AssWrWB,  Yg namanya isu  selalu akan ada akibat berdampak positif dan
negatif, tergantung siapa yg menyebar isu dan siapa yg menerima isu, .Yg
penting bgmn kita bg yg berkepentingan /pihAK terkait menanggapinya dan meng
siasatinya. Ancaman gempa dan tsunami besar yg di lontarkan Prof.John
McCloskey pd media di Padang, tlh menambah memberikan efek negatif disamping
gempa 30 September yl, terhadap pertumbuhan perekonomian dan kehidupan
penduduk Kota Padang,  spt juga apa yg di kemukakan pakar Unand Prof.Badrul
Mustafa. Ada yg hengkang dan tidak mau ber investasi, dan pindah ke kota
lain dsb. Itu adalah hak dan kemauan mereka sendiri utk berhijrah.
Masalahnya adalah bgmn Pemda mencarikan solusi nya dimana/bagaimana isu2 yg
tidak produktif itu diciptakan menjadi produktif. Walaupun sdh ada tulisan
"Gempa itu tak bisa di prediksi secara tepat dsb, tp rakyat badarai juga
punya penilaian sendiri. Disnilah perlu piawai nya Pemda dan para pakar utk
menetrapkan teori2  "Risk Communication".
Para ahli komunikasi perlu di libatkan di konsultasi kan dlm hal ini.-
Disamping itu, perlu pendekatan personal dgn Prof.John McCloskey bhw
pernyataanny yg dahulu perlu sedikit "di jelaskan dan di peringan", dan
Pemda siap meng inisiasi pertemuan dgn Prof.Badrul Mustafa yg telah siap
bertemu,...ttg bgmn sebenarnya akan prediksi gempa tsb. Bhw ada nya sejenis
"scientific  update  " ttg prediksi gempa dan juga perlu rasanya diadakan
himbauan bersama mass media dan wartwannya serta LSM terkait.

Wass. Muzirman Tanjung
-------------------------------------------------------------------------------------------------------

PARIWISATA
Turis Termakan oleh Isu Negatif

Senin, 8 Februari 2010 | 03:59 WIB

Padang, Kompas - Turis domestik dinilai termakan isu negatif berupa ancaman
bencana gempa dan tsunami. Hal ini menjadi momok para turis untuk bepergian.
Akibatnya, mereka mengurangi kunjungan ke sejumlah tempat wisata di Kota
Padang, Sumatera Barat.

Isu seperti ini beberapa kali berembus ke tengah masyarakat. Sebagian
ramalan bahkan tidak terjadi meskipun sempat terjadi penurunan tajam
kunjungan turis.

”Kami meminta masyarakat tenang dan tidak terpengaruh isu. Masalah bencana,
di mana pun, bukan urusan manusia,” tutur Kepala Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Sumatera Barat James Hellyward, Minggu (7/2) di Padang.

Dia mengatakan, mereka yang termakan isu negatif ini umumnya turis domestik.
Turis dalam negeri cenderung mengurangi jadwal kunjungannya di Padang.
Mereka mengalihkan kunjungan ke arah Bukittinggi dan sekitarnya. Mereka
menganggap, tutur James, tempat tersebut lebih aman daripada yang pesisir
barat Sumatera Barat.

Indrawati (40), pelaku usaha di lokasi wisata, mengaku terpukul. Tingkat
kunjungan turis ke Pantai Caroline menurun setelah gempa 30 September 2009.
Dia, yang biasanya sebelum gempa mendapatkan penghasilan Rp 100.000 per
hari, kini hanya mampu mendapatkan rata-rata Rp 20.000 per hari. ”Mencari Rp
10.000 saja susah sekarang,” katanya.

Indrawati menyediakan penyewaan pelampung di tempat tersebut. Sekali
menyewakan pelampung, dia memasang harga Rp 5.000. Minggu siang, saat
ditemui Kompas, pelampungnya banyak yang tidak terpakai.

Keluhan yang sama disampaikan Marni (66), pedagang di Pantai Manis, Padang.
Menurunnya kunjungan turis membuat barangnya sulit laku.

Barang berupa batu karang dan akar tumbuhan laut sisa sebelum gempa belum
juga habis. Batu karang itu dijualnya dengan mulai dari harga Rp 5.000
sampai Rp 100.000 per batu.

Pantai Manis sejajar dengan Pantai Caroline. Sebagian besar pengunjung
pantai ini merupakan turis domestik.

Mereka biasanya datang saat hari libur bersama keluarganya. Tempat ini
menjadi pilihan turis lokal karena tiket masuknya yang murah, mulai dari Rp
2.000 sampai Rp 5.000 per orang.

Berdasarkan catatan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Barat, isu
seperti ini pernah terjadi pada Maret 2008. Saat itu kunjungan wisata turun
tajam selama tiga bulan. (NDY)

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

Kirim email ke