Sumatera Barat, Jumat, 25-10-2002 08.00 wib

DPRD Kecoh Lagi Mahasiswa


PADANG, mimbarminang.com — Untuk kedua kalinya rombongan DPRD Sumbar lolos dari blokade mahasiswa di bandara Tabing, ketika wakil-wakil rakyat itu hendak melaksanakan hajatnya menuju Singapura dan Thailand kemarin. Rupanya DPRD Sumbar tak terpengaruh oleh protes-protes masyarakat atas kunjungan kerja Tim 1 awal September 2002 lalu ke Malaysia. Kamis (24/10) kemarin giliran Tim 2 dan Tim 3 DPRD Sumbar berangkat ke Singapura dan Thailand menggunakan uang APBD 2002. Keberangkatan anggota DPRD yang dipimpin Titi Nazif Lubuk (Golkar) dan Masfar Rasyid (PPP) pagi kemarin nyaris batal karena sejumlah mahasiswa telah menunggu di depan gerbang Bandara Tabing. Anak-anak muda yang berasal dari beberapa universitas lokal itu bermaksud akan menghalangi kepergian anggota Dewan karena kunker itu dinilai sebagai kegiatan jalan-jalan belaka menggunakan APBD.

Tapi, niat mahasiswa itu tak kesampaian lantaran anggota DPRD telah lebih dahulu malucuih ke Bandara. Sebagian lainnya yang datang belakangan, seperti Ny. Titi Nazif Lubuk, dikabarkan masuk lewat Lapangan Angkatan Udara (Lanud) yang bersebelahan dengan Bandara Tabing. “Mahasiswa itu kecele, kalah cerdik,” kata Hendri, salah seorang wartawan yang memantau demonstrasi itu.

Para wakil rakyat itu tak mau berkomentar banyak seputar kepergian mereka ke Singapura dan Thailand. Pada dasarnya, kata mereka, kunker itu penting, dalam rangka memantau persiapan negara-negara tetangga itu memasuki AFTA (ASEAN Free Trade Area) atau Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN tahun 2003. “Kita betul-betul ingin studi banding, kita tak mau tanggapilah (demo mahasiswa itu —red),” kata Sumarman, anggota FPPP.

Rombongan DPRD kemarin berjumlah sekitar 30 orang, menggunakan pesawat Merpati menuju Batam. Dari kota industri itu anggota Dewan terpecah dua: satu kelompok ke Singapura dan lainnya ke Bangkok.

HMI Protes Keras

Reaksi keras atas kepergian anggota DPRD itu antara lain datang dari HMI Cabang Padang. Mereka malahan mengutuk anggota DPRD karena kunker itu berarti menghambur-hamburkan uang rakyat. “Kami minta seluruh anggota Dewan istighfar (ingat Tuhan—red). Jangan perturutkan nafsu,” kata Ketua HMI Ahmad Fauzi, dan sekretarisnya Doni Marta dalam pernyataan sikapnya kemarin.

Ia juga mengatakan, urusan perdagangan bebas (AFTA) bukanlah urusan Dewan, tapi adalah urusan Pemda dan KADIN Sumbar. “Kembalikan uang itu dan alihkan ke ekonomi rakyat,” seru HMI.

Sementara itu anggota FTNI/Polri Mas Tar mansyah menuding pers lokal tidak berimbang dalam memberitakan Dewan termasuk kunker ke luar negeri dewasa ini. Pers hanya meminta pendapat pihak yang kontra Dewan dan cenderung mengatasnamakan rakyat. “Siapa sih rakyat yang protes itu. Kalau pers dan mahasiswa yang protes itu bukan rakyat, itu intelektual,” kata Mas, yang juga mantan Ketua DPRD Aceh Utara itu.

Kepergian anggota DPRD ke luar negeri berpengaruh terhadap suasana gedung DPRD. Sepi dan sunyi. Pada jam 12 kemarin hanya 2 anggota Dewan saja yang kelihatan, masing-masing Mas Tarmansyah dan Arwan Kasri. isr

Reply via email to