Bukittinggi | Senin, 22/12/2008 23:35 WIB Bukittinggi Bangun Wisata Berbudaya
<http://www.antara-sumbar.com/id/foto/berita/gg.jpg> Menara monumental Jam Gadang di pusat Kota Bukittinggi Bukittinggi, (ANTARA) - Berbicara tentang Kota Bukittinggi, Sumbar, orang pasti pertama sekali membayangkan bangunan "Jam Gadang" yang berdiri kokoh di jantung kota itu. Bangunan bersejarah peninggalan kolonial Belanda itu, menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang ke Bukittinggi. Setiap wisatawan datang barkunjung ke Kota Bukittinggi, belum lengkap tanpa menyinggahi "Jam Gadang". Kebanyakan pengunjung mengabadikan gambar mereka dengan latar belakang "Jam Gadang", untuk kenang-kenangan yang membuktikan bahwa mereka pernah ke Bukittinggi. Di samping "Jam Gadang" yang dibangun Controleur Rook Maker pada tahun 1926 dengan latar belakang tiga gunung, Gunung Merapi, Singgalang dan Tandikek. Ketinggian daerah ini sekitar 780-950 meter dari permukaan laut dengan suhu berkisar 16,1 derajat celcius sampai 24,9 derajat celcuis, sehingga Bukittinggi memiliki udara yang sangat sejuk. Kondisi alam berupa perbukitan, lembah-lembah dan memiliki tanah yang subur serta terkenal sebagai kota pusat pengembangan pariwisata di Sumatera Barat, memiliki alam yang indah yang dikenal dengan sebutan Bukittinggi Kota Wisata yang dicanangkan Ir. Azwar Anas tanggal 11 Maret 1984, saat menjadi Gubernur Sumbar. Lembahnya yang sangat terkenal itu ialah Ngarai Sianok yang terletak pada sisi barat Kota Bukittinggi dengan kedalaman 100 meter serta mempunyai kemiringan antara 80 derjat - 90 derajat juga menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang berkunjung ke Bukittinggi. Didukung kondisi alamnya, Kota Bukittinggi menjadikan pariwisata salah satu dari empat sektor unggulan kota. Sektor unggulan lainnya, pedagangan dan jasa, pendidikan dan kesehatan. Kepariwisataan Kota Bukittinggi semakin menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Kota berhawa sejuk yang didiami penduduk yang ramah ini, semakin menjadi tumpuan harapan pengunjung, baik wisatawan mancanegara maupun domestik. Arus wisatawan ke kota sanjai ini terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Data Kantor Pariwisata Seni dan Budaya (Parsenibud) menunjukkan, kunjungan wisatawan mengalami peningkatan sebanyak 26 ribu orang lebih. Bagi Bukittinggi, terjadinya kenaikan arus kunjungan wisatawan tersebut, sangat besar artinya. Sebab, hal itu secara langsung akan memberi "multiflier effect" terhadap sektor ekonomi yang dikelola masyarakat, terutama sekali ekonomi kerakyatan. Data periode 2008, pengujung datang ke Bukittinggi mencapai 276 ribu. Sementara pada tahun 2007, tercatat 266.814 orang, terdiri wisatawan mancanegara 30.428 orang dan domestik 236.386 orang. Kota tujuan wisata terkemuka di Provinsi Sumatera Barat, yang memiliki sejumlah objek wisata yang mendukung berupa Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan (TMS-BK), Panorama Lubang Japang, Benteng For De Kock serta rumah kelahiran Bung Hatta. Bangunan-bangunan bersejarah yang ada, membuktikan Kota Bukittinggi juga sebagai kota tua yang sarat dengan sejarah. Pendukung wisata lainnya, di Bukittinggi terdapat 52 hotel dengan total kamar 1.237 kamar, mulai dari tipe bintang empat hingga kelas melati, pondok wisata dan mess. Dengan masyarakat multi etnis yang mendiami Kota Bukittinggi, dalam melaksanakan pembangunan, Wali Kota Drs. H Djufri berpasangan dengan H. Ismet Amzis. SH, senantiasa berupaya menyeimbangkan pembangunan pisik dan mental spiritual. Salah satu upaya yang cukup signifikan dilakukan adalah dimulainya pembangunan Islamic Center di kawasan Gulai Bancah. "Islamic Center nantinya akan berfungsi sebagai pusat kegiatan agama Islam, termasuk kegiatan manasik haji," kata Wali Kota Bukittinggi, kepada antara-sumbar.com. Sejalan dengan pembangunan Islamic center itu, pendidikan berbasis akidah dan akidah anak usia dini terus dikembangkan pada semua jenjang pendidikan. Pendidikan berbasis akidah dan akidah usia dini sasarannya sebagai penyeimbang kecerdasan intelektual dengan kecerdasan spiritual. "Konkretnya, bagaimana anak-anak dari usia dini ditanamkan landasan keimanan dan ketakwaan, sehingga mereka memiliki benteng yang kokoh dalam menghadapi tantangan global," ucapnya. Berbagai permasalahan dalam kacamata nasional dewasa ini, menurutnya, terjadi akibat pendangkalan nilai-nilai akidah. Betapa sering kita menyaksikan tayangan berita di televisi seorang kakek tega menggarap cucunya. Kemenakan menggorok leher mamaknya. Begitu juga aksi kekerasan lainnya yang semua itu berawal dari makin menipisnya akidah. "Berangkat dari permasalahan itulah, kita programkan pendidikan berbasis akidah ini", ujar Djufri. Jika generasi muda dan para pelajar sudah dibekali kecerdasan spiritual yang seimbang dengan kecerdasan intelektual, diharapkan mereka akan memiliki penangkal, sehingga terhindar dari hal-hal yang merusak masa depan mereka. Misalnya, minuman keras, judi, narkoba, tawuran pelajar yang bisa mengarah pada tindak kriminal serta hal-hal negatif lainnya. Dalam upaya mengantisipasi kemungkinan terburuk yang akan menimpa generasi muda, di awal 2008 ini Pemko Bukittinggi mengeluarkan kebijakan yang sangat signifikan, yakni larangan terhadap segala bentuk kegiatan yang mengarah pada perayaan "Valentine Day" 14 Februari lalu. Larangan itu tiada lain untuk mewujudkan suasana nyaman di tengah masyarakat. Sejalan dengan itu, Pemko Bukittinggi juga telah mengeluarkan kebijakan penutupan Jam Gadang di saat malam pergantian tahun 2008-2009. Artinya, yang ditutup itu adalah bagian atas (bundaran) jam, sehingga jarum jam tidak kelihatan lagi. Bagian atas tersebut ditutup dengan kain. "Kebijakan itu aspirasi pemuka masyarakat Bukittinggi, tujuannya mengantisipasi berbagai kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi saat puncak keramaian pada malam pergantian tahun itu," paparnya. Pengalaman tahun-tahun sebelumnya patut dijadikan pedoman. Seperti tahun lalu, kawasan seputar jam gadang dipadati ribuan pengunjung. Mereka berdatangan entah dari mana. Tidak saja kawula muda, tapi juga orang dewasa dan anak-anak. Bahkan keluarga juga ikut nimbrung di lokasi "land mark" Bukittinggi itu. Semua mereka -- walaupun dalam suasana berdempet karena saking ramainya-- hanya semata-mata ingin menyaksikan berdempetnya jarum panjang dan jarum pendek jam gadang tepat pukul 24.00 WIB disertai berdentangnya lonceng jam gadang sebanyak 12 kali menandai sudah masuknya tahun baru. Suasana keramaian baru bubar menjelang subuh. Khusus bagi yang muda-muda, apa yang mereka lakukan sulit diprediksi. Dalam suasana itulah, dikhawatirkan mereka melakukan hal-hal yang merugikan terhadap mereka sendiri, mabuk-mabukan yang bisa memicu terjadinya perbuatan maksiat lain. (ham/wij) The above message is for the intended recipient only and may contain confidential information and/or may be subject to legal privilege. If you are not the intended recipient, you are hereby notified that any dissemination, distribution, or copying of this message, or any attachment, is strictly prohibited. If it has reached you in error please inform us immediately by reply e-mail or telephone, reversing the charge if necessary. Please delete the message and the reply (if it contains the original message) thereafter. Thank you. --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned: - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama - DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---
<<inline: image001.jpg>>