Dunsanak sadonyo, 

Waktu ketek dulu, kalau pulang ke rumah nenek di daerah canduang kotolaweh,di 
lereng gunung merapi , saat langit sedang bersih , akan terlihat jelas serasah 
di lereng atas gunung merapi, bagaikan air terjun kira2 , memang indah sekali, 
biasanya tampak lebih besar aliran airnya bila musim hujan.

Saya dan teman2 biasanya suka memandang lama dg kekaguman aliran air tsb , 
biasanya terlihat jelas di tempat pemandian umum dekat surau kalau kita pergi 
mandi di pagi hari.

Waktu kecil, kita menganggap itulah sumber air, termasuk sumber air yg masuk ke 
dalam bak mandi umum tsb. 
Menarik sekali, bahwa kalau di pagi hari air bak jadi terasa hangat, apakah 
hangat karena berasal dari air serasah yg  keluar dari kawah gunung diatas 
sana, itulah pikiran naïf akan kecil.

Baru tahu kemudian bahwa sumber air utk bak mandi umum ini berasal dari mata 
air juga, bukan dari serasah di atas sana, karena terlalu jauh ke bawah. Tapi 
berarti ada sumber mata air panas ( solfatara bahasa geologi nya ) di lereng gn 
merapi, berarti ada potensi sumber geothermal juga, yg bisa digunakan utk 
pembangkit listrik ( ingek tampek ambo dulu, di wayang windu geothermal, di 
lereng gunung Malabar, Bandung selatan )

Kalau kemudian serasah tsb membawa bencana juga, kok jadi sedih juga yah, 
padahal dulu kita senang melihatnya dan menganggapnya sebagai anugerah bagi 
orang banyak

Ambo kiro , indak ado nan salah dari alam ko...

Manginget dima ambo kini berada, di tengah gurun pasir abu dhabi yg kering 
gersang datar, tidak ada sumber air, aliran sumber air dari gunung seperti 
serasah gunung merapi tsb adalah anugerah alam yg sangat besar


Salam jauh dari gurun pasir abu dhabi

Hendra Messa
http://hdmessa.wordpress.com

---------------

Minggu, 05 April 2009

Tiga Sarasah yang Bisa Bikin Resah


Tak Ada Perambahan, tapi Tanah Mengangga

Laporan Musriadi Musanif

Bila langit jernih, dinding Marapi terlihat indah. Sarasahnya menjuntai
bak kapas putih, berderet-deret. Lalu, juntaian itu menjadi cerita
panjang bagi anak-anak nagari di kaki gunung tersebut. Anak-anak Tanah
Datar. Mereka menunjuk-nunjuk. Bahkan ingin menggapai. Terasa dekat.
Air sarasah, mengalir ke desa mereka. Mereka mandi di sana dan bersenda
gurau tentunya. Tapi pada ketika lain, sarasah yang sama menyebar maut,
bagai sayap bunian yang terkepak.
Sesungguhnya air itu sahabat baik, sama dengan api. Tak ada makhluk
hidup yang bisa melepaskan dirinya air. Air adalah sumber kehidupan.
Perkampungan, sejak zaman dahulu hingga kini, bermula dari
pinggir-pinggir sungai besar untuk kemudian terus meluas dan melebar
sampai ke pedalaman.
Di Gunung Marapi, menurut seorang tetua Nagari Pasie Laweh, Alwis Agen,
87, setidaknya terdapat tiga sarasah yang mengalirkan air untuk
kehidupan kepada warga di Tanah Datar dan Agam. 



      

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned:
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
- DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com 
Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke