Ali Imran - Posmetro Padang <http://www.posmetropadang.com>  

 <http://padang-today.com/foto/berita/kantor%20gubernur.jpg> klik untuk
melihat foto
Kantor Gubernur Sumbar

Pembentukan fraksi dan pemilihan ketua pansus tata tertib (tatib) di DPRD
Sumbar periode 2009-2014, bisa menjadi petunjuk paling terang, jika ingin
meraba arah perpolitikan Sumbar pada pilkada 2010 untuk tingkat provinsi. 

Petunjuk yang cukup benderang, diperlihatkan Partai Bulan Bintang (PBB).
Parpol berazaskan Islam ini, oleh pengurus DPP-nya diperintahkan untuk
bergabung dengan parpol se-azas. Dengan takzim, PBB (pemilik 3 kursi)
akhirnya bersepakat untuk bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan
(pemilik 4 kursi) yang juga berazaskan Islam. Perintah DPP PBB ini,
sepertinya juga diikuti secara konsekwen di tingkat kabupaten/kota. 

Dalam perjalanannya, dua partai ini akhirnya menamakan diri mereka dengan
Fraksi Ukhuwah dengan 7 anggota. Walau kesepakatan ini hanya untuk tingkat
parlemen, tak tertutup kemungkinan akan terus berlanjut di pilkada. Sebab,
Ketua DPW PPP Sumbar Capt H Epyardi Asda MMar, lebih memilih 'indak
sato-sato' di arena pesta demokrasi tingkat provinsi ini. Sementara, Ketua
DPW PBB Sumbar Ir H Djonimar Boer, juga tak terlalu ngoyo untuk menjadi
calon nomor satu. 

Sayang, kursi yang mereka miliki masih belum mencukupi (kurang 1 sesuai
ketentuan 15 persen kursi di DPRD-red). Kalau dua partai ini tetap
istiqomah, peluang tambahan kursi bagi mereka berada di Partai Bintang
Reformasi (pemilik 2 kursi), yang juga berazaskan Islam. 

Selain itu, Ketua DPW PBR Sumbar Murdani SE MM, tampaknya akan bersikap
seperti mantan koleganya di DPRD Sumbar periode 2005-2009 Djonimar Boer.
Murdani yang gagal menjadi wakil rakyat untuk periode keduanya di tingkat
Sumbar, tentu memiliki nilai tawar tak terlalu kuat dibanding lainnya. 

Siapa yang akan menggunakan perahu dengan potensi kursi sebesar 9 ini, wakil
gubernur incumbent Prof H Marlis Rahman, memiliki kans cukup besar. Pengurus
di tiga partai yang mayoritas dihuni korps alumni Himpunan Mahasiswa Islam
(KAHMI), dipandang akan memuluskan langkah Marlis menjadi penghuni kandidat
BA 1. Siapa wakilnya? Rasanya, tak terlalu sulit bagi mereka untuk berbagi
kekuasaan. 

Sedangkan koalisi dengan PKS (pemilik 5 kursi) yang notabene juga berazaskan
Islam, tampaknya akan sulit dilakukan. Sebab, saat masa kampanye terbuka
pemilu legislatif lalu, partai bernomor urut 8 ini telah mengumumkan 5
pasangan calon yang akan mereka usung menjadi kepala daerah. 

Usai pilpres 2009 lalu, pengurus pusat partai berlambang padi kapas dalam
warna emas ini, juga telah mendefenitifkan dua nama yang akan diusung
sebagai calon kepala daerah. Dua nama itu, juga telah digodok dalam rapat
kerja daerah (rakerda) yang telah digelar medio Juli lalu. Kabarnya,
pengurus partai ini berniat melakukan terobosan politik. Memajukan kadernya
melalui calon perseorangan. 

Bagi partai yang telah membuktikan kesolidan hingga ke tingkat ranting dan
sel ini, mencari dukungan sebesar 5 persen dukungan dari 4,6 juta masyarakat
Sumbar (Pasal 2a huruf b UU 12/2998), tentulah tak akan sulit. Kader
militannya, tentu tak akan terlalu kesulitan, dalam hal mengumpulkan foto
copy KTP ataupun kartu keluarga sebanyak 230 ribu, walaupun masih harus
disertai dengan catatan, tingkat sebaran merata di 5 daerah pemilihan yang
ada di Sumbar. 


Calon yang diusung, tentu saja Prof H Irwan Prayitno. Pasangannya, yang
paling berpeluang besar Ketua DPW PKS Sumbar Trinda Farham Satria MT. Maju
lewat jalur perseorangan ini akan batal, jika Irwan yang merupakan anak rang
Kuranji ini, ditunjuk SBY menjadi salah seorang pengisi pos menteri di
Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. 

Memprediksi sikap politik Hanura (5 kursi) dan Gerindra (4 kursi), informasi
yang tersedia sangat terbatas. Selain parpol berlabel new commer (anak
baru-red), tak terlalu diketahui secara jelas, apakah partai ini telah
menyiapkan juklak, juknis ataupun petunjuk organisasi, dalam menyongsong
pesta demokrasi tingkat lokal ini. 

Kalau melihat peta koalisi saat pilpres kemarin, dua partai ini juga tak
bisa bersatu. Gerindra tentu akan lebih memilih bersahabat dengan PDI
Perjuangan (pemilik 3 kursi) yang telah memperjuangkan Megawati
Soekarnoputri dengan Prabowo. Sayang, gabungan dua partai ini masih tak
memenuhi persyaratan untuk bisa mengajukan pasangan calon. Karena, kursi
mereka sayuik. Mereka hanya miliki 7 kursi. 

Calon yang berpeluang menggunakan perahu gabungan Gerindra dan PDI
Perjuangan ini, kemungkinan besar Arnol SH Dt Batuduang Ameh yang baru saja
dipercaya menjadi Danlantamal II Padang. Indikasinya, kesukaan Megawati
mengusung calon dengan berlatarbelakang militer di pilkada seperti Sumut,
Jateng, Bali dan lainnya. Hal ini sejalan pula dengan Gerindra yang memiliki
Ketua Dewan Pembina Prabowo Subianto, yang juga berlatar belakang militer. 

Sedangkan Hanura, sepertinya memang telah merasa nyaman bersama Partai
Golkar (pemilik 9 kursi). Hal itu, setidaknya dapat dilihat saat pemilihan
pimpinan panitia khusus (pansus) tata tertib DPRD awal September lalu.
Dengan suara bulat, utusan partai bernomor urut 1 ini, mendukung calon yang
diusung Partai Golkar Drs H Irdinansyah Tarmizi. 

Sehingga, sekretaris DPD I Partai Golkar Sumbar itu, menang telak dengan
perolehan 9 dari 15 suara yang ada. Saat itu, setidaknya ada 4 calon dari
empat partai dengan perolehan suara signifikan mengajukan kadernya menjadi
ketua pansus. 

Sementara, sikap Golkar sendiri telah sangat terang. Calon yang akan
diusungnya untuk menduduki BA 1, sebagaimana disebutkan Ketua DPD I Partai
Golkar H Leonardy Harmainy Dt Bandaro Basa SIP, adalah calon yang menyandang
predikat kader. Selain itu, umurnya tak boleh lebih dari 50 tahun. 

Walau memenuhi persyaratan untuk maju sendiri, Leonardy menyebut masih
membuka pintu lebar-lebar bagi partai yang ingin bergabung. Katanya, Partai
Golkar memiliki kewajiban untuk mengisi pembangunan Indonesia terutama di
Sumbar. "Kalau ada partai lain yang ingin bersama-sama Golkar mengisi
pembangunan, tentu kita sambut dengan tangan terbuka," tandasnya. 

Siapa yang akan diusung Golkar? Menyimak pernyataan Leonardy, Partai Golkar
tampaknya menginginkan Jeffrie Geovani kembali maju sebagai kandidat kepala
daerah. Walau dulu kader PAN yang berlayar bersama koalisi 18 parpol di
Sumbar di arena pilgub 2005, masih bisa memperoleh suara signifikan.
Pencapaian suara signifikan, kembali diperlihatkannya saat menjadi caleg
Partai Golkar untuk tingkat DPR RI, di Dapil Sumbar I. 

Untuk PAN (pemilik 6 kursi), sepertinya masih akan melanjutkan tradisi
pilpres 2009 lalu, dengan bergabung bersama Partai Demokrat, yang notabene
merupakan partai pemenang tingkat Sumbar (memiliki 14 kursi). 

Pertanyaan tersisa, apakah Partai Demokrat bersedia? Menyimak pola
pengambilan keputusan di partai berlambang bintang mersi ini--saat
menetapkan kader yang akan dimajukan sebagai pimpinan di parlemen--,
keputusan permintaan koalisi diterima atau tidak, sepenuhnya berada di
tangan Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhono. 

Seandainya Hatta Rajasa bisa menang saat berlangsungnya agenda musyawarah
nasional (munas) yang akan digelar di Batam 8, 9 dan 10 Januari 2010
mendatang, peluang PAN bermitra dengan Partai Demokrat terbuka lebar.
Setidaknya, peran sebagai ketua tim pemenangan pilpres yang disandang Hatta
Rajasa, akan memuluskan jalan menuju koalisi ini. 

Siapa yang akan menggunakan tiket milik Partai Demokrat. Peluang pertama
tentu berada di tangan Drs H Djufri. Walaupun begitu, peluang Dirut PT SP H
Endang Irzal SE MBA tak tertutup begitu saja. Sekjen Partai Demokrat Marzuki
Alie yang 'masih orang BUMN,' merupakan pintu masuk bagi E Irzal menggunakan
tiket yang telah dikantongi Partai Demokrat. 

Kalau ini terjadi, tentu Djufri akan merasa lebih nyaman sebagai wakil
rakyat di DPR RI sana. PAN tentu harus berbesar hati sebagai nomor dua,
dengan syarat yang konsekwensinya cukup berat pula. 

Lalu, kemanakah posisi kepala daerah yang telah bergerilya selama Ramadhan
ini. Tampaknya tergantung kebutuhan yang ada semata. Terutama, terkait
kebutuhan tentang figur yang mampu menyumbang suara secara signifikan bagi
calon utama. 

Diantara dua nama (Muslim Kasim dan Aristo Munandar), masing-masingnya
memiliki kelebihan sendiri. Muslim Kasim memiliki jaringan PKDP, yang
merupakan organisasi kemasyarakatan ala perantau Piaman laweh. Namun tak
memiliki jaringan kuat di birokrat sebagaimana dimiliki Aristo Munandar. 

Kenapa tidak? Muslim Kasim selama karirnya di PNS, lebih banyak berada di
Badan Urusan Logistik (Bulog) yang notabene pegawai pusat. Sedangkan Aristo
Munandar, merupakan pejabat yang merintis karirnya dari bawah (camat) di
Sumbar. Diapun merupakan alumni APDN, yang pernah bertugas di beberapa
kabupaten/kota yang ada di Sumbar. 

Sedang calon lainnya, masih malu-malu tapi mau, untuk mencogok kepermukaan.
Terutama, calon yang bisa dikatakan akan merepresentasikan keterwakilan anak
muda, yang notabene berada pada jumlah pemilih yang cukup besar. Masih samar
untuk menilai mereka, apakah akan maju atau hanya lihat-lihat semata. Bagi
pemuda, perlu kita camkan pepatah orang bule sana, 'life begin at fourty'
yang bisa diterjemahkan secara sederhana, puncak karir terjadi saat berusia
40 tahun. (*) 

http://padang-today.com/index.php?today=news
<http://padang-today.com/index.php?today=news&id=9637> &id=9637

 


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

<<inline: image003.jpg>>

Kirim email ke