Bundo dapat kiriman yang tak tahu asal usulnya tapi bundo pikir bermanfaat. Wassalam Bundo,
TANYA JAWAB Seputar Penyakit FLU BURUNG! Penularan virus influenza asal unggas ke manusia sebenarnya bukan hal baru, karena telah dilaporkan sejak tahun 1968. Menurut Dr. Handrawan Nadesul dalam penjelasannya kepada KCM, Sabtu (24/1), sejauh ini belum ada bukti kuat penyakit flu burung menular dari manusia yang terinfeksi ke manusia lainnya. "Seandainya, ada penderita flu burung asal Vietnam, Hongkong atau Thailand lolos masuk Indonesia, kita tak perlu cemas, karena penularan penyakit ini tidak mungkin terjadi antarmanusia," jelasnya. Anda pun aman mengonsumsi daging ayam karena hanya unggas hidup yang bisa menularkan penyakit ini. Apalagi pemanasan dengan suhu 56 derajat Celcius selama 30 menit sudah mengakibatkan virus influenza ini "mati". Berikut penjelasan selengkapnya: Apakah penyakit flu burung? FLU burung atau flu unggas (bird flu, avian influenza) adalah penyakit flu yang disebabkan oleh virus yang terdapat pada burung liar. Tidak semua virus pada binatang dapat menyerang manusia. Virus flu burung yang tingkat kemampuan mematikannya tinggi atau high-pathogenic avian influenza --dan dapat menginfeksi manusia (zoonosis)-- adalah tipe H5N1 dan H9N2 Galur virus influenza H5N1 ini, hanya ditemukan di Hongkong pada tahun 1997 dan tidak ditemukan di negara-negara di luar Hongkong. Namun, dalam perkembangannya, ternyata galur H5N1 itu juga yang menyebabkan kematian manusia di Vietnam bulan Januari 2004. AWALNYA, penyakit flu burung ini adalah penyakit hewan yang menyerang bangsa unggas. Flu burung atau sampar unggas (fowl plaque) adalah penyakit virus yang menyerang berbagai jenis unggas, meliputi ayam, kalkun, merpati, Unggas air, burung-burung piaraan, hingga ke burung-burung liar. Namun, babi juga dapat tertular flu burung. Gejala pada unggas biasanya adalah bervariasi, bahkan kadang tanpa gejala. Gejala yang umum adalah tanda-tanda pada pernapasannya, seperti bersin, pembengkakan kepala, jengger berwarna biru, bercak merah pada bagian tulang sayap. Juga muncul tanda-tanda saraf seperti tidak dapat berjalan, kepala dan leher berputar-putar. Gejala umum lainnya adalah mencret, penurunan produksi dan makan, serta kematian yang rendah serta tinggi tergantung galur virusnya. Namun, gejala-gejala tersebut sangat umum dan bisa juga disebabkan oleh bakteri, sehingga diagnosis yang meyakinkan sangat dibutuhkan. Bagaimana penularannya pada manusia? Penularan dari unggas ke manusia terjadi bila kita melakukan kontak langsung --seperti memelihara atau menyembelih-- dan tinggal di sekitar unggas hidup yang terinfeksi penyakit ini. Unggas yang terinfeksi dapat pula mengeluarkan virus ini melalui tinja, yang kemudian mengering dan hancur menjadi semacam bubuk. Bubuk inilah yang dihirup oleh manusia atau binatang lainnya. Virus ini bisa bertahan dalam waktu cukup lama pada jaringan atau kotoran unggas yang sudah mati, terutama pada temperatur rendah. Dari 18 orang yang terinfeksi flu burung pada 1997 di Hongkong, semuanya melakukan kontak cukup dekat dengan unggas hidup entah itu di pasar atau peternakan. Cara terbaik untuk menghindari terinfeksi virus ini adalah tidak melakukan kontak dengan unggas hidup dimana wabah flu burung sedang merebak. Kelompok profesi yang berisiko terinfeksi virus influenza burung adalah: Para pekerja di peternakan ayam, pasar burung dan rumah potong ayam. Anda juga dianjurkan segera mencuci tangan setelah melakukan kontak dengan ayam, burung atau jenis unggas lainnya. Keunikan biologi virus influenza adalah kemampuan virus ini mengalami perubahan genetika (genetic reassortment) sehingga mampu menembus species barrier dan terjadilah penularan antarjenis (species) makhluk. Misalnya dari binatang ke manusia. Penularan virus influenza asal unggas ke manusia ini bukan hal baru, karena telah dilaporkan sejak tahun 1968. Sejauh ini belum ada bukti kuat penyakit flu burung menular dari manusia yang terinfeksi ke manusia lainnya. Jadi, seandainya ada penderita flu burung asal Vietnam, Hongkong atau Thailand yang lolos masuk Indonesia, kita tak perlu cemas karena penularan penyakit flu burung tidak mungkin terjadi antarmanusia. Pada kasus yang terjadi di Hongkong kebanyakan menyerang anak-anak dan orang dewasa yang tinggal di pemukiman kumuh di sekitar peternakan ayam, pasar ayam, atau para pekerja di peternakan ayam dan rumah potong ayam. Untuk memberantas penyakit ini harus melalui tindakan stamping out, yakni membunuh semua ayam pada peternakan terserang, disertai desinfeksi kandang. Dalam perkembangan selanjutnya, mungkinkah terjadi penularan antarmanusia? Penularan antarspecies yakni dari unggas ke babi atau ke manusia telah banyak dilaporkan oleh peneliti dari berbagai penjuru dunia. Nah, sekali virus asal hewan tersebut menyerang manusia, maka penularan Antar manusia dapat terjadi. Hal inilah yang dikhawatirkan masyarakat Hongkong. Menurut Dr Handrawan Nadesul, kecemasan yang berkembang saat ini adalah: virus flu burung tersebut mengalami mutasi/perubahan dan mendompleng flu manusia. Kalau ini terjadi, maka flu yang sudah bermutasi tadi tabiatnya akan berubah menyerupai flu biasa , begitu juga cara penularannya. Seberapa amankah mengonsumsi daging unggas (ayam, itik, burung dan sebagainya) bagi konsumen? Konsumen daging unggas Indonesia tidak perlu khawatir tehadap isu flu burung di Hongkong, Vitenam, dan Thailand, karena virus influenza sangat peka terhadap pemanasan. Pemanasan dengan suhu 56C selama 30 menit sudah mengakibatkan virus influenza "mati". Makin tinggi suhu pemasakan daging unggas makin cepat pula virus tersebut menjadi inaktif. Di luar tubuh hewan, virus influenza akan menjadi inaktif dalam tempo 15 jam. Bagaimana gejala penyakit flu burung pada manusia? Sama seperti flu biasa, penderita akan mengalami demam tinggi, sekitar 40 derajat Celcius, batuk-batuk, tenggorokan sakit, badan lemas, hidung beringus, pegal linu, pusing, peradangan selaput mata (mata memerah). Gejala lain seperti mencret dan muntah seringkali juga terjadi, terutama pada anak-anak. Untuk memastikan apakah Anda menderita flu biasa atau flu burung harus melalui pemeriksaan darah. Kelompok manakah yang rentan terkena penyakit ini? Terutama menyerang anak-anak di bawah usia 12 tahun. Hampir separuh kasus flu burung pada manusia menimpa anak-anak. Hal ini disebabkan system kekebalan tubuh anak-anak belum begitu kuat. Adakah obat atau vaksinnya? Belum ada! Penderita hanya akan diberi obat untuk meredakan gejala yang menyertai penyakit flu tersebut seperti demam, batuk atau pusing. Obat-obatan tersebut hanya meredam gejalanya tetapi tidak mengobati penyakitnya. Bila terkena penyakit ini, sebaiknya Anda banyak minum dan beristirahat dan mengonsumsi makanan bergizi, sehingga ketahanan tubuh Anda meningkat. (ZRP/berbagai sumber) Copyright @ PT. Kompas Cyber Media Hangtuah Digital Library ____________________________________________________ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net ____________________________________________________