni?Kisah Sesungguhnya Tentang Ka’abahRAMADHAN: BULAN 
PENUH KEMUNAFIKANBUKU BARU: SIAPA BILANG KRISTEN TIDAK BISA MENJAWABMENGAPA 
MENYELIDIKI KEBANGKITAN YESUSOrang-Orang yang MENINGGALKAN ISLAMKETIKA ARAH 
SHOLAT SAJA KACAUHARAM MANA: Kopi Luwak atau Air Kencing Unta?What is ISLAM ? 
Dr. Robert Morey – LectureLOGIKA TUDUHAN PENODAAN AGAMAPERAWAN MARIA, SEBUAH 
TANDA DARI ALLAH (AYATOLLAH SEJATI)Pekerja Seks Bangladesh Gemuk karena 
disuntik Steroid sapi
                Tritunggal dalam Kekristenan (Part 
3)http://conversation-with-muslim.blogspot.com

Episode 3
   Pembawa Acara: Para
  penonton yang saya kasihi, selamat bergabung kembali dalam acara kami 
 “Pertanyaan-Pertanyaan tentang Iman” Merupakan sebuah kehormatan buat  
kami disini kedatangan tamu Bapak Bpk. Zakaria Zakaria Botros. Selamat  
datang Pak. Bpk. Zakaria: Terima kasih.
 Pembawa Acara: Dalam
  2 episode sebelumnya kita telah membicarakan tentang  Tritunggal dan  
bagaimanakah Kekristenan percaya pada satu Allah. Dan bahwa Tritunggal  
tidaklah bersekutu dengan allah yang lain atau percaya pada 3 allah.  
Kita akan lanjutkan diskusi ini dengan Bpk. Zakaria. Pertanyaan kita  
hari ini adalah Mengapa ajaran tentang Tritunggal yang dipercaya oleh  
orang-orang Kristen tidak ada di agama-agama lainnya? Apa pendapat anda 
 tentang hal ini? 
Bpk. Zakaria:
  Sebuah pertanyaan yang bagus. Hal ini melengkapi pertanyaan yang ada  
sebelumnya. Saya sudah menjelaskan hal ini, tapi mungkin ada banyak  
penonton yang tidak menyaksikan episode kita sebelumnya. Jadi saya pikir
  tidak apa-apa saya akan menjelaskannya lagi.  Yang penting buat saya  
adalah kebahagian seseorang dimanapun dia berada, sepanjang orang itu  
mengetahui kebenaran, karena Alkitab mengatakan,”Kamu harus mengetahui  
kebenaran, dan kebenaran itu yang akan membebaskan kamu.” Inilah yang  
menjadi perhatian saya bahwa seseorang akan mengetahui kebenaran itu dan
  bahwa mungkin dia memiliki iman tersendiri dalam sesuatu yang dia  
yakini. Kami katakan bahwa konsep Tritunggal sudah ada berupa  
penyembahan berhala dari agama-agama palsu. Seperti contohnya tritunggal
  yang diakui oleh orang-orang Mesir berupa Isis, Osiris  and Horus. 
Tapi  mereka ini adalah tritunggal yang salah dan ini bukanlah 
tritunggal  yang kita anut.  Pembawa Acara: Apakah hal itu yang disebutkan 
dalam Al Qur’an, atau  ini hal yang berbeda.  Bpk. Zakaria: Saya
  pikir itu adalah hal yang berbeda. Kita tidak percaya pada tritunggal 
 yang seperti itu sama sekali, dan saya pikir juga dalam Al Qur’an, 
bahwa  saudara-saudara Muslim itu juga mengacu pada tritunggal yang 
salah,  seperti yang dikatakan dalam Al Qur’an, bahwa tritunggal yang 
seperti  itu melibatkan Tuhan yang memiliki hubungan dengan seorang 
istri. Jadi  itu adalah jenis tritunggal yang salah. Kita telah membahas
 tentang  sekte Mariamite yang dulu percaya pada dewi surga, dan mereka 
mengatakan  bahwa allah kawin dengan dewi surga dan melahirkan seorang 
anak. Dan  hal ini adalah ajaran yang salah. Jadi memang pikiran seperti
 ini sudah  ada disana sejak jaman dulu, hanya manusia mengetahuinya 
berdasarkan  intuisi  saja. Tapi hal itu mungkin telah diturunkan dari 
jaman Adam,  karena Adam ingn tetap mempertahankan tritunggal itu, 
mungkin secara  roh. Dan ketika Adam jatuh ke dalam dosa dan dipaksa 
untuk keluar dari  taman Eden, hal itu menimbulkan pikiran yang 
membingungkan. Dan saat  Adam menurunkannya pada  keturunannya, 
kebingungan itu makin bertambah,  dan bukan mencoba menjabarkan atau 
mengungkapkan tritunggal yang  sesungguhnya,  mereka malahan mulai 
menggambarkan tritunggal yang salah.  Pembawa Acara: Mereka
  mulai menjabarkan secara duniawi dengan menggunakan bentuk fisik yang 
 salah yang tidak ada hubungannya dengan keberadaan Allah.  Bpk. Zakaria:
  Dan konsep tritunggal yang salah itu mulai mengambil-alih. Tapi  
Kekristenan tidak mempercayainya sama sekali. Kekristenan mengatakan:  
bahwa Allah itu hanya satu, Dia berdiri sendiri. Tidak terbatas, dan Dia
  hidup melalui Roh-Nya. Dan hal-hal itu adalah merupakan sifat-sifat  
Tuhan  yang telah kita bahas waktu yang lalu. Inilah Tritunggal kita dan
  hal-hal lainnya itu adalah sifat-sifat pribadi Allah yang mendasar 
yang  harus ada dalam diri Allah sendiri. Sekarang, apakah ada 
agama-agama  lainnya yang percaya akan Tritunggal? Karena kenyataannya 
agama Islam  percaya pada Tritunggal. Al Qur’an sendiri berbicara 
mengenai tritunggal  dalam pengertian yang sama seperti yang dikatakan 
oleh orang-orang  Nasrani.
