Assalamu'alaykum wr.wb Dusanak kasadonyo, berikut ambo postingkan pikiran-pikiran dari Sekjen PKS, Anis Matta, sebagai bahan info.
Arnoldison ------------------------------------------------------------------------ Bukan Karena Kita Menang Pemilu (Saja) Maka Kita Memimpin.. Oleh Anis Matta Bismillahirrahmanirrahim.Uhayyikum jamian bitahiyyatil islam Assalamu alaikum warahmatullah wabarakatuh Ikhwah sekalian Alhamdulillah siang hari ini kita bertemu kembali, dan pada kesempatan ini saya akan mencoba share pada antum semua mengenai gagasan atau ide-ide besar di TPPN ini. Ikhwah sekalian, saya ingin memulai saya tidak memakai in focus karena saya mau menulis (di whiteboard) ke persoalan inti kita sebagai harakah. Persoalan inti kita sebagai harakah ini ada dua (waktu kita mulai masuk ke demokrasi, bikin partai dan mau memimpin negara) : 1. Persoalan yang fundamental. 2. Persoalan yang bersifat teknis. Persoalan yang fundamental itu adalah menyangkut masalah leverage to lead sedangkan persoalan yang menyangkut teknis itu adalah strategy to win. Jadi yang masalah leverage to lead itu adalah menyangkut syurutul qiyadah (syarat-syarat kepemimpinan) yang dituntut kepada kita, atau kualitas-kualitas yang diperlukan jika kita ingin memimpin Negara. Sedangkan yang teknis itu adalah bagaimana memenangkan pemilu. Yang dua ini bisa berjalan seiring, bisa juga tidak. Contoh yang tidak seiring itu misalnya PKB : sempat punya presiden, tapi cuma bertahan 21 bulan, setelah itu selesai. Bisa disebut partai bisa juga tidak, tapi ICMI itu adalah satu kendaraan besar bagi Habibie, diluar golkar, tapi nyatanya Habibie cuma bertahan 18 bulan. Begitu juga PDIP, justru ketika terdzalimi suaranya naik 34%, ketika berkuasa suaranya menurun menjadi 19%. Jadi bukan karena kita menang pemilu maka kita memimpin. Itu harus kita bedakan. Bukan karena kita menang pemilu maka kita memimpin, pemimpin itu adalah leverage. Kenapa kita ingin memimpin, ikhwah sekalian?? Karena industri kita ini (industri kita sebagai harakah) adalah sina atul hayah -seperti yang sudah-sudah saya sampaikan sebelumnya. Saya tidak tahu, bukunya sudah diterjemahkan atau belum?? Ini penting antum baca buku ini, (live making, sina atul hayah), bukunya Abu Ammar, Muhammad Al-Rasyid. Jadi, oleh karena itu kita mempunyai tugas merekonstruksi kembali kehidupan kita secara keseluruhan. Dan untuk menjalankan fungsi besar ini kita membutuhkan instrumen yang juga besar, instrumen itu namanya kekuasaan, negara. Kenapa kita butuh Negara ikhwah sekalian?? Karena sekarang kita hidup di era institusi, dan institusi yang paling besar di dunia ini -setidak-tidak dalam waktu 500 tahun terakhir ini- adalah Negara. Tidak ada organisasi paling besar selain negara dalam 500 tahun terakhir.Walaupun organisasi ini(Negara) dalam beberapa tahun ke depan, juga sedang menghadapi persoalan yang sangat eksistensial. Saya menganjurkan karena Antum yang banyak yang bisa bahasa Inggris disini-, membaca buku yang ditulis oleh Peter R. Gardner: Managing The Next Society , disini ada pembahasan yang menarik kaitannya dengan posisi yang namanya Nation State , Negara bangsa itu, dalam era globalisasi, sejauh mana akan survive dimasa mendatang; baik karena pengaruh perkembangan teknologi maupun karena pengaruh rasionalitas ekonomi. Jadi kita membutuhkan instrumen besar itu, kalau kita ingin memimpin. Sampai disini kita tidak punya perdebatan. Perdebatan kita adalah tentang kapasitas apa yang diperlukan untuk mengelola itu semua. Itulah kepemimpinan. Dan inilah yang kita inginkan. Oleh karena itu persoalan fundamental ini harus kita pisahkan dulu dari persoalan yang tekhnis, tentang bagaimana memenangkan pemilu. Sebab persoalan memenangkan pemilu itu mostly adalah persoalan komunikasi., Fi muhzamihi, ahya itu adalah pada masalah komunikasi. Image waktu kita muncul pertama kali dengan membawa citra bahwa PKS itu adalah partai yang besih dan peduli pada rakyat. Di image ini terserap dan memberikan kita ruang yang besar di tengah masyarakat, tapi waktu kita masuk dalam pemerintahan kita tidak perform. Jadi strategy to win itu adalah persoalan how to send, tetapi persoalan Leverage to win itu adalah persoalan how to deliver bagaimana mendelivery ide-ide itu menjadi suatu kenyataan. Dan itu membutuhkan kualitas tertentu dari kita. Tidak sesederhana yang kita bayangkan. Kalau antum lihat, ikhwah sekalian, dalam literatur-literatur ikhwan -saya ini senang buka ini karena antum orang kaderisasi-, setidak-tidaknya dalam 20 tahun terakhir ini, persoalan inilah yang tidak terbahas secara mendetil. Sebagian besar literature-literatur pemikiran politik ikhwan itu masih ada dilevel menyelesaikan terminologi. Kalau antum baca bukunya Yusuf Qordhowi tentang fiqh daulah itu semuanya menyelesaikan masalah persoalan-persoalan basic/mafahim: Apa sikap kita terhadap demokrasi. Apa posisi perempuan dalam percaturan politik. Apa sikap kita terhadap ta addudul ahzab. System multi partai. Apa sikap kita tentang tahaluf (aliansi) politik, kita baru menyelesaikan perkara-perkara terminologi. Dan itupun perdebatannya panjang. Kalau antum lihat buku yang ditulis oleh DR. Abul Hamid Al-Ghazali, judulnya : Asasiyat masyru al-islam itu belum keluar dari kerangka itu semua. Jadi harakah islamiyah secara keseluruhannya, belum keluar dari persoalan-persoalan fikriyah itu tadi, kepada persoalan-persoalan strategis. Persoalan-persoalan strategis dalam pengertian bagaimana kita perform sebagai sebuah eksistensi; baik sebagai harakah nanti maupun sebagai daulah. Itu yang belum terbahas. Tapi disini ada bias besar dan ini harus kita waspadai dari awal. Bahwa instrumen Negara atau kekuasaan yang perlukan ini pada akhirnya tetaplah sebagai wasilah. Kenapa ikhwah sekalian? Karena kesejahteraan itu bukanlah tujuan. Keadilan itu juga bukanlah tujuan. Tetapi (keduanya adalah) sesuatu yang diperlukan oleh manusia, supaya naik ke level kebutuhan yang lebih spiritual, setelah persoalan-persoalan basic dia sebagai manusia selesai. Artinya ini apa? Manusia lebih kondusif secara spiritual untuk taat beragama ketika dia tidak lagi memikirkan persoalan fisik yang basic: persoalan makannya selesai, persoalan minumnya selesai, pakaiannya selesai, tempat tinggalnya selesai, kesehatannya selesai. Begitu ini semua selesai, pada umumnya, sekalipun tidak selalu begitu,karena kadang-kadang dalam keadaan miskin orang lebih dekat kepada Tuhan kebutuhan spiritual itu muncul lebih beragam, lebih natural munculnya. Nah oleh karena itu kita perlu menghilangkan hambatan-hambatan itu semua, yang disebut dengan mawaniut tadayyun, hambatan-hambatan seseorang untuk menjadi religius. Rasulullah saw mengatakan: Kaadal faqru anyakuna kufran . Jumlah orang miskin yang lari ke masjid dibanding yang lari jadi pengemis, jadi pelacur atau yang lari jadi perampok, lebih banyak yang mana?? Artinya (bila) manusia-manusia itu dalam kondisi fisik tertekan pilihan-pilihannya itu banyak, antara positif dan negatif, tetapi umumnya mereka itu lebih cenderung memilih yang negatif, karena efek keterpaksaan itu tadi. Tetapi ketika orang itu kaya, pilihannya juga sama banyaknya dengan orang yang miskin, pilihan positif dan negatif, tapi orang kan biasanya yang kaya kalau dia bergerak dari awal, katakanlah dia kaya diumur 50 tahun, pada waktu fikiran tentang kematian sudah bermunculan, terus menerus itu. Disitulah adilnya Tuhan, disitu adilnya Allah, kita dikasih itu, dia dikasih kekayaan last minute. Dia dikasih kesempatan untuk menyaksikan hasil kerjanya tetapi tidak dikasih kesempatan untuk menikmatinya. Nah, oleh karena itu orang di tingkat seperti itu cenderung lebih spiritualis dengan sendirinya. Alam yang mengantarkan dia kesitu, begitu juga kita. Karena itu pemikiran itu harus lurus, supaya kita tidak bias, kita membutuhkan instrumen ini untuk menghilangkan seluruh mawaniut tadayyun dalam diri manusia. Ada pembasahan tentang ini bagus antum baca di bukunya Abbas Mahmud Al-Aqod, tentang Abu Bakar As-Shiddiq, Abaqoriyatu Abu Bakar As-Shiddiq. Dibuku ini dibagian awal ada pembahasan tentang mawaniul islam, mengapa Abu Bakar itu berada dilevel nomor satu, dibahas dulu dengan pertanyaan terbalik. Apa sih hambatan orang itu untuk berislam? Apa hambatan orang berislam? Apa entry barrier orang berislam? Waktu dia bahas ini, dia jelaskan bahwa semua mawani ini, tidak ada dalam diri Abu Bakar, misalnya al-kibriya, itu tidak ada dalam diri Abu Bakar, dia berhasil melampaui itu semua. Jadi fungsi kekuasaan yang kita cari ini adalah menghilangkan hambatan ini, itu persis juga dengan jihad fi sabilillah. Jadi ketika kita melakukan ekspansi pada suatu Negara, kita tidak ingin menundukkan orang dengan senjata, tetapi ingin menghilangkan mawaniu tadayyun yang salah satunya adalah at-thowagit. Thagut-thagut ini mencegah orang untuk beragama. Makanya rasul mengatakan: Annasu ala diini mulukihim . Jadi kalau para muluk ini dihilangkan maka mawaniu tadaayun itu hilang, orang diberi kebebasan. Jadi waktu kita menguasai satu wilayah, kita kooptasi satu wilayah, setelah kita menaklukkan pasukannya, tidak dengan sendirinya semua orang harus masuk islam. Itu tidak. Tujuan kita adalah menghilangkan mawaniul tadayyun, mawaniul islam, apa hambatan orang kepada itu, kalau semuanya ini semua hilang, orang belum masuk islam juga, itu sudah bukan tanggung jawab kita. Baru saat itu kita bisa bilang Ala hal balaghtu iya kan..ini antum perhatikan.. ini clear yah..!! Kalau ini selesai kita masuk pada persoalan leverage to win.. bersambung ... Sumber: Blog Anis Matta http://anismatta.blogs.friendster.com/my_blog/2008/06/bukan_karena_ki.html --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN: - Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting - Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur pribadi - Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau dibanned - Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---