Salam percobaan, amplop baru

----- Original Message -----
From: "H. M. Nur Abdurrahman" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Wednesday, May 08, 2002 5:14 AM
Subject: [IslamSosTek] Singgahlah Di Taman Surga


> Assalamu 'alaykum wr.wb.
> Ini sebuah bingkisan dari Bayu Gautama
> Wassalam,
> HMNA
>
>     Singgahlah Di Taman Surga
>     Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Thabrani, Rasulullah
> bersabda, "Apabila melewati taman surga, hendaklah engkau duduk di situ.
> Istirahatlah kamu di situ." Para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, apa
taman
> surga itu?" Nabi menjawab, "Majelis-majelis ilmu." Dalam hadits lain
> diceritakan, Rasulullah pernah masuk ke sebuah majelis. Di majelis itu,
> tampak ada dua kelompok; dimana yang pertama sedang berzikir, sementara
yang
> kedua sedang mempelajari ilmu.Rasulullah bersabda, "Kelompok pertama
adalah
> kelompok yang baik.Mudah-mudahan Allah mengampuni mereka. Sedangkan
kelompok
> kedua yang sedang mempelajari ilmu, mudah-mudahan Allah membimbing mereka
ke
> jalan yang lurus." Kemudian beliau memilih duduk bersama kelompok
mempelajari ilmu.
> Rasulullah saw pernah ditanya oleh salah seorang sahabatnya perihal
> siapakah teman duduk yang paling baik. Rasulullah menjawab, "Orang itu
> adalah yang bila kamu lihat, dapat mengingatkanmu kepada Allah,
menambahkan
> ilmumu dalam pembicaraannya, dan mengingatkanmu kepada akhirat dari
> amal-amalnya." Orang-orang yang memiliki sifat seperti itulah yang paling
> pantas untuk dijadikan teman duduk.
>      Majelis ilmu, yang didalamnya terdapat orang-orang berilmu dan para
> pencari ilmu, bukankah Allah memuliakan dan meninggikan derajat mereka
> karena keberimanan mereka dan ilmu yang mereka miliki? " ... Dan apabila
> dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan
> orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang diberi
> ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu
> kerjakan". (QS. Al Mujaadilah:11).  Jelas, dalam kehidupan ini sangat
> terlihat perbedaan antara orang-orang berilmu dengan mereka yang tidak
> berilmu. Perbedaan itu bisa mencakup soal perolehan kualitas dan kemapanan
> hidup, kemampuan untuk memenangkan persaingan hidup, dan bahkan terbukanya
> kesempatan yang lebih besar untuk lebih mengenal dan mendekatkan diri
dengan
> Allah Sang Pemilik Ilmu. Inilah hakikat dari sebuah ungkapan yang
berbunyi,
> "Barangsiapa yang ingin mendapatkan kebahagiaan di dunia, maka raihlah
> dengan ilmu. Barangsiapa yang menghendaki kebahagiaan di akhirat, dengan
> ilmu. Dan barangsiapa yang ingin mendapatkan keduanya, juga dengan ilmu".
>      Ilmu lah yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad saw sebagai salah
> satu bekal kerasulannya. Pelajaran membaca yang diajarkan Allah kepada
Nabi
> Muhammad saw melalui Jibril, tentu menjadi bukti betapa ilmu menjadi
> penopang penting sebuah perjuangan dakwah. Masyarakat Arab pada saat
> Rasulullah diutus disebut sebagai masyarakat jahiliyyah, inilah pula
> hakikat kehadiran Rasulullah sebagai mu'alliman, orang yang mengajarkan
> ilmu. Dengan ilmu, Nabi Allah Yusuf alaihi salam membebaskan dirinya dari
> kurungan penjara dan kemudian ilmu jugalah yang menempatkan Nabi Yusuf as
> pada kedudukan yang terhormat dan menjadi seorang raja yang bijak. Dengan
> ilmu, Muhammad muda mendapatkan gelar al amiin, dimana secara bijak
Muhammad
> mempersatukan empat pemimpin kabilah yang berseteru dalam peristiwa
> pemindahan batu hajar aswad. Berkat ilmu yang dimiliki Salman al Farisi
> dengan ide dan strategi pembuatan parit, Rasulullah bersama pasukannya
> memenangkan perang Khandaq. Dan masih banyak contoh yang pernah hadir di
> muka bumi ini tentang keutamaan dan keunggulan orang-orang yang berilmu.
> Bahkan bisa jadi, dengan mengesampingkan cerita-cerita macam si pandir,
> seperti menjadi suatu yang aksiomatis (kebenaran yang tidak terbantahkan)
> bahwa sampai kapanpun orang-orang berilmu akan selalu unggul daripada yang
> tidak berilmu.
>     Namun yang perlu diingat, ilmu yang dimiliki tanpa diimbangi dengan
> kekuatan iman, maka muncullah orang-orang yang sombong, yang berjalan
dengan
> angkuh dimuka bumi oleh karena ilmunya. Mereka, seperti Haman ilmuan yang
> dipunyai Fir'aun, mempersembahkan kecerdasannya untuk mengabdi kepada
> kezaliman. Kepandaian yang dimiliki seringkali  dipergunakan untuk berbuat
> licik dan curang. Bahkan tidak jarang dimanfaatkan untuk "meminteri"
> orang-orang bodoh dan lemah.
>      Sekali lagi, betapa pentingnya majelis-majelis ilmu untuk kita dekati
> dan singgahi, karena jelas-jelas dalam beberapa ayat, Allah begitu
> memuliakan dan membedakan orang-orang yang berilmu. "Apakah sama orang
yang
> berilmu dengan orang yang tidak berilmu?" (QS. Az Zumar:9). "Apakah sama
> orang yang buta dengan orang yang melihat?" (QS. Al An'am:50, Ar
Ra'd:16).
> "Apakah sama kegelapan dengan cahaya?" (Ar Ra'd:16). Wallahu a'lam
> bishshowaab (Bayu Gautama)








RantauNet http://www.rantaunet.com

Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3
===============================================
Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di: 
http://www.rantaunet.com/subscribe.php3

ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED]
Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama:
-mendaftar--> subscribe rantau-net [email_anda]
-berhenti----> unsubscribe rantau-net [email_anda]
Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung
===============================================

Kirim email ke