  Pembawa Acara: Tapi Pak Pendeta, tidak secara jelas khan?  Bpk. Zakaria : 
Tidak secara jelas karena tidak ada yang mau mengerti akan hal itu.  Pembawa 
Acara: Ajaran itu tidak bisa kita sangkal; tapi orang-orang Muslim tidak bisa 
mencapai kebenaran ini.  Bpk. Zakaria : Hal itu ada
 disana, tapi orang-orang Muslim terus saja menghilangkan ayat-ayat itu.  
Pembawa Acara: Benar sekali!  Bpk. Zakaria : Ini berbicara tentang Tritunggal 
dan mereka focus pada ayat-ayatnya saja.  Pembawa Acara: Hal itu menguatkan 
kepercayaan mereka sendiri.  Bpk. Zakaria :
  Seperti contohnya di Surat 4 ayat 171 yang telah kita bahas dalam  
episode sebelumnya, disebutkan bahwa Sesungguhnya Al Masih, Isa putra  
Maryam itu, adalah utusan Allah dan kalimat-Nya yang disampaikan-Nya  
kepada Maryam dan ru dari-Nya. Jadi mereka itu berpusat hanya pada satu 
 bagian dari ketiganya dan berkata: Benar bukan? Isa adalah seorang  
Pembawa kabar dari Allah.  Pembawa Acara: Tapi mereka menghilangkan bagian yang 
paling penting.  Bpk. Zakaria : Mereka
  mengambil dan memilih. Al Qur’an berbicara tentang Tritunggal yang 
kita  anut dalam ayat ini. Isa adalah Firman Allah, Pernyataan Allah dan
 Roh  Allah. Kita telah membicarakan tentang Shaqanqeery dan  tentang 
Ahmed  Hegazy. Yang saya mau katakan sekarang adalah: bagaimana Isa itu 
adalah  Firman Allah? Dan apakah Al Qur’an dengan lebih jelas memberikan
  pembuktian bahwa Isa adalah benar-benar Firman Allah? Dan dalam sikap 
 seperti apakah Al Qur’an memberikan kesaksiannya? Disamping dari ayat  
dalam Surat 4  Pembawa Acara: Ini ada di ayat 171  Bpk. Zakaria : Di
  ayat 171. Selain itu ada juga di ayat lain dalam Surat 3 ayat ke 39,  
yang mengatakan “Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran
  Yahya, Yahya yang dimaksud di sini adalah Yohanes Pembabtis.  Pembawa Acara: 
Ini adalah pesan dari sudut pandang Zakaria  Bpk. Zakaria:
  Yahya yang membenarkan kalimat dari Allah – siapa yang akan menguatkan
  Kalimat dari Allah itu (atau Firman dari Allah). ”Jadi Yahya si   
Pembabtis memang bermaksud  untuk menguatkan atau mempercayai kalimat  
dari Allah.  Apakah artinya itu?  Pembawa Acara: Hal ini membutuhkan banyak 
sekali penjelasan.  Bpk. Zakaria: Seperti
  yang kamu ketahui bahwa kita tidak diperbolehkan untuk menjelaskan 
atau  menafsirkan isi dari Al Qur’an; kita menghormati Al Qur’an dan 
kita  juga menghargai para tapsiran kuno atau para  penterjemahnya. Dan 
kita  tidak mempunyai hak untuk menterjemahkannya sendiri. Tapi dari 
dulu  memang telah ada tafsiran atau penjelasan secara jelas tentang hal
 ini   yang telah disetujui, penafsir islam yang memang mempunyai hak 
untuk  itu. Dan kita mengutip orang-orang itu, seperti contohnya; Imam 
Abu Al-  Sa`udالامام ابو السعود . Apakah yang telah beliau katakan? 
Beliau  mengatakan “Penenegasan atau untuk memperkuat firman Allah yang 
artinya  adalah Firman ini adalah Isa sendiri, semoga damai sejahtera   
besertamu.”  Pembawa acara: Tolong
  katakan pada kami mengacu dari manakah hal itu , supaya orang-orang  
muslim yang kita kasihi bisa mengacu pada buku –buku tersebut dan dan  
memeriksanya sendiri.  Bpk. Zakaria: Karena kita ingin orang-orang dapat 
membaca dan mengerti.  Pembawa acara: Kita ingin membuatnya lebih mudah bagi 
mereka untuk mengacu pada penjelasan-penjelasan tersebut.
