http://www.kompas.com/kompas-cetak/0110/26/NAPER/elly12.htm
>Jumat, 26 Oktober 2001 Elly Kasim, "Kutilang" Minang Legendaris "...Bareh Solok bareh tanamo dipagatok lamak rasonyo... Bait lagu Minang Bareh Solok tersebut, mengingatkan banyak orang pada artis penyanyi Elly Kasim. Dia pertama kali mempopulerkannya di tahun 1960-an. Meski sudah sekitar 40 tahun berlalu, lagu tersebut sampai sekarang masih tetap dikenang, tidak saja di Nusantara tetapi juga di mancanegara. Begitu juga dengan penyanyinya. Meski usianya hampir berkepala 6-tanggal 27 September lalu ia genap 58 tahun-jangan kira Elly Kasim sudah istirahat dari dunia rekaman. Tidak. Suara emasnya masih bisa didengar. Ketenarannya masih berkibar. Buktinya, tawaran untuk rekaman dan manggung akhir-akhir terus berdatangan. "Kemarin (Selasa, 23/10-Red) masih rekaman lagu-lagu Minang baru, ditambah satu-dua hits lagu lama di Tanama Record. Lagu-lagu lama direkam lagi atas permintaan banyak konsumen, seperti Kureta Solok dan Tarapuang-apuang. Sedangkan lagu-lagu baru antara lain Urang Sumando, Arok Juo, Lampu Togok," paparnya, saat ditemui Kompas di kediamannya di Jalan Beton No 68, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu lalu. Kemudian, ada lagi rekaman album lagu-lagu Melayu Deli. Kedua album itu dalam bentuk VCD. Dalam satu-dua pekan ini sudah diedarkan di pasaran. "Mudah-mudahan tak dibajak orang. Sebab pada album (VCD) lagu Minang sebelumnya, seperti Palai Bada dan Ayam Den Lapeh, bajakannya dengan cepat beredar di mana-mana," tuturnya. Lantas, tanggal 29 Oktober 2001, Elly Kasim yang juga Pimpinan Sanggar Tari Nasional (Sangrina) Bunda, akan bertolak ke Malaysia untuk menampilkan kesenian Indonesia tangal 2-4 November 2001 di hadapan pejabat-pejabat tinggi di Istana Budaya Malaysia, atas undangan Perdana Menteri Mahathir Mohammad. Dalam acara "Indonesia Merentang Sayang" itu, Elly Kasim akan menampilkan Opera Malin Kundang yang dibuat suaminya, Nazif Basir. Selain itu, juga menampilkan tari-tarian daerah Sumatera, tak terkecuali kesenian Minang. Bagi sebagian pembaca, mungkin nama Elly Kasim tak asing lagi. Ibaratnya, nama tersebut sudah melegenda. Sebab, dalam lebih 40 tahun kiprahnya, sekadar diketahui, penyanyi asal Tiku, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, ini sudah memimpin misi kesenian Indonesia ke hampir 30 negara di dunia. Sebutlah misalnya, ke seluruh negara ASEAN, Swiss, Emirat Arab, Abu Dhabi, Australia, Swedia, Belanda, Perancis, Finlandia, Maroko, Tunisia, Polandia, Jerman, Korea Selatan, Argentina, Brasil, Inggris, Paraguay, dan Spanyol. Terakhir, tahun 2000 lalu tampil di Amerika Serikat dan Maret 2001, tampil dalam sebuah ajang festival di tiga kota (Sidney, Canberra, dan Melbourne) di Australia. Di beberapa negara, hampir tiap tahun ia tampil di situ. Misal tahun 1987 sampai 1995, tiap tahun ke Jerman menampilkan kesenian Indonesia termasuk kesenian Minang; tari, lagu, dan/atau sendratari. Karena rutin ke Jerman, sampai warga Jerman menjulukinya sebagai orang dengan negeri keduanya Jerman. "Mereka ternyata sangat menyukai kesenian Indonesia, terutama Minang karena gerakannya lincah dan dinamis," tukas Elly Kasim. *** DEBUT karier Elly Kasim di dunia nyanyi atau dunia kesenian pada umumnya, berawal ketika tahun 1958 ia meraih juara pertama lomba penyanyi bintang pelajar RRI Pekanbaru. Kemudian tahun 1960 juara pertama jenis lagu hiburan di RRI Jakarta. "Setelah itu, berdatangan berbagai tawaran rekaman. Lagu-lagu yang direkam ternyata, Alhamdulilah, meledak dan diterima masyarakat. Sampai orang, dari etnik mana saja, sudah sangat hafal lagu-lagu seperti Lamang Tapai, Bareh Solok, Sala-lauak, Si Nona, Lansek Manih, Main Kim, Mudiak Arau dan banyak lainnya," katanya. Ketika Indonesia membuka kembali hubungan dengan Malaysia, tahun 1968, Elly sempat pentas di beberapa negara bagian di situ. Saking tertarik, perusahaan rekaman Malaysia, Phillip Record, mengontraknya untuk dua album rekaman di atas piringan hitam. Setelah itu, Elly pun dapat tawaran tampil nyanyi di Hongkong. Kembali ke Jakarta, berbagai pertunjukan pun sudah menunggu. Bersama sejumlah penyanyi lain seperti Titik Puspa, Lilis Suryani, dan Bing Slamet, Elly Kasim sudah mengunjungi hampir semua daerah di Nusantara, hingga terpencil sekali pun. "Untuk mengunjungi daerah-daerah yang mengundang kami show, sampai naik perahu. Kami sangat terkesan, dan barangkali itu pulalah yang menyebabkan lagu-lagu Minang dulunya sangat dikenal dan populer di masyarakat, termasuk yang berlatar bukan etnis Minang," kenangnya. Saking seringnya pertunjukan ke daerah-daerah, penerima penghargaan dari Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin (1974), Universitas Andalas (1990), dan Gubernur Sumatera Barat Hasan Basri Durin (1991), serta Adikarya dari Menteri Parpostel Susilo Sudarman (1992) dan dari Wanita Industri Pariwisata Indonesia (1994), ini dijuluki "tambang wilayah". Ada juga yang menjuluki si "kutilang Minang dengan seribu lagu". Berpuas dirikah ia? Jawabannya, tidak. "Sudah puluhan tahun berkiprah, rasanya masih belum puas. Masih ada yang ingin diperbuat untuk pengembangan kesenian atau budaya Indonesia," kata sarjana muda lulusan Universitas Indonesia tahun 1965 ini. Meski sudah berusia paruh baya, ibu dari putri semata wayang, Sally (yang kini studi tentang marketing advertising dan broadcasting di Australia), belum menyiratkan ketuaan di wajahnya maupun di dandanannya. Ia terlihat masih rancak, gesit dan sigap, bak wanita berusia 40-an. Satu hal yang masih menjadi pertanyaan baginya, kenapa penyanyi Minang generasi sesudahnya sampai sekarang terkesan kurang mau bekerja keras, tidak dekat dengan media massa dan dengan penggemarnya. Padahal, itulah antara lain kunci sukses agar lagu-lagu Minang dan sekaligus penyanyinya dikenal secara nasional. Menurut dia, ada satu-dua orang penyanyi Minang tahun 1990-an yang tergolong sukses, tapi karena cepat berpuas diri, akhirnya tenggelam. Sebagai penyanyi ia tak ingin mengambil lahan orang lain, seperti menciptakan lagu sendiri atau menciptakan tari sendiri. Namun begitu, menurut penilaiannya, aransemen lagu-lagu Minang sekarang kurang mengikuti kecenderungan pasar. Padahal, syairnya bagus-bagus. Bahkan, penggarapan video klip-nya pun kurang profesional. Dari banyak lagu yang dinyanyikan, sangat terkesan baginya lagu Japuiklah Denai, Kasiah Tak Sampai, dan Bapisah Bukannyo Bacarai. "Sebab mengungkap sebagian kisah perjalanan hidup saya," ujarnya, tanpa merinci. *** DI samping terus bernyanyi dan memimpin Sangrina Bunda-dengan jumlah penari 150 orang, 50 orang di antaranya penari inti-Elly Kasim dengan label Elly Kasim Collection punya kesibukan lain. Sejak tahun 1974 sampai sekarang masih terus mengembangkan dan merancang pelaminan adat Minang, sekaligus mengelola acara pesta perkawinan adat Minang. "Karena terus dilakukan modifikasi dengan inovasi-inovasi baru, Alhamdulilah, usaha pelaminan adat Minang digemari banyak orang. Setiap ke luar negeri, saya selalu mempelajari perpaduan warna. Banyak yang sudah diterapkan. Tidak saja pada kostum tari-tarian, tetapi juga pelaminan. Tentu saja dengan tidak meninggalkan akar budaya Minang," tambahnya. Sudah tak terbilang acara pernikahan menurut adat Minang yang dikelolanya di berbagai kota di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Biasanya dalam acara itu Elly Kasim sekaligus juga menyanyi. Bersama suaminya, Nazif Basir-mantan wartawan dan salah seorang pendiri harian Singgalang (Padang) serta pembuat syair lagu-lagu Minang, penyanyi Minang yang kini dijuluki si "Kutilang" Minang Legendaris ini juga menulis buku Tata Cara Perkawinan Adat Istiadat Minangkabau (1997) dan sudah beredar luas. (Yurnaldi) RantauNet http://www.rantaunet.com Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/register.php3 =============================================== Mendaftar atau berhenti menerima RantauNet Mailing List di http://www.rantaunet.com/subscribe.php3 ATAU Kirimkan email Ke/To: [EMAIL PROTECTED] Isi email/Messages, ketik pada baris/kolom pertama: -mendaftar--> subscribe rantau-net [email_anda] -berhenti----> unsubscribe rantau-net [email_anda] Keterangan: [email_anda] = isikan alamat email anda tanpa tanda kurung ===============================================