Berani beda, berani benar! (www.indrapiliang.com)

-----Original Message-----
From: Koran Digital <korandigi...@gmail.com>
Date: Mon, 21 Sep 2009 15:56:41 
To: Koran Digital<koran-digi...@googlegroups.com>
Subject: [Koran-Digital] Belajar Usaha di Pondok Tua


PESANTREN SIDOGIRI
Belajar Usaha di Pondok Tua
Pendapatannya per tahun miliaran rupiah. Sekarang memiliki 24 cabang
koperasi.

DERETAN jemuran berjajar bagai cendawan, kusut masai bergelantungan di
jendela kamar dan langit-langit kompleks Pondok Pesantren Sidogiri,
Pasuruan, Jawa Timur, awal pekan lalu. Bilik-bilik hunian lebih dari
10 ribu santri itu lengang. Hanya terlihat beberapa orang mengaji.
”Kalau Ramadan sepi,” kata Shirojudin, santri asal Gresik. ”Semua
pulang kampung hingga setelah Lebaran.”

Didirikan pada 1745, pondok asuhan KH Nawawi Abdul Djalil ini boleh
dibilang sebagai pondok pendidikan klasik Islam tertua di Indonesia.
Sidogiri juga menjadi oasis pemburu ilmu. Fikih, tauhid, nahfu-sharaf
(tata bahasa Arab), hingga hafalan Al-Quran diajarkan di pondok
rintisan Kiai Sulaiman itu.

Berdiri di atas lahan enam hektare, Sidogiri berada 12 kilometer dari
pusat Kota Pasuruan. Pondok salaf (kuno) menyusun sendiri kurikulum
pendidikannya. Silabus dan soal ujian ditangani Laboratorium Soal
Madrasah. Tiga jenjang pendidikan pondok: ibtidaiyah (SD), tsanawiyah
(SMP), dan aliyah (SMA), ada dalam naungan laboratorium. Aliyah punya
tiga jurusan: tarbiyah, dakwah, dan muamalah.

Selain mengaji kitab kuning, santri dibekali ilmu umum, bersandar
kitab klasik Fathul Mu’in, Fathul Qorib, dan Fathul Wahab (tentang
manajemen). Ilmu sains menggunakan karya Ibnu Sinna dan Al-Farabi.
Lembaga Pengajaran bahasa Arab dan asing plus laboratorium bahasa
turut memperkaya khazanah keilmuan.

”Perpustakaan kami juga lengkap,” kata Masykuri Abdurrahman, Wakil
Ketua Umum Pengurus Harian Pondok Pesantren Sidogiri. Perluasan
keilmuan tak lepas dari spirit ibadillah ass-shalihin—menjadi hamba
saleh, mampu mengelola kekayaan bumi dengan baik, bermanfaat, berkah
bagi masyarakat luas—yang menjadi pegangan sejak dulu.

Berniat menyempurnakan ajaran pendiri, pada 1961 Sidogiri memelopori
wirausaha pondok pesantren. Di bawah asuhan KH Cholil Nawawi, santri
dilatih mencari uang. Tiga laboratorium usaha, warung, toko kelontong,
dan toko kitab, dibangun dari sumbangan ulama dan santri. ”Ketekunan
ditempa di situ,” kata KH Fuad Noerhasan, cucu KH Cholil.

Saat itu, bila santri berbelanja, uang kembalian tak diminta tapi
disumbangkan untuk memperbesar usaha. Ikhtiar tak kenal lelah berujung
menjadi badan usaha: Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren), dengan 24
cabang di sekitar Pasuruan.

Menyadari belajar bisnis tak cukup dengan kitab klasik, santri diutus
belajar ekonomi, manajemen, dan akuntansi ke perguruan tinggi. Setelah
lulus, ”Mengabdi di pondok dua tahun, baru boleh mendirikan usaha
sendiri di luar,” kata KH Fuad.

Kopontren Sidogiri bergerak di bidang jasa, retail, dan produksi.
Bentuknya bisa toko buku, kafe-warung makan, percetakan, studio foto,
penggelar pameran/bazar, warung telepon, gerai telepon seluler,
minimarket, toko aksesori-onderdil motor, dan laundry. Karyawannya
santri tak mampu, ”Agar bisa membiayai sekolahnya.”

Penghasilan mereka tak main-main. Pada 2007, Kopontren meraup
penghasilan Rp 1,2 miliar. Setahun berikutnya Rp 1,4 miliar. ”Tahun
2009 kami targetkan Rp 1,5 miliar,” kata KH Fuad.

Selain untuk membayar gaji pegawai dan biaya operasional pondok, hasil
usaha digunakan untuk membangun sarana prasarana pondok. Walhasil,
pondok tak pernah merengek ke pemerintah. ”Kami tak mau menjadi beban
pemerintah,” kata Masykuri Abdurrahman.

Soal saham, awalnya mayoritas (60 persen) dipegang pondok. Sisanya (40
persen) milik pengurus, alumni, dan santri. Sekarang wali santri boleh
ikut menanam saham, termasuk masyarakat umum.

Pondok mengembangkan sayap usaha lain, air minum kemasan bermerek
”Santri”, berkongsi dengan PT Alamo Probolinggo, juga usaha penerbitan
kitab dan penyediaan busana muslim. Pernah membuat pabrik saus tomat,
”Tapi tutup karena tak sepaham dengan mitra kongsi,” kata KH Fuad.
Wilayah pemasaran semua unit usaha mencakup seluruh Jawa, Nusa
Tenggara, Sulawesi, dan Kalimantan.

Untuk mendidik santri sadar bisnis, dibangun Balai Pendidikan Latihan
Usaha Santri, bekerja sama dengan Ikatan Alumni Santri Sidogiri
(IASS), yang mempunyai 12 konsulat di seluruh Indonesia.

Meskipun omzet bisnis melesat, pondok berusaha tetap berjalan seiring
dengan pemberdayaan moral masyarakat sekitar. Hasilnya tak sia-sia.
”Dulu sekitar pondok adalah tempat judi dan mabuk,” kata Komarudin,
pedagang genting di dekat pondok. ”Kini tak ada lagi.”

Satu niat yang terus dijaga. Meski bisnisnya terus membesar, Kopontren
berusaha tak mematikan usaha kecil, pasar tradisional yang ada sejak
Sidogiri berdiri 264 tahun silam. Caranya? ”Para santri tetap membeli
dagangan saya,” kata Amir, pedagang tahu di Pasar Ngempit yang
berjarak belasan meter dari pondok.

Dwidjo U. Maksum, Muhammad Taufik (Pasuruan)
http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2009/09/21/LU/mbm.20090921.LU131456.id.html
“Bersikaplah sopan, tulislah dengan diplomatis, meski dalam deklarasi perang 
sekalipun seseorang harus mempelajari aturan-aturan kesopanan.” -- Otto Von 
Bismarck
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke