Dari www,cimbuak.net : http://www.cimbuak.net/content/view/1485/1/
Written by Fuadi Madjboer Tuesday, 10 February 2009 *[image: Image]Salamaek pagi minangkabau Pagi ko taraso galau Murai batu kok bakicau Takalok garin di surau Oh mati raso, baragam salah jo <javascript:void(0)> buruak cando Saluak cabiak <javascript:void(0)> ndeh malang bundo anggan manjaik Saroban putiah acok <javascript:void(0)> tingga di lamari Minangkabau slamat pagi surau tuo lah samakin sunyi Minangkabau slamat pagi rumah gadang tirih <javascript:void(0)>-tirih Minangkabau slamat siang bajamaah korupsi di minang Minangkabau slamat siang mulai lapuak nan <javascript:void(0)> dulu tak lakang Bundo sadiah bundo manangih, bundo manangih* *Salamaik pagi minangkabau Pagi ko taraso galau Murai batu kok bakicau Takalok garin di surau Oh mati raso, baragam salah jo buruak cando Saluak cabiak ndeh malang bundo anggan manjaik Saroban putiah acok tingga di lamari Slamat sore minangkabau Bapak rutiang <javascript:void(0)> samakin marisau Slamat sore minangkabau Kamanakan mabuak putaw Slamat malam minangkabau Nurani kito lah ilang kilau Slamat malam minangkabau Jo dunia kito lah silau Bundo takuik kok hilang minang tingga kabau <javascript:void(0)> Kok hilang minang tingga kabau Cameh bundo kok hilang minang tingga kabau Bundo rusuah kok hilang minang tingga kabau…..?????* *(lirik lagu Selamat Pagi Minangkabau yang dinyanyikan oleh Febian)* Saya sangat tersentuh ketika pertama kali mendengar lagu ini. Sebelum mendengarnya, saya mengira kalau lagu ini merupakan lagu riang yang menggambarkan suasana pagi yang elok permai di nagari kita Ranah Minangkabau tercinta. Tetapi setelah mendengarnya, tidak dapat tertahankan air matapun berlinangan terbawa imajinasi lirik lagu yang menyentuh itu. Hati ini pilu membayangkan seandainya keadaan seperti itu memang terjadi di kampung kita. Sungguh mengerikan, seolah-olah kehidupan ini benar-benar telah kacau<javascript:void(0)>, masyarakat sudah tidak lagi berpegang kepada norma-norma kehidupan, adat basandi syara', syara' basandi kitabullah hanya tinggal semboyan, sudah tidak dipakai lagi (atau memang sudah seperti itu ya sekarang??), hukum rimbalah yang berlaku. Lagu yang menggambarkan "perjalanan sehari" di Minangkabau ini dibuka dengan ucapan selamat pagi Minangkabau, tapi sayang pagi itu bukan keselamatan yang ada tetapi kegalauan karena kicauan burung murai batu, yang mana mitosnya kalau murai batu berkicau pertanda kabar buruk. Dan memang kabar buruklah yang terjadi. Ditandai dengan tertidurnya takmir masjid sehingga adzan Shubuh pun tidak berkumandang. Orang-orang pun tertidur pulas hingga matahari menampakkan mukanya. Shubuh yang merupakan ambang pintu untuk memulai hari telah terlewati oleh orang-orang Minang. Kalah duluan bangunnya daripada ayam, istilahnya "rejeki alah <javascript:void(0)> dipatok ayam". Mungkin ini dapat kita simpulkan sebagai tanda-tanda akan matinya kehidupan yang bernuansa Islami di Minangkabau, wallahua'lam. Dan memang sungguh tragis!, karena terbukti masyarakat memang sudah mati rasa, dan selalu berbuat keburukan. Bundo atau orang tua sudah tidak mau lagi memperbaiki berbagai kesalahan dan keburukan yang telah terjadi itu. Karena masyarakat, bahkan para ulama pun telah kehilangan identitas mereka. Mereka tetap juga beraktivitas, tapi identitas mereka sebagai payung panji dalam nagari telah mereka taruh lebih dahulu sebelum mereka keluar dari rumah, mungkin karena sudah saking bobroknya kelakuan masyarakat, sehingga mereka enggan untuk memperbaikinya atau jangan-jangan mereka sendiripun sudah bobrok juga, berlindung dibalik cangkang ke-ulama-annya…wallahua'lam. Selanjutnya, tetap saja tanda-tanda "kehancuran" yang saya dengar dari lirik lagu ini. Dan sayapun sebagai generasi muda Minang tidak tega untuk melanjutkan menjabarkan makna lagu ini. Langsung saja ke bait akhir lagu ini, yang ditutup dengan "selamat malam Minangkabau, jo dunia kito lah silau", seolah lirik ini menggambarkan akhir dari segala keluhuran Minangkabau. "jo dunia kito lah silau", dapat kita maknai bahwa masyarakat Minang sudah terlena dengan kehidupan yang rendah, karena kata dunia, yang kata lainnya adalah bumi, kalau kita bawakan ke filosofi kehidupan, ada kehidupan langit dan ada kehidupan bumi, maksudnya adalah kehidupan yang berada dibawah langit, dibawah berarti rendah. Berarti "jo dunia kito lah silau" dapat kita maknai bahwa orang lebih suka dengan kehidupan yang rendahan. Yang pada akhirnya "hilang Minang tingga kabau", goodby Minang, there is only 'kabau'. Na'udzubillahi mindzalik, tetapi kenyataan memang demikian, ketika Minang telah hilang otomatis yang tinggal hanyalah 'kabau'. Dalam agamapun diajarkan demikian, bahwa ketika kita sudah cinta dunia, 'hubbud dunya', tidak menggunakan sarana yang diberikan Allah untuk hidup berdasarkan ajaran-Nya, saat itulah kita disebut Allah sama dengan binatang, bahkan lebih hina lagi. Yang jelas, semua hal tersebut sangatlah tidak kita inginkan terjadi di nagari kita tercinta, ranah Minangkabau. Terakhir harapan saya, semoga hal tersebut adanya hanya dalam lagu saja, tidak riil terjadi dalam kehidupan sosial masyarakat Minangkabau. Namun, lagu ini sepatutnyalah menjadi "lampu kuning" bagi kita masyarakat Minang secara umum, khususnya niniak mamak, alim ulama, serta cadiak pandai di nagari. *(sekian dari ambo <javascript:void(0)>, talabiah takurang ambo minta maaf, baru baraja <javascript:void(0)> 'manulih', wassalam..., jaya taruih Minangkabau!!)* --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi/dibanned: - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi di setiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama - DILARANG: 1. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 2. Posting email besar dari 200KB; 3. One Liner =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: rantaunet-unsubscr...@googlegroups.com Daftarkan email anda yg terdaftar disini pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---