  Bpk. Zakaria:Ini
  ada dalam penjelasan dari Abu A-Sa`ud Mohamed Ibn Mohamed 
Al-3ammadyابو  السعود محمد بن محمد العمادى  di halaman 233. Beliau 
mengatakan:  Barangsiapa yang menegaskan Firman dari Allah yang adalah 
Isa sendiri,  semoga damai sejahtera menyertainya. Karena Yahya si 
Pembabtis telah  mengatakan untuk menjadi yang pertama untuk percaya 
dalam Dia dan untuk  menegaskan bahwa Dia adalah sebuah Firman dari 
Allah. Penjelasan yang  sama mengutip penjelasan yang telah ada terlebih
 dahulu dari  Al-Siddi  السّدى- Ini adalah berasal dari referensi buku 
yang sama . Al-Siddi  mengatakan bahwa Ibu dari Yahya telah bertemu 
dengan Ibunda Isa; hal ini  juga telah diketahui dalam Alkitab. Ibunda 
Yahya mengatakan: “Oh  Mariam, tahukah kamu bahwa aku sedang 
mengandung?” Mariam menjawab “Aku  juga sedang mengandung.” –  
permbicaraan biasa – Lalu Ibunda Yahya  berkata pada Ibunda Isa – dan 
ini adalah bagian yang serius –Ibunda  Yahya berkata kepada Ibunda Isa: 
“Aku mendapati bayi yang ada dalam  kandunganku menyembah Anak yang 
dalam kandunganmu.” Penterjemahan atau  maksudnya adalah: Siapakah yang 
akan menegaskan pernyataan dari Tuhan?  Siapakah bayi yang ada di dalam 
perut Ibunda Yahya?   Pembawa Acara: Yohanes atau Yahya  يحيى  Bpk. Zakaria: 
Siapakah yang dia puja?  Pembawa Acara: Isa, Putera Mariam yang ada dalam perut 
ibunya.  Pak Bpk. Zakaria, tolong ulangi lagi bagian ini, referencinya dan 
namanya?  Bpk. Zakaria: Ini
  adalah penjelasan dari Abu Al-Sa`ud. Nama sesungguhnya adalah Mohamed 
 Ebn Mohamed Al-3ammady ابو السعود محمد بن محمد العمادى yang ada di  
halaman 233. Penjelasan yang sama mengutip penjelasan dari pendahulunya 
 yang bernama Al-Siddi السّدى- yang mengatakan: “Oh Mariam, apakah kau  
merasakan – atau mungkin maksudnya adalah apakah kamu telah mendengar  
tentang kehamilanku?” Lalu Mariam menjawab “Aku juga sedang mengandung.”
  –  Ibunda Yahya berkata: “Aku mendapati bayi yang ada dalam 
kandunganku  menyembah Bayi yang ada dalam kandunganmu.” Menyembah 
adalah sebuah hak  istimewa untuk Allah, betul begitu?  Pembawa acara: Hal ini 
telah ditegaskan dalam Al Qur’an  Bpk. Zakaria: Kita memang seharusnya 
menyembah hanya pada Allah dan bertekuk lutut hanya pada Dia.  Pembawa acara: 
Begitu juga di dalam Al Qur’an  Bpk. Zakaria: “Aku
  mendapati bayi yang ada dalam kandungku menyembah Bayi yang ada dalam 
 kandunganmu.: Bagian ini versi Al Qur’an mengatakan:  “Siapa yang akan 
 menegaskan sebuah pernyataan dari Tuhan.” Pernyataan yang mengatakan  
bahwa kamu akan menjadkn,i hamil.  Pembawa Acara: Saya pikir hal ini sudahlah 
sangat jelas.  Bpk. Zakaria: Jelas?  Pembawa Acara: Ya, sangat jelas.  Bpk. 
Zakaria: Ada
  lagi, dalam Surat 3 ayat 45; ayat ini menerangkan dengan jelas 
siapakah  Firman dari Allah itu. Dikatakan “ Ketika malaikat berkata : 
Hai  Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dari Nya, namaNya Al
  Masih ‘Isa putera  Maryam,” tentu saja disini tidak mungkin ada  
kesalahan secara tata bahasa dalam Al Qur’an.  Pembawa Acara: Orang-orang 
Muslim menjadikan Al Qur’an sebagai sandaran utama dalam  tata bahasa dalam 
bahasa Arab.
  Bpk. Zakaria: Baiklah.
  Kita akan melihat lebih dekat bagaimana bahasa Arab itu. Dikatakan  
bahwa: “Tuhan menyatakan dalam dirimu sebuah Kalimat dari Dia.”  Sebuah 
 Firman  كلمه  , apakah kata “kalimat (firman)” ini berjenis pria  
(masculine) atau wanita (feminine) dalam bahasa Arab? Kata ini masuk  
dalam jenis wanita (feminine) Jadi dalam bahasa Arab seharusnya ini  
menjadi Ismuha اسمها  dan bukan menjadi Ismuhu اسمه . Jadi gaya  
bahasanya seharusnya dibaca dalam bahasa Arab menjadi “Dengan demikian  
malaikat itu berkata kepada Mariam “Allah menyatakan pada dirimu sebuah 
 firman dari Dia, namanya adalah, atau dalam bahasa Arab Ismuha اسمها.  
Isa anak Mariam ”عيسى ابن مريم   untuk membuat bahasanya dalam bentuk  
yang benar. Tapi
  masalahnya disini bukan ada di Al Qur’an. Dikatakan dalam bahasa Arab:
  Bikalimatin بكلمة –dalam bentuk wanita (feminine)- Ismhuhu اسمه –dalam
  bentuk pria (masculine) – Nama-Nya adalah Isa anak dari Mariam.” Orang
  boleh memperdebatkan  bahwa kata ganti bentuk pria dalam Ismuhu اسمه  
adalah mengacu pada Isa tapi setiap orang tahu bahwa sebuah kata ganti  
 mengacu pada kata benda yang ada sebelumnya, bukan kata benda yang ada 
 setelahnya. Jadi apakah kesimpulan kita dari situ? Bahwa Firman dari  
Allah ini bukanlah sebuah  firman manusia biasa; ini adalah bentuk kata 
 pria (maskulin); jadi ini pastilah Firman Tuhan – seseorang- kepandaian
  dari Tuhan yang telah pernah kita bahas. Mari kita sekarang kembali 
pada  bahasa aslinya. Di Yunani, dalam bahasa Yunani, dalam kata Yunani 
 “Logos”  dan logos yang dalam bahasa Arab adalah kalima yang telah 
diterjemahkan, artinya: pikiran dari Allah, yang menjelaskannya sendiri dalam 
bentuk sebuah firman.  Oleh
  karena itu telah dituliskan disini  dalam bentuk pria / maskulin,  
karena kata “pandai” atau “kepandaiannya Tuhan, pikirannya Tuhan”  
pastilah berjenis pria /maskulin. Oleh karena itu tidak dikatakan ,  
“Bikalimatin Ismuha بكلمة اسمها – kata gantinya dalam bentuk pria bukan 
 kata ganti untuk wanita, kata dia  dalam bentuk pria. Ini adalah pikirannya 
Allah yang terlihat dalah diri Isa. Sekali lagi, di dalam buku yang berjudul  
“Fusus Al- Hikam”
  فصوص الحكم yang dikarang oleh Sheikh Mohyi Addin Al-Araby الشيخ محى  
الدين العربى, dalam bagian yang ke-2 atau di volume 2 di halaman 35  
mengatakan tentang Firman ini: Firman ini – pernyataan yang luar biasa –
  adalah merupakan transfigure dari Allah.”  Semuanya ada disana 
menunggu  seseorang untuk membaca dan mengerti. Alkitab menganjurkan 
pada kita  untuk mencari kitab-kitab, meneliti buku-buku, karena 
buku-buku itulah  yang akan bersaksi tentang Isa. Tapi masalahnya adalah
 bahwa hanya ada  sedikit orang muslim saja yang membaca. Mereka tidak 
tidak mau membaca  atau juga mengerti dan mereka hanya mengambil sebagai
 mana yang mereka  lihat atau dengar. Padahal kita ingin mereka memiliki
 mental baru di  abad 21, seseorang yang berpikir untuk mengkaji hal-hal
 untuk dirinya  sendiri. Hal
 ini  sudah ditulis di abad ke-7 dan ke-8 setelah masehi, dan mereka 
telah  menulis  tentang hal-hal itu. Apakah mereka lebih baik dari kita,
 siapa  yang hidup di abad 21?  Namanya sekali lagi adalah Sheikh Mohyi 
Addin  Al-Arabyمحى الدين العربى   dalam bukunya “Fusus Al- Hikam”
 فصوص  الحكم di volume 2 halaman 35 dan mengatakan bahwa: Firman itu 
adalah  merupakan  bentuk perubahan / transfigure dari Allah sendiri dan
 ini  sama seperti Ke-Allah-an dan bukan yang lainnya.” Sheikh Mohyi 
Addin  Al-Araby terkenal sebagai seorang pengarang buku. Di dalam buku 
yang  sama di halaman 13 kami menemukan sesuatu yang lain. 

   Pembawa Acara: Dan kita masih sedang membicarakan  tentang Firman dan sedang 
mencoba untuk menjelaskan siapakah Firman Tuhan itu?  Bpk. Zakaria: Sebagai
  suatu pribadi dalam Tritunggal. Firman Allah, pikirannya Allah.  Mohyi
  Addin Al-Araby dalam bukunya beliau mengatakan: Firman itu adalah 
Allah  sendiri.   Pembawa acara: Dia menuliskan tentang hal  ini dengan sangat 
singkat.  Bpk. Zakaria: Kalau Firman itu adalah Allah sendiri, ini artinya 
Firnan itu adalah Allah. Tidakkah seperti itu tepatnya?  Pembawa Acara: betul 
sekali  Bpk. Zakaria: Apakah yang orang Nasrani bilang? Bahwa “Pada mulanya 
adalah….”  Pembawa acara: Ya.  Bpk. Zakaria: “Pada
  mulanya adalah Firman, dan Firman itu bersama-sama dengan Allah dan  
Firman itu adalah Allah.” Semua itu adalah hal yang sama. Bahkan dalam  
bahasa Arab kita katakan, “Firman itu adalah – kita menggunakan dalam  
jenis maskulin dan bukan feminin. Jadi kita memang tidak sedang  
membicarakan tentang firman dari seorang pribadi yang biasa saja, kita  
sedang membicarakan tentang seorang Pribadi disini atau tentang  
pikirannya Tuhan. Jadi
  sekarang, kita memiliki Allah. Kita memiliki Firman yang adalah  
Kepandaiannya Allah sendiri, pikirannya Tuhan; dan sekarang tinggal hal 
 mengenai Ruhul Qudus yang harus kita bahas. Apakah
  Ruhul Qudus itu adalah Allah? Mari kita periksa pertanyaan ini? Kita  
baca dalam Surat 2 ayat 87 dan ayat yang sama diulangi di ayat 253.  
