Citra Kandidat Jadi Penentu Pemenang Pilpres Friday, 15 May 2009 JAKARTA (SI) – Calon presiden dan calon wakil presiden (caprescawapres) harus memenangkan pertarungan citra untuk meraih kemenangan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 8 Juli 2009.
Sistem konvensional dengan mengandalkan mesin-mesin partai politik dinilai sudah tidak terlalu signifikan lagi.Kampanye melalui iklan dan tokoh populer yang mengindors kandidat tertentu dinilai jauh lebih efektif untuk memenangkan pilpres ini. Wakil Koordinator (Bidang Pencitraan. Ijp) Tim Sukses Jusuf Kalla-Wiranto, Indra Jaya Piliang, mengakui pentingnya pengelolaan pencitraan dalam pertarungan pilpres mendatang. Dia menilai mesin koalisi partai bukan hal yang utama untuk menggaet suara pemilih. Parpol hanya bisa memaksimalkan pencitraan dan memperkenalkan sosok capres yang diusung kepada publik secara baik dan tepat. Pasalnya, masyarakat akan memilih figur serta pemikiran-pemikirannya. ”Pertarungan citra bisa dilakukan dengan menampilkan diferensiasi capres dengan kompetitornya, misalnya SBY yang cenderung birokrat dan JK yang lebih informal,” tandasnya. Sementara itu, Direktur Eksekutif Charta Politica Bima Arya Sugiarto menilai pertarungan citra sangat menentukan pemenang dalam pilpres mendatang. Pentingnya pengaruh pertarungan citra tersebut bisa dibuktikan melalui hasil pemilu legislatif April lalu. Calon anggota legislatif (caleg) lebih banyak dimenangkan akibat faktor pencitraan, bukan kinerja caleg bersangkutan. ”Belajar dari pengalaman pemilihan legislatif lalu yang banyak menentukan kesuksesan strategi pencitraan,”ujarnya dalam diskusi ”Membedah Testimonial Para Tokoh Tentang Kepemimpinan JK,”di Jakarta kemarin. Menurut dia, dalam pemilu legislatif lalu, partai-partai yang telah berpengalaman seperti Golkar dan PDIP takluk oleh strategi pencitraan yang dilakukan oleh Demokrat. Padahal, kekuatan mesin-mesin politik dua partai besar tersebut jauh lebih besar dan kuat dibandingkan Demokrat. ”Kekuatan mesin-mesin politik Demokrat tidak ada apa-apanya dibandingkan Golkar dan PDIP, namun dapat tampil mengungguli Golkar dan PDIP melalui gerilya udara,”paparnya. Bima juga menyebutkan Gerindra yang baru dideklarasikan Februari 2008 silam mampu meraih hampir 5% suara dengan strategi pencitraan lewat iklan-iklannya di media massa. Dalam pilpres nanti, pencitraan kandidat bisa diraih dengan kampanye menggunakan dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat. Namun, harus dilakukan oleh tokoh yang mempunyai kekuatan dan popularitas pada akar rumput, bukan hanya terpaku tokoh yang mempunyai kredibilitas dan integritas. ”Strategi endorsement ini memang harus dilakukan,namun jangan elitis,”tandasnya. (pasti liberti --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ . Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat lain harap mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned: - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama - DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner =========================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---