Ada yang ingin bergabung dg Goro Mart sbg retailer hbg [EMAIL PROTECTED]
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~



http://www.mediaindo.co.id/cetak/berita.asp?id=2003091701214680

2.126 Anak Balita Telantar di Sumatra Barat

PADANG (Media): Sebanyak 2.126 anak bawah lima tahun (balita) telantar di Sumatra Barat (Sumbar) pada 2003. Dari tahun ke tahun jumlahnya mengalami peningkatan cukup signifikan. Misalnya, pada 2002, jumlah balita telantar 1.800 orang, kini telah di atas 2.000-an.

Banyaknya jumlah balita telantar disebabkan krisis moral, seperti pergaulan bebas dan sulitnya perekonomian masyarakat.

Kepala Bagian Organisasi, Hukum, dan Humas Dinas Sosial Sumbar Irwan Basyir mengungkapkan hal itu, kepada Media di Padang, kemarin.

Balita telantar itu, kata Irwan, 478 orang kini berada di Kota Padang, 477 orang di Kabupaten Sawahlunto Sijunjung, Kabupaten Mentawai (253), Kabupaten Solok (177), Kabupaten Pesisir Selatan (110), Kabupaten Padang Pariaman (173), dan Kabupaten Tanah Datar (151), Kabupaten Limapuluh Kota (144), Kabupaten Agam (106), Kota Pariaman (48), Kabupaten Padang Panjang (5), Kota Bukittinggi (4), dan Payakumbuh (2).

''Sedangkan di Kabupaten Pasaman, Kota Solok, dan Sawahlunto tidak ditemukan balita telantar. Sebanyak 20% balita telah diadopsi masyarakat dan 80% masih berada di panti-panti binaan Depsos,'' ujarnya.

Modus penemuan balita telantar ini, jelas Irwan, saat ibu mau melahirkan, suami membawa istrinya ke rumah sakit. Setelah bayi lahir, pihak orang tua tidak mampu membayar biaya persalinan di rumah sakit, sehingga anaknya ditinggalkan begitu saja. Pihak rumah sakit tidak mampu membesarkan bayi ini, akhirnya diserahkan ke Dinas Sosial.

Selain tidak mampu membayar biaya persalinan, ada juga orang tua bayi merasa malu kepada keluarganya karena mereka mempunyai bayi, sementara statusnya belum menikah.

Guna mengurangi tingginya jumlah balita telantar di Sumbar, katanya, Dinas Sosial pada 2003 memberikan modal untuk usaha ekonomi produktif (UEP) kepada 2.800 keluarga miskin di Sumbar. ''Mudah-mudahan dengan modal Rp6 miliar yang akan disalurkan ini, jumlah masalah sosial termasuk balita telantar dapat berkurang.''

Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumbar Mas'oed Abidin melihat, tingginya jumlah balita telantar disebabkan seluruh lapisan masyarakat kurang memerhatikan moral. Pemerintah juga dinilai kurang proaktif menjaga moral masyarakat. ''Pemerintah saat ini lebih terkonsentrasi pada modal (investasi), daripada moral masyarakat.''

Mas'oed yang juga Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Sumbar ini, mengaku sangat prihatin akhir-akhir ini karena nilai-nilai moral masyarakat Minangkabau luntur. Hal ini akibat dari perkembangan globalisasi dan kurangnya pembinaan agama kepada anak.

''Ninik mamak (tokoh masyarakat) yang selama ini selalu memberikan pendidikan kepada kemenakannya, sekarang sudah memudar. Kehidupan individualisme saat ini sangat kuat jika dibandingkan dua tahun lalu,'' kata Mas'oed.





Z Chaniago - Palai Rinuak -http://photos.yahoo.com/bada_masiak/

======================================================================
Alam Takambang Jadi Guru
======================================================================

_________________________________________________________________
Get 10MB of e-mail storage! Sign up for Hotmail Extra Storage. http://join.msn.com/?PAGE=features/es


~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Ingin memasarkan produk anda di web RantauNet http://www.rantaunet.com Hubungi [EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php
-----------------------------------
Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
============================================

Kirim email ke