Dikatakan disini: “telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran kepada ‘Isa 
 putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus. dan sekali 
lagi  dalam Surat 5 ayat 110 yang mengatakan “Lalu Allah mengatakan: “ 
Hai  ‘Isa putra Maryam, ingatlah ni’mat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di 
waktu  Aku menguatkan kamu dengan Ruhul Qudus. Kamu dapat berbicara 
dengan  manusia diwaktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa.  Pembawa acara: 
Saya
  mempunyai sedikit keberatan di sini Pak Bpk. Zakaria. Saudara-saudara 
 kita yng beragama Islam mengatakan bahwa Ruhul Qudus yang dimaksud  
disini adalah sama dengan yang menolong Muhammad dengan memberikan  
padanya Al Qur’an ini. Kami ingin menjelaskan perbedaannya disini.  
Pertolongan yang dimaksud disini adalah bahwa Muhammad adalah pembawa  
pesannya Tuhan dan Dia mengirim Al Qur’an ini ke bumi untuk Muhammad.  
Ini perbedaan yang sangat besar.   Bpk. Zakaria: Pada kenyataanya adalah bahwa 
di dalam Al Qur’an, yang dimaksud adalah malaikat Jibril  Pembawa acara : yang 
ditafsirkan sebagai Ruhul Qudus.  Bpk. Zakaria:
  Ditafsirkan sebagai Ruhul Qudus yang datang dari Tuhan. Tapi dalam Al 
 Qur’an juga Ruhul Qudus yang sesungguhnya ditafsirkan sebagai  Roh 
Tuhan  itu sendiri. Seperti kesaksian yang saya ambil dari Sheikh 
Mohamed Al  Hariry Al Bayyumy شيخ محمد الحريرى البيومى  dalam bukunya 
yang berjudul “The spirit and its identity” di halaman 53. Di halaman ini 
beliau berkata: “Ruhul Qudus itu adalah Roh Allah sendiri. ”
  Pembawa Acara: Siapa tadi namanya pak?  Bpk. Zakaria: Dalam bahasa Arab 
disebut dengan “Arruhu Wa Mahiyyatuha”
  الروح وماهيتها ada di halaman 53 yang ditulis oleh Sheikh Mohamed Al  
Hariry Al Bayyumy. Al Qur’an juga telah memperingatkan orang-orang untuk
  tidak berkata kebohongan baik tentang Allah mau pun tentang Ruhul  
Qudusnya. Jadi Roh yang dimaksud disini pastilah Roh Allah, karena kita 
 tidak dapat  memahami Allah tanpa adanya Roh. Dan kalau kita menuntut  
bahwa Ruhul Qudus itu adalah malaikat Jibril, bagaimana dengan Tuhan,  
apakah Allah memiliki roh atau tidak? Apakah Dia hidup atau tidak?  Pembawa 
Acara:
  Dan malaikat ini juga adalah ciptaan Allah. Bagaimana kita dapat   
menyebut suatu ciptaan Tuhan sebagai Roh Allah? Tidaklah masuk akal .  Bpk. 
Zakaria: Bukan
  begitu, orang-orang Islam memandang hal ini dalam cara yang berbeda.  
Mereka mengatakan bahwa Ruhul Qudus -  atau tepatnya roh kesucian –  
artinya adalah roh yang datang dari kekudusan yang adalah Allah sendiri,
  dinamakah roh yang diutus oleh Allah yang suci. Tapi hal ini tidaklah 
 bertentangan dengan kenyataan bahwa Tuhan memiliki Roh. Dan tidaklah  
mungkin bahwa malaikat Jibril itu adalah Rohnya Allah; Tuhan haruslah  
memiliki roh  karena Tuhan memiliki kehidupan yang merupakan sifat  
pribadi Allah yang melekat secara alami, karena Dia hidup melalui  
Roh-Nya itu.  Pembawa Acara: Lalu
  apa maksudnya saat  Al Qur’an mengatakan dalam Surat  Miriam “Kami  
telah mengirimkan padanya roh kami .”?  Kalau begitu inilah  Roh Allah  
itu. Dia tidak mengatakan roh yang aku ciptakan,  Dia mengatakan Roh   
kami, jadi kalau begitu ada perbedaan antara keduanya.   Bpk. Zakaria:
  Kita ingin melihat hal itu dari sudut pandang orang Muslim. Jadi 
mereka  tidak akan mengatakan bahwa kita menterjemahkan hal-hal itu 
dengan cara  yang kita suka. Mereka mengkaji ayat: “Kami telah 
mengirimkan padanya  Roh Kami seperti roh yang dari kita” dan mereka 
menterjemahkan  kelanjutan dari ayat tersebut dengan:  bahwa seorang 
malaikat muncul  padanya dalam wujud seorang manusia. Itu adalah sebuah 
perkiraan. Saya  bukannya tidak setuju dengan mereka tentang hal ini. 
Tapi penjelasan  saya  ingin agar hal ini dapat menjadi wajar dan bicara
 secara masuk  akal, saya tanya: Apakah Allah memiliki roh atau tidak? 
Kita  kesampingkan Jibril ini sekarang.  Apakah Allah itu tanpa Roh?   Pembawa 
acara: Tentu saja tidak  Bpk. Zakaria: Tentu saja tidak. Baiklah. Roh ini, 
apakah kudus atau  tidak? Bukankah Dia Dia yang suci?  Pembawa acara: Pasti ya, 
Allah itu adalah Kudus.
  Bpk. Zakaria: Dan
  “Kudus” adalah salah satu sebutan buat Allah, artinya Roh-Nya juga  
adalah Kudus. Roh yang Kudus, jadi inilah Tritunggal yang kita percayai 
  - Bapa – yang adalah sumber kehidupan – Firman /Anak – yang merupakan 
 kepandaiannya Allah yang berwujud dalam bentuk manusia dan Allah tidak 
 dapat dipisahkan dari kepandaian-Nya – dan Roh Allah yang hidup dan   
pemberi  kehidupan. Semuanya itu saling berhubungan dengan  baik; dan  
kita tidak dapat memisahkannya satu dengan yang lainnya. Hal yang sama  
juga bahwa anda tidak dapat memisahkan pikiran atau otak seseorang dari 
tubuhnya atau rohnya, dia adalah satu kesatuan.  Pembawa acara: Hal
  ini membawa kita pada pertanyaan yang kedua, Pak Pendeta. 
Pertanyaannya  adalah: tidakkah penamaan Tritunggal sangatlah janggal? 
Apakah  sesungguhnya maksud dari Tritunggal itu? Kita akan memulai yang pertama 
dengan yang ini: Apa maksud dari sebutan “Bapak” ?  Bpk. Zakaria: Maksud dari 
sebutan Bapak. Maksud anda Bapak, Anak dan Ruhul Qudus?  Pembawa acara: Ya. 
Maksud dari sebutan Bapak  Bpk. Zakaria: Baiklah,
  mari kita mulai mengartikan kata Bapak atau Bapa. Sejujurnya kata   
“Bapak/Bapa” memiliki banyak arti. Secara bahasa kata ini memiliki  
banyak arti. Salah satu artinya adalah, seorang bapak adalah sebuah  
simbol, sebuah arti kiasan; seorang bapak tidak harus menikah atau  
melahirkan anak  untuk  bisa dipanggil bapak. Sebuah arti secara kiasan.
  Sebagai contoh, kalau kita mengatakan bapak dari mahluk hidup, bapak  
dari segala ciptaan, maksud dari kata  “bapak” disini  adalah merupakan 
 simbol dari semua ciptaan, ini bukan berarti bahwa Tuhan menikah lalu  
 melahirkan seorang manusia. Disini digunakan secara kiasan . Oleh 
karena  itu Rasul Paulus mengatakan dalam kitab suci “Kita hanya 
memiliki satu   Allah, yaitu Bapa,  dari mana semua mahluk berasal, dan 
kita semua ini  adalah milikNya.” Jadi Dia adalah Bapa , yang dalam hal 
ini adalah sang  Pencipta. Juga secara simbol orang dapat mengatakan 
bapak dari kebaikan,  bapak dari segala berkat. Maksudnya adalah bukan 
karena seseorang kawin  dan kemudian  menghasilkan seorang anak  dan 
menamainya berkat. Ini  adalah hanya merupakan sebuah  gambaran dalam 
bahasa. Manksudnya adalah  sumber dari segala kebaikan atau sumber dari 
segala berkat. Ini hanyalah  merupakan salah satu artinya.  Arti yang 
lainnya adalah arti yang  secara resmi. Contohnya, bila seseorang 
mengadopsi seorang orang kecil.  Muhammad mengadopsi Zayd, khan?  Pembawa acara 
: Benar.  Bpk. Zakaria: Sejarahnya Zayd ini diadopsi oleh Muhammad dan 
dipanggil dengan namanya itu.  Pembawa acara : Dia dipanggil Zayd anak dari 
Muhammad dan bukan Zayd anak dari Haritha.  Bpk. Zakaria: Bukannya
  dipanggil dengan  Zayd Bin Haritha tapi Dia dipanggil dengan  Zayd Ebn
  Muhammad, karena diangkat menjadi anak.  Kemudian hari dia batal untuk
  diadopsi. Tapi ini bukanlah dasara pembicaraan kita hari ini. Tapi  
adopsi tadi, apakah kemudian anak ini menjadi anak lahiriahnya Muhammad?
