BANGUNAN TAHAN GEMPA Ringan, Murah, Tahan Gempa Rabu, 7 Oktober 2009 | 04:18 WIB
Oleh *YUNI IKAWATI* Rumah tembok merupakan simbol kemakmuran di mana pun di negeri ini. Namun, pilihan ini bisa mengancam keselamatan penghuninya karena tak mengikuti aturan struktur bangunan tahan gempa yang benar. Bila ingin memiliki rumah yang aman, cukup dengan material ringan. Dan itu pun tidak perlu biaya mahal. Masa rekonstruksi pascagempa di Padang akan dimulai awal November mendatang. Setelah penetapan masa tanggap darurat, warga yang selamat dari bencana ini - sesuai dengan falsafah Minang alam takambang jadi guru – memang perlu belajar dari bencana runtuhnya bangunan akibat guncangan berkekuatan 7,6 skala Richter itu. ”Mestinya penduduk di daerah rawan gempa mempertahankan rumah adat yang konstruksinya kayu yang berdinding anyaman bambu atau susunan papan. Rumah ini sejak dulu telah teruji keandalannya terhadap terjangan gempa,” ujar Pariatmono, pakar konstruksi tahan gempa dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Namun, rumah tembok yang diintroduksi zaman kolonial Belanda sudah terlanjur diadopsi sebagai tanda tingginya tingkat kesejahteraan seorang kepala keluarga. Rumah kayu dan bambu warisan nenek moyang dianggap kuno dan murahan. Rumah kayu dengan ikatan yang benar lebih aman bagi penduduk di negeri yang rawan gempa ini karena lebih ringan dan lentur dibandingkan beton atau tembok. Berpatokan pada prinsip semakin ringan struktur semakin kecil risiko bahaya keruntuhan bangunan, kemudian dikembangkan material alternatif. Peneliti di Pusat Permukiman Departemen Pekerjaan Umum Bandung membuat dinding yang dibuat dari anyaman bambu, kemudian diplester—mirip tembok, tapi tebalnya hanya 5 cm. Bata juga dibuat dari material lebih ringan. Seperti dikemukakan Yuskar Lase, Kepala Laboratorium Mekanika Struktur Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia, pembuatan bata menggunakan material antara lain pasir dan semen serta menggunakan teknik tertentu sehingga produknya berupa bata dengan banyak pori, jadi ringan. *Prinsip tahan gempa * Pembangunan rumah tahan gempa, menurut Yuskar, perlu mengacu pada konsep bahwa struktur harus menyatu dalam lingkup tiga dimensi, cukup kaku, kuat, dan liat atau tidak getas diguncang gempa. Denah harus berbentuk simetris seperti bentuk kotak dan lingkaran. Bentuk L tidak stabil menahan terjangan gelombang gempa. Kekuatan bangunan tahan gempa dibagi dalam lima hierarki, mulai dari tanah hingga ke atap, semakin ke atas harus semakin ringan. Tanahnya harus terdiri atas tanah padat yang diberi lapisan batu dan pasir, lalu dipadatkan untuk menghindari terjadi likuifaksi atau pelembekan tanah karena gempa. Fondasi berupa semenan batu kali trapesium setinggi 50 cm-80 cm. Di atas fondasi dipasang kolom berisi tulangan besi, menopang balok ring dan struktur atap. Ketahanan akan gempa, kata Yuskar, kuncinya pada pemasangan angkur dan pelat yang mengikat atau tertanam di tiap bagiannya. Biayanya tak mahal. Biaya komponen angkur dan pelat hanya 5 persen total biaya. Yang mahal adalah bagian elektrik dan arsitektur, 60 persen. *Peninjauan bangunan * Pada masa rekonstruksi, tahap pertama adalah melakukan investigasi cepat secara visual dengan melihat kondisi kolom dan tingkat keretakan. Tahap kedua melakukan penelitian lebih mendetail dengan menggunakan tes tidak merusak (nondestruktif), terutama bagian tulangan. Tahap ketiga, penelitian struktur untuk melihat mutu material beton atau baja yang digunakan. Penelitian retak rambut pada struktur dilakukan dengan menggunakan ultrasonic pulse velocity test. Saat ini peninjauan bangunan pascagempa belum ada aturan atau prosedur yang standar. Yuskar dan timnya mengacu pada standar AS, yaitu ATC-20. Untuk rumah-rumah yang dapat diperbaiki dapat diperkuat antara lain dengan melilit balok dan kolom dengan serat karbon 1,2 mm dan lebar hingga 10 cm. Penguatannya bisa lima kali lipat. --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama =========================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---