Pak Saaf yang baik dan sanak di palanta, Soal ekonomi Indonesia, saya pernah maota2 dengan seorang ekonom. Katanya begini: dampak ekonomi global itu terhadap ekonomi Indonesia kadang2 sulit diprediksi. Masalahnya, orang Indonesia hanya sebagian kecil saja yang berurusan dengan bank. Banyak orang Indonesia manyimpan ameh atau benda berharga lainnya di rumah. Ini berbeda dengan di negara maju, katakanlah Belanda. Di sana hampir semua transaksi lewat bank. Orang tidak menanam kapitalanya dalam bentuk barang atau tanah (ambo liek jarang urang kayo di Belanda ko nan punyo oto labiah dari ciek, bahkan ndak ado nan sampai 5-6 bantuak di Indonesia). Jadi, kapital mereka dalam bentuk pitih (pun dengan pajak tinggi) yang sewaktu2 kalau berubah nilainya langsung taraso efeknya kepada si pemilik tabungan. Bahkan untuk bayar makan sepiring di kantin universitas lewat kartu chip. Jadi, kaya-miskin sebagian besar orang Indonesia itu sulit dilacak oleh negara. Dicaliak inyo biaso2 sajo, tanyato di bawah lamarinyo di rumah ameh babungkah2.Iko acok dipraktekkan dek induak2. Oleh sebab itu selama krisis ekonomi (katanya begitu) di negara ini mobil yang terjual tetap banyak, orang di kampung tetap bisa makan. Entahlah....apa benar analis ini entah tidak, saya tak tahu. Sebab saya bukan ahli ekonomi, apo lai indak pernah manyimpan ameh babungkah di bawah tampek tidua. Salam lebaran, Suryadi ====
"Dr.Saafroedin BAHAR" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Betul juga, Riri. Artinya ada gap antara dunia akademik yang menganalisa trends apa adanya, dengan para politicians yang selain berwenang mengambil keputusan, juga punya kepentingan sendiri. Trims. Wassalam, Saafroedin Bahar (L, masuk 72 th, Jakarta) Alternate e-mail address: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] ----- Original Message ---- From: Riri Chaidir <[EMAIL PROTECTED]> To: RantauNet@googlegroups.com Sent: Friday, October 3, 2008 3:19:11 PM Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Keterangan Plt Menko Eku/Menteri Keuangan Sri Mulyani tentang Dampak Krisis Finansial AS 2008/10/3 Dr.Saafroedin BAHAR <[EMAIL PROTECTED]> Menjadi pertanyaan bagi saya: mengada jika sudah ada indikasi melemahnya dollar kok tidak ada upaya dari institusi yang berwenang di AS untuk mengantisipasi krisis seperti sekarang. Apa ilmu ekonomi belum mempunyai kemampuan prediksi yang diperlukan ? Sudah ada yang memperingati sebelumnya, antara lain JE Stiglitz (maaf, spellingnyo mungkin salah), ekonom pemenang Nobel. Sejak (mungkin) 5-6 tahun yll dia sudah mengingatkan bahaya karena terlalu besarnya pengalokasian dana ke bisnis properti. Nah, kalau dilihat, ini kan bukan cerita baru di dunia, pengalokasian dana yang terlalu besar ke suatu sektor ... Tapi, mungkin pemerintah atau sektor perbankan di AS punya pertimbangan lain. Memang kadang2 ada saja hal-hal yang secara teori begini, tapi regulator atau praktisi maunya beda. Kadang belakangan baru kita lihat, lha, kan ini teorinya sederhana banget, kok jadinya lain? Sebelumnya kita lihat kasus Enron, itu kan teorinya sederhana, tapi kok kejadian. Saya pernah ikut training, diceritakan suatu kasus fraud besar di AS, ZZZZ Best, seorang "anak kecil" yang bisa mengelabui pemerintah, bank dll. Caranya? Kalau kita lihat sederhana sekali, jauh lebih sederhana dibanding kasus2 fraud/ korupsi di Indonesia. Riri Bekasi, L 46 --------------------------------- Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com. --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN: - Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting - Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur pribadi - Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau dibanned - Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---