  Bukan. Tapi Muhammad telah mengangkatnya menjadi anak. Hingga membuat 
 Muhammad menjadi bapaknya secara syah sebelum pengadopsian /  
pengangkatan itu dibatalkan dalam Islam? Betul bukan? Oleh karena itu  
kita berkata dalam Alkitab “Kamu telah menerima Roh hikmat yang kamu  
minta”  Pembawa acara: “Abba, Bapa.”  Bpk. Zakaria:
  “Abba, Bapa.” Oh, Allah Bapa kami – Roh pemberi hikmat pada kami. Ini 
 adalah artinya yang resmi. Ada juga yang arti yang paling dasar dari  
kata bapak ini. Dalam hal ini kita katakan: cahaya itu dilahirkan oleh  
kobaran api. Bagaimana mungkin!!! Apakah karena api kawin dengan kayu  
bakar lalu melahirkan cahaya? Tidak mungkin khan? Kita tidak dapat  
mengartikan segala hal dengan harafiah.  Ada juga yang artinya secara  
kiasan. Hal ini kita sebut dengan simile / kiasan. Tapi ada arti yang  
sesungguhnya di dalamnya.  Api  sama dengan cahaya contohnya .  Tapi  
berbeda dalam hal kecepatannya. Kecepatan dari  kobaran api adalah  
lambat. Tapi cahaya yang keluar dari api ini jauh lebih cepat, hingga  
ini menjadi cahaya  bagi semua orang. Jadi disini kita memiliki arti  
kiasan dari kata “bapak”.  Saat  saya  mengatakan  bahwa api adalah  
bapak dari cahaya bukan artinya bahwa ada perkawian dan kelahiran secara
  fisik. Api melahirkan cahaya, maksudnya disini adalah menghasilkan.  
Begitu bukan?  Pembawa acara: Kebapakan disini sangat berbeda sekali dengan 
keadaan pada umumnya, secara fisik hal ini dapat diterima sepenuhnya.  Bpk. 
Zakaria:
  Ada lagi maksud yang lainnya, kita telah bahas mengenai arti secara  
kiasan, arti secara resmi dan arti yang mendasar di dalamnya. Tapi juga 
 ada arti secara  rohani.  Pembawa Acara: Dan ini adalah yang paling penting.
  Bpk. Zakaria: Hal
  ini adalah yang paling penting. Isa adalah Anak Allah yang mempunyai  
sifat ketuhanan yang lahir dan tidak melalui tahap reproduksi. Alkitab  
mengatakan dalam Injil Yahya ayat 13 bahwa: Barangsiapa yang lahir dari 
 Allah – ini pasti adalah kelahiran secara rohani – lahir dari Allah.”  
“Isa telah dilahirkan dari Allah sebelum segala abad.” Ini adalah  
kelahiran yang sangat  khusus. Hal yang sama bahwa cahaya dilahirkan  
dari nyala api. Keallahan yang tinggal dalam diri Isa dan telah  
memberikan cahaya. Dia tinggal dalam diri Isa. Jadi inilah arti dari  
bapak, tidak ada hubungannya dengan reproduksi, tidak ada hubungan seks 
 dan tidak ada yang lain.  Pembawa acara: Sekarang kita masuk dalam arti yang 
kedua, dan kami akan menjelaskan pada anda  arti dari  kata Anak / Putera.  
Bpk. Zakaria : Maksud dari kata Anak  Pembawa acara: Anak laki-laki /putera  
Bpk. Zakaria: Benar. Hal ini yang menjadi masalah bagi orang-orang Muslim.  
Pembawa acara: Benar sekali. Ke-anak-an  Bpk. Zakaria: Bagaimana
  bisa seorang anak? Dan bagaimanakah dia dilahirkan, dan lain  
sebagainya. Saya katakan bahwa konsep dari kata “anak” dalam  
bahasa-bahasa telah diketahui. Kita menggunakan kata “anak” ini dalam  
bermacam-macam cara. Kita katakan putera bangsa.  Pembawa acara: Anak dari 
sungai  Nil.  Bpk. Zakaria: Anak
  dari sungai Nil, anak dari padang gurun, anak dari Mesir. Apakah  
maksudnya adalah Mesir kawin dengan negara itu dan melahirkan seorang  
anak? Atau apakah sungai Nil kawin dengan daratan dan melahirkan seorang
  anak? Tentu saja tidak. Dapatkah padang gurun kawin dengan hutan  
belantara, ini hanya contoh saja, dan melahirkan seorang anak? Tidak  
mungkin. Jadi inilah arti yang pertama dari kata anak. Bahkan di Al Qur’an 
sendiri kata ”anak” telah dipakai dalam suatu hal yang tidak melibatkan 
reproduksi  secara hubungan  fisik.  Pembawa acara: dimanakah itu?  Bpk. 
Zakaria: Hal ini ada di Surat 2 “Al Baqarah” ayat 215.  Pembawa acara: Sekali 
lagi, Surat 2 ayat 215; jadi teman-teman kita dapat merujuk ke bacaan itu  Bpk. 
Zakaria: Dikatakan
  “Jawablah: “Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan  
kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan 
 musafir….  Pembawa acara: para musafir.”  Bpk. Zakaria:
  Para musafir dalam bahasa  Arab disebut dengan “Anak jalanan.” Anak  
jalanan ini, berasal dari manakah mereka? Apakah karena jalan besar  
kawin dengan jalan kecil kemudian  melahirkan seorang anak dan kita kita
  sebaiknya memberikan uang padanya dan memberikan padanya zakat fitrah?
  Bukan. Al Qur’an sendiri.....  Pembawa acara: bersaksi tentang ke-anak-an 
yang lain yang dibahas dari sisi tubuh jasamani.
  Bpk. Zakaria: Ke-anak-an
   bukanlah  merupakan hasil dari hubungan fisik atau reproduksi. Kenapa
  kemudian kita dipersalahkan saat kita menggunakan kata kiasan yang 
sama?  Imam Al Nassafi النسفى memberikan komentar tentang hal ini. 
Beliau  mengatakan,”Seorang musafir disebut anak jalanan karena dia ada 
 hubunganya dengan jalan-jalan; karena musafir ini hidup di jalan, oleh 
 karena itu dia diebut dengan anak jalanan. ” Ini adalah komentar dari 
Al  Nassafi,  bagian 1 halaman 86.  Ada tradisi ke-allah-an yang juga  
berbicara tentang ke-anak-an. Dikatakan disini “Orang kaya adalah  
pelayanku dan orang miskin adalah orang kecil yang menjadi tanggunganku -
  atau anak-anak. Kata itu dapat diterjemahkan: orang-orang kecil,  
keluarga, atau anak-anak. Apakah Allah telah melahirkan mereka? Begitu  
kan?  Pembawa acara: Ya, benar.  Bpk. Zakaria: Ini tidaklah terlalu sempit, 
penterjemahan secara fisik. Ada beberapa arti yang lainnya.  Pembawa acara: 
Bagian yang terakhir, pak pendeta  tentang Ruhul Qudus.  Bpk. Zakaria: Ruhul 
Qudus  Pembawa
 acara: Seperti yang telah dijelaskan tentang Bapak dan Anak, sekarang tibalah 
kita pada hal tentang Ruhul Qudus  Bpk. Zakaria :
  Dalam Surat Yusuf 12, ayat 87.  Surat 12 ayat ke- 87   “Janganlah kamu
  berputus asa dari Rahmat  Allah – dalam bahasa Arab ini artinya adalah
  Rohnya Allah – Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat (roh )  
Allah.” Jadi jangalahlah menjadi putus asa akan Rohnya Allah. Kalau  
begitu ini bukanlah malaikat Jibril.  Pembawa acara: Ini adalah Roh Allah. Hal 
ini sangatlah jelas.  Bpk. Zakaria: Janganlah
  menjadi putus asa akan Rohnya Allah, hanya orang –orang yang tidak  
percaya saja yang hilang harapan akan Roh Allah. Juga dalam Surat 2 “Al 
 Baqarah”  ayat  87 dan 253 mengatakan “telah Kami berikan bukti-bukti  
kebenaran kepada ‘Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul 
 Qudus.” Juga di dalam Surat 5 Al Maidah “Kami telah menolong-Mu  
bersama-sama dengan Ruhul Qudus.” Sheikh Abdul Karim Al-Jabalyشيخ عبد  
الكريم الجبلى  mengatakan hal berikut ini tentang Ruhul Qudus: Bahwa  
Ruhul Qudus tidaklah diciptakan dan karena tidak diciptakan maka  
pastilah kekal.  Dan yang kekal itu adalah Allah dan tidak ada yang  
lainnya. Hal ini telah dituliskan di dalam majalah dari Fakultas Seni   
di Kairo tahun 1934.  Pembawa acara: Kami
  berharap bahwa artinya saat ini telah dimengerti oleh saudara-saudara 
  kita yang beragama Islam. Dan kami sangat berterima kasih untuk semua 
 yang telah anda lakukan. Semoga Tuhan memberkati anda dan memberkati  
pelayanan anda, dan memakai pelayanan anda untuk kemuliaan nama-Nya.  
Amen. Bpk. Zakaria: Amin.
 Pembawa acara: Teman-temanku
  dalam Islam dimanapun anda berada, kirimkan pertanyan-pertanyaan anda.
  Yakinlah bahwa kami akan memberikan perhatian penuh pada itu semua.  
Alamat kami akan terlihat di layar kaca anda pada akhir acara ini.  
Silahkan kirimkan pertanyaan anda. Dan bagi siapa saja yang ingin  
membaca kitab suci, surati kami dan kami akan mengirimkan kepada saudara
  secara gratis, atau buku-buku Kristen lainnya. Terima kasih dan sampai
  jumpa lagi. Sumber: http://www.siaranalhayat.com/pertanyaan-tentang-iman/





[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Post message: prole...@egroups.com
Subscribe   :  proletar-subscr...@egroups.com
Unsubscribe :  proletar-unsubscr...@egroups.com
List owner  :  proletar-ow...@egroups.com
Homepage    :  http://proletar.8m.com/Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    proletar-dig...@yahoogroups.com 
    proletar-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    proletar-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke