Ini dia... yang Mak Band minta..
Sumbar tidak lagi membanggakan..
>__________________

Ketidaklulusan Peserta UAN SMU
Sumatera Barat Paling Tinggi, Jawa Timur Paling Rendah
Jakarta, Kompas - Hasil ujian akhir nasional (UAN) 2002/2003 untuk sekolah
lanjutan tingkat atas (SLTA), Senin (9/6), diumumkan serentak. Data
sementara yang terhimpun di Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Depdiknas
menunjukkan persentase ketidaklulusan tertinggi peserta UAN untuk sekolah
menengah umum (SMU) dicapai Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) dengan 30
persen (12.044 dari 37.522 peserta). Persentase ketidaklulusan terendah
dicapai Jawa Timur (Jatim) dengan 1,05 persen (1.759 dari 132.911 peserta).

Untuk sekolah menengah kejuruan (SMK), angka persentase ketidaklulusan
tertinggi terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan 44,97 persen
(3.806 dari 8.464 peserta). Angka persentase ketidaklulusan terendah diraih
Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dengan 2,20 persen (2.615 dari 118.595
peserta).
Kepala Puspendik Bahrul Hayat PhD mengatakan, data tersebut belum seutuhnya
mencerminkan prestasi peserta UAN SMU dan SMK tahun 2003 ini. Pasalnya, dari
30 provinsi di Tanah Air baru 23 yang sudah mengirimkan laporan ke
Puspendik.
Masih ada tujuh provinsi yang belum mengirimkan laporan. Provinsi yang
dimaksud adalah Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Papua, Gorontalo,
Bangka Belitung, dan NTT. Dari NTT, data yang dilaporkan baru menyangkut
persentase ketidaklulusan SMK. Data ketidakluluan SMU sama sekali belum
terlaporkan.

Gambaran kenyataan
Meski begitu, menurut Bahrul Hayat, untuk sementara sudah ada gambaran
realita bahwa sekarang bukan zamannya lagi meluluskan siswa seratus persen.
"Namanya saja ujian, ya, berarti harus ada yang lulus maupun tidak lulus.
Jangan dipaksakan lulus semua dengan memanipulasi nilai," katanya.
Mengutip penjelasan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Indra
Djati Sidi, Bahrul mengatakan, kelulusan yang mempersyaratkan tidak boleh
ada angka mati (angka tiga) dari sembilan mata pelajaran yang diujikan
merupakan salah satu upaya meningkatkan mutu SLTA.
Sembilan mata pelajaran yang dimaksud terdiri dari tiga mata pelajaran yang
soalnya dibuat secara nasional-Bahasa Inggris, Matematika, Bahasa
Indonesia-serta enam mata pelajaran yang soalnya dibuat oleh sekolah.
Menurut Bahrul, UAN merupakan pengganti dari evaluasi belajar tahap akhir
nasional (ebtanas). Istilah "ujian" dianggap lebih mencerminkan realita
prestasi dan kemampuan akademik siswa. Sementara istilah "evaluasi" lebih
menekankan pada efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran.
Karena itu, untuk mengetahui gambaran mutu dan potensi akademik siswa
sesungguhnya, dipakailah istilah UAN. "Konsekuensinya, lulus atau tidak
lulus," papar Bahrul.

Ujian susulan
Bahrul menjelaskan, siswa yang tidak lulus pada UAN awal Mei lalu belum
tertutup peluangnya untuk mendapatkan surat tanda kelulusan (STK). Kepadanya
diberi kesempatan mengikuti ujian susulan yang dijadwalkan 20 Juli 2003.
Jika nantinya siswa yang bersangkutan tetap tidak mampu memenuhi persyaratan
kelulusan, maka mereka diberi dua pilihan. Apakah hanya mau menerima surat
tamat atau mau mengulang lagi dengan duduk sebagai siswa kelas di kelas III
di sekolah semula.
Sama dengan tahun lalu, pengumuman hasil UAN kali ini disampaikan secara
tertutup. Hasil UAN dikirimkan masing-masing kepada peserta UAN melalui pos.
Di sekolah-sekolah tidak tampak papan pengumuman yang dikerubuti peserta
UAN. (NAR/NAL)
Search :



RantauNet http://www.rantaunet.com
Isikan data keanggotaan anda di http://www.rantaunet.com/daftar.php
-----------------------------------------------

Berhenti menerima RantauNet Mailing List, silahkan ke: 
http://www.rantaunet.com/unsubscribe.php
===============================================

Reply via email to