Bila kita berjalan dari bukittinggi ke payakumbuh, sepanjang jalan dari pinggiran kota sampai Baso /simpang canduang, kita akan banyak menemukan para pengusaha kecil ; pedagang makanan ringan , pengusaha mebeul dll.
Mungkin banyak kita yg tidak tahu, bahwa karena kesulitan pembiayaan usaha, banyak dari mereka yg terjebak pada pinjaman berbunga berat dari para renternir yg meminjamkan uang dg kedok julo julo atau koperasi simpan pinjam. Jeratan pinjaman renternir tsb cukup menghambat berkembangnya usaha ( dan potensial jadi lahan kristenisasi juga, bila terjerat rentenir inang inang orang batak ) . Menghadapi permasalahan tsb para perantau minang dari daerah tsb ( Ampek Angkek Canduang dan sekitarnya ) untuk mengembangkan sistem pembiayaan alternatif berupa pendirian BPR Syariah. Tahun '98 , para perantau dari daerah tsb , antara lain yg bermukim di jakarta, bandung dan beberapa kota besar lain , menghimpun dana untuk mendirikan BPRS Syariah Ampek Angkek Canduang. Salah seorang tokoh nya antara lain ialah Bpk Hasyim Jalal, diplomat senior Indonesia, Bustaman Rahim , akuntan dll. Dari para perantau tsb terkumpullah dana 500 juta rupiah yg menjadi modal dasar nya. dua tahun pertama masih merugi, mulai tahun ketiga sampai sekarang BPRS tsb meraih untung dan makin berkembang. Kantor BPRS berlokasi di tanjung alam, ampek angkek, di pinggiran kota bukittinggi arah ke payakumbuh. selain dari perantau , modal usaha didapat pula dari penyertaan modal dari BMI dan PNM ,masing2 Rp 100 juta bahkan, ada salah seorang perantau kaya , yg menyertakan modal sampai sebesar Rp 125 juta. Tahun 2003 , omset BPRS berputar sebesar Rp 4 milyar , nilai yg cukup besar untuk pembiayaan usaha kecil bagi kecamatan di pinggir kota bukittinggi tsb. Tiap tahun mereka mengadakan RUPS dan RUPS th 2004 dilaksanakan di jakarta ( minggu lalu ), karena kebanyakan investor berada di jakarta , kebetulan ada pula dunsanak ambo yg jadi pemegang saham dan ikut RUPS , jadi ambo bisa saketek bacarito ttg kegiatan tsb. selain untuk pembiayaan usaha kecil , BPRS tsb juga telah membuka lapangan kerja bagi pemuda sekitar ( saat ini ada sekitar 20-an pegawai ), BPRS dipimpin oleh Bpk Syahurmaini, pensiunan salah satu Bank BUMN , yg adalah putra daerah setempat , alumni SMP Muhamadyah tanjung alam - Ampek angkek - Canduang ( kebetulan rang gaek ambo dulu basikola di sinan ) mulai tahun ini dikembangkan pula jasa baru yaitu Wakaf tunai, dimana diberi kesempatan bagi para pemegang saham atau pihak lain untuk mewakafkan dana nya dalam modal usaha BPRS tsb, dimana dividen nya akan dipakai untuk kegiatan sosial ( qardul hasan ). Selama ini orang wakaf biasanya berupa tanah , materi dll, kesepakatan sebagian ulama saat ini , memperkenankan pula kita memberikan wakaf berupa uang tunai. Model pengembangan usaha di kampuang awak tsb, yg dipelopori para perantau dari daerah bersangkutan, adalah bentuk nyata sumbangan orang rantau untuk kemajuan nagari nyo. menarik pula , bila awak awak para perantau minang, yg sebagian ada di rantaunet ini,bisa pula membentuk format format usaha atau kegiatan lain untuk pengembangan nagari asal awak masing masing taringek pulo, ambo yo cita cita gadang awak dulu dg Minang Incorporated , yg alun bajalan juo , mungkin kalau barek langkah gadang ,bisa awak mulai dg langkah2 kecil yg praktis. Berat membantu pengembangan sumbar/minang secara umum , kita mulai saja dulu dg yg lebih kecil, nagari/kampuang tampek kelahiran awak masing masing dulu. ambo pernah danga dunsanak awak Z chaniago , ada pula barancana mengembangkan pertanian alternatif di kampuang nya di maninjau , sampai pernah ada kunjungan kelompok tani nya ke beberapa pusat pertanian di jawa barat, saya kira usaha nyata yg positif pula. dan banyak pulo , dunsanak lain nyo yg ambo kiro , tanpa banyak awak ketahui telah mencoba berbuat banyak membantu pengembangan nagari awak, selamat. ( ada pertanyaan menarik dari sisi sosiologis mengapa orang minang, bisa bersemangat besar dan bisa merealisasikan usaha pembangunan nagari /kampuang asalnya dari pada memberi sumbangan ke propinsi sumbar / ranah minang secara umum , apakah karena ikatan komunitas kecil spt Nagari atau keluarga , lebih kuat dari pada ikatan orang minang secara umum , atau karena sumbangan ke nagari asal lebih terlihat hasilnya dan bisa dipertanggung jawab kan ) wassalam Hendra Messa pulau gaduang ____________________________________________________ Berhenti/mengganti konfigurasi keanggotaan anda, silahkan ke: http://groups.or.id/mailman/options/rantau-net ____________________________________________________