Dari Harian Singgalang, mungkin ado nan bisa awak parambiak

Wassalam

Tan Ameh



Selasa, 09 June 2009

Tim Sukses dan Nama, Baik Capres/Cawapres

(Jeffrie Geovanie)

Antara tim sukses dengan calon yang diperjuangkan kesuksesannya, ibarat dua 
sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan dan tidak bisa saling menafikan. Maka 
pada saat tim sukses melakukan kesalahan, calon harus ikut bertanggungjawab 
dengan kesalahan itu, begitu pun sebaliknya, kesalahan calon juga kesalahan tim 
sukses.
Pemilihan presiden/wakil presiden hanya tinggal menghitung hari. Tapi persoalan 
di seputar pilpres tampaknya masih belum rampung. Kalo soal tatacara pemilihan 
tentu sudah ada aturan main baik berupa undang-undang (UU No 42/2008 tentang 
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden) maupun peraturan yang dibuat Komisi 
Pemilihan Umum (KPU). Tapi, dalam soal etika kampanye dan lain-lain, tampaknya 
masih kedodoran.
Di antara problem yang kini banyak menjadi sorotan adalah soal etika tim 
sukses. Penyebabnya karena ada (oknum anggota) tim sukses yang bekerja dengan 
cara menjelak-jelekkan calon atau tim sukses lawan. Kita tidak tahu apa motif 
di balik tindakannya yang kurang terpuji. Kalau untuk meraih simpati capres 
yang diusungnya, atau untuk merebut suara rakyat, jelas tidak tepat. Ibarat mau 
ke Utara, dia malah pergi ke Selatan.
Kalau kita mau jujur, aturan main itu sebenarnya tidak berlaku bagi orang 
beradab. Karena sejatinya pada diri setiap orang beradab sudah ada standar 
moral, ada 'hati kecil' yang mengontrol. Pada saat melakukan hal yang tidak 
patut, 'hati kecil' itulah yang mengingatkan dengan cara menebar ke seluruh 
tubuh rasa tidak nyaman, rasa malu. Tapi, adakalanya orang beradab pun bisa 
lengah baik disebabkan karena banyaknya persoalan yang dihadapi, atau mungkin 
karena ambisi yang tak terkendali.
Itulah sebab, aturan main perlu dibuat. Untuk memberikan rambu-rambu bahwa ada 
kepatutan bersama yang harus dijaga. Kompleksitas persoalan yang kita hadapi, 
serta beragam ambisi yang berpotensi mencabik-cabik 'hati kecil' kita,  membuat 
aturan main itu penting untuk dihormati dan dijunjung tinggi.
Karena persoalan yang dihadapi begitu berat, kadang kita lupa bahwa ada banyak 
kepentingan orang lain yang tidak sama dengan kita. Kita lupa bahwa bangsa kita 
memiliki beragam suku, agama, bahasa, dan bahkan banyak detil yang membedakan 
di antara kita. Dan, karena ambisi kekuasaan, kadang kita melupakan semuanya. 
Apa pun kita lakukan untuk mengejar ambisi kekuasaan. Tanpa disadari, kita 
sudah masuk perangkap yang disebut Machiavelli, tujuan menghalalkan cara.
Persoalan inilah, menurut saya, yang harus disadari oleh semua tim sukses 
capres/cawapres. Bahwa kita berada dalam suatu bangsa yang plural. Kita 
memiliki etika kebersamaan. Janganlah kita korbankan etika itu hanya karena 
ambisi kekuasaan, hanya karena mengejar jabatan yang hanya dipegang untuk lima 
tahun lamanya. Kebersamaan kita sebagai bangsa, tidak terbatas, bahkan setalah 
kita tiada, akan ada generasi baru yang meneruskan kita. Jangan kita warisi 
generasi baru, tatacara merebut kekuasaan yang tidak sehat.
Selain itu, yang juga perlu disadari, karena hubungan antara tim sukses dengan 
capres/cawapresnya ibarat dua sisi mata uang, maka setiap tim sukses punya 
kewajiban bukan sekadar berupaya memenangkan, tapi juga menjaga nama baik 
capres/cawapres. Percayalah, prilaku tak terpuji tim sukses akan menjadi 
kontribusi terbesar bagi kegagalan capres/cawapres. Berhati-hatilah... (*)

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain harap mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi;
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
===========================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke