KESAKSIAN HARI DARMAWAN

Written by Jack
Wednesday, 10 May 2006

Waktu itu, anak saya Suzan yang sangat percaya pada Tuhan sejak usia 8
tahun hingga berusia 21 tahun, dan selalu menunjukkan sikap hidupnya
yang diberkati Tuhan menceritakan kepada saya bahwa Tuhan itu baik
padanya selama ini, Suzan mengatakan, dia percaya bahwa Tuhan sudah
memelihara dan membesarkan dirinya. Ketika Suzan menceritakan kebaikan
Tuhan kepada saya, hati saya tersentuh. Hati saya tergugah bahwa
benar- benar ada Tuhan, karena anak saya baik-baik semuanya. Anak
saya tidak berlaku jahat, meski kesempatan itu ada.Peluang untuk
mereka, anak-anak saya berbuat negatif itu ada dan sangat besar.
Apalagi, mereka saya lepas hidup di Singapura dengan materi yang
cukup. Di Singapura itu ada banyak anak-anak yang jadi jahat, tapi
banyak juga yang baik. Kesempatan itu ada disana, baik itu diskotik,
kehidupan
 bebas, dan sebagainya. Tapi puji Tuhan, saya bahagia sekali,
anak-anak saya baik semuanya.

Bahkan lewat Suzan, saya disadari bahwa Tuhan yang memberikan anugerah
kepada semua kehidupan ini. Saya pikir, dengan sikap anak-anak saya
ini, saya percaya bahwa Tuhan sudah memilih saya untuk menjadi anakNya.

Begitu saya tahu bahwa Tuhan mengasihi saya dan keluarga saya, maka
saya menangis berhari-hari. Saya ingat bahkan menangis itu  sampai
seminggu, ketika saya merasa "God touch my heart". Saya  kira itu
adalah karya Roh Kudus, yang bekerja dalam hati saya,  hingga saya
digoyang seperti itu.

Kalau saja yang bicara soal Tuhan itu anak saya yang bersikap tidak
baik, dan percaya kepada Tuhan, 'go to hell'lah. Tapi, saya bangga
dengan anak saya karena dia begitu hebat dan berhasil.

Tuhan Memproses Setelah saya mulai kenal Tuhan, dan saya benar-benar
merasa Tuhan bekerja untuk saya. Saya mulai dibentuk, diproses
 berat.
Sekitar tiga tahun, saya baru benar-benar merasakan sukacita penuh,
dan hidup itu begitu menyenangkan dan penuh dengan damai sejahtera.

Hari Darmawan, ayah empat anak dan peraih Aprindo Award ini berkata
dengan rendah hati, "Hidup itu diberikan oleh Tuhan dan Dia yang atur
rejeki kita. Kedua, kalau dulu mencari uang hanya untuk berbelanja,
main perempuan, dan hidup bermewah-mewah. Tapi sekarang kita merasa
malu sekali, jika hanya bisa mencari uang untuk diri sendiri, tanpa
melihat kehidupan sosial."

Hari mengatakan, orang sering berkata, ya, hidup saya senang, mewah,
atau banyak hoki. "Tapi saya tidak percaya itu. Saya hanya  percaya
kalau saya punya hidup sukacita hanya didalam Tuhan.  Saya tidak bisa
ungkapkan dengan kata-kata bagaimana sukacita  saya, karena itu sangat
luar biasa," tambahnya. Sebab, sambung peritel terbesar itu, sukacita
itu tidak perlu diungkapkan. Hatinya sudah kaya, penuh sukacita.
 Jadi,
tegas Hari,  ketika menerima Tuhan Yesus, banyak terjadi perubahan
yang  radikal pada diri saya. Saya lebih mengenal sesama manusia dan
lebih menghargai, mencintai sesama."Biasanya saya mengikuti
persekutuan diantara staf yang terdiri dari kurang lebih 20 orang,
dengan mengundang pengkhotbah. Dalam persekutuan itu, saya  semakin
dikuatkan dan bisa menolong orang lain yang sedang  stres. Jadi, biar
kaya, kita tetap memerlukan Tuhan. Banyak anak  muda yang ingin cepat
kaya tapi dalam hidupnya tidak peduli pada  orang lain dan tidak
berjiwa sosial," katanya.


Menyinggung soal bisnis Matahari-nya, Hari mengatakan, pihaknya sedang
mengembangkan citra toko baru. Sedangkan soal nama 'Matahari', Hari
Darmawan mengatakan, "Karena saya ini orang Kristen, 'matahari' itu
berarti matanya Darmawan. Karena mata itu ada di hati saya, maka
matahari itu harapan dan visi saya. Saya benar-benar belum tahu, tapi
yang saya tahu hanya 'Matahari' saja waktu itu, ketika memberi nama
usahanya. Saya percaya semua sudah ada yang mengatur, yaitu Tuhan,"
katanya.

Tetap Geliat Ketika jaman krisis, bisnisnya tetap geliat, padahal
banyak pesaing tangguh, Hari mengatakan, semua itu cuma anugerah Tuhan
semata. Meski, dirinya sama seperti orang lain, yang mengalami tokonya
dibakar dan dijarah. "Saya cuma serahkan semuanya kepada Tuhan, dan
saya tetap berdoa," kata Hari Darmawan.

Hari Darmawan mengatakan, dirinya adalah ayah dan pebisnis yang
bahagia. Pasalnya, sebagai seorang ayah, dia tidak perlu repot-repot
mendidik anak-anaknya. Karena mereka semua sudah masuk gereja dan
sangat rajin sekali. "Jadi, saya tidak terlalu menguatirkan anak-anak
saya. Mereka yang membawa saya untuk lebih dekat dengan Tuhan," jelasnya.

Kini, Hari mengakui, obsesinya hanya terus melayani sambil
meningkatkan apa yang sudah Tuhan berikan padanya.

 
---------------------------------
We won't tell. Get more on shows you hate to love
(and love to hate): Yahoo! TV's Guilty Pleasures list.

[Non-text portions of this message have been removed]



Post message: [EMAIL PROTECTED]
Subscribe   :  [EMAIL PROTECTED]
Unsubscribe :  [EMAIL PROTECTED]
List owner  :  [EMAIL PROTECTED]
Homepage    :  http://proletar.8m.com/ 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/proletar/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 

Reply via email to