Bukan Karena Kita Menang Pemilu (Saja) Maka Kita Memimpin..
oleh Anis Matta

(Ada komentar: bukan masalah clearnya, tapi yang menjadi inhiraf itu apa?).

Dijawab  :  Masalah  inhiraf  itu terjadi di semua marhalah, bisa jadi
karena  pembelotan,  misalnya begini: waktu kita berkuasa seperti itu,
bisa  jadi pembelokan, sebenarnya pembelokannya bisa dengan sederhana,
waktu  sarana  menjadi  tujuan, secara real itu tidak akan keluar dari
itu  semuanya,  waktu  kita mulai berfikir, bahwa kekuasaan ini adalah
tujuan.  Karena  itu  ukuran  sukses  kita adalah pertumbuhan ekonomi,
tidak,  itu  ukuran sukses dipermukaan, tapi ukuran hakikinya sebarapa
banyak orang menjadi beragama, dengan semua kesejahteraan itu.

Makanya  saya  menyebutkan  waktu di cibubur, bahwa cita-cita kita itu
ada tiga : satu politik, yang kedua dakwah yang ketiga peradaban. Yang
politik  ini  adalah memecahkan rekor partai-partai islam, mendapatkan
satu share politik yang berwibawa; 20 %.

Jadi,  karena  itu  share  kita  secara  dakwah,  kalau ditahapan ini,
ditingkat  ideologi  ini,  jika  kita  sudah  berhasil  mengembangkan,
menjadikan  Islam  ini menjadi pilihan publik, baru kita menang secara
dakwah,  dan  itu  dibuktikan  dalam  bentuk share partai-partai Islam
secara  keseluruhan.  Bisakah  sewaktu-waktu  partai-partai  islam itu
share,  menimal  60  %,  digabung jadi satu, sekarangkan maksimum yang
pernah  ada  dalam sejarah Indonesia, cuma 45%, turun-turun jadi 38 %.
Jadi  secara  politik  kita  bisa menang, makanya saya debat waktu itu
dengan  mas  Tamim, apakah PKS bisa lebih besar dari Masyumi..? Bukan.
Persoalan  kita  bukan disitu.. Masyumi menang 20 %, benar, Nasir jadi
perdana menteri jelas, tapi setelah itu masyumi kemana? Dan kenapa PNI
yang  masih  punya  pengikut  yang  lebih banyak? Dan kenapa PBB waktu
mengklaim  diri  sebagai pewaris Masyumi ternyata, tetap saja akhirnya
habis.

Jadi  kita tidak bisa tentang angka-angka politik. Kita bicara tentang
perimbangan  kekuatan.  Ini  bukan  angka  tentang  20  %,  tetapi ini
persoalan  tentang   Man  yaqudu  al-mantiqoh   (siapa  yang  memimpin
Negara),   man  yaqudu daulah  (siapa yang memimpin negeri ini), siapa
yang  menggaet  masyarakat secara keseluruhan. Kenapa ada banyak orang
dinegeri  ini,  begitu PKS muncul, tiba-tiba mereka datang dengan; ide
pancasila  dan  NKRI  final,  padahal  keduanya  juga  tidak  ada yang
pertentangan  dengan Islam. Tapi sesuatu yang harus kita fahami disini
bahwa;  ini  ada pengaruh yang luar biasa, begitu substansialnya dalam
mengarahkan dan membentuk idologi public. Ini celar yah?? Wadih.

Sekarang  tentang  reference  to  lead.  Apa  yang kita perlukan untuk
memimpin?   Reference  apa  yang  kita  perlukan?  Sekarang  saya  mau
ceritakan dulu sedikit, langkah realitas kita apa.

Kita  ini  jarang  mempunyai  kesadaran  geografis. Tentang Indonesia.
Orang pertama di negeri ini yang memberikan wawasan geografis dan juga
kesadaran  seperti  namanya Gajah Mada. Kita baru punya satu kesadaran
tentang  satu  eksistensi  geografis yang namanya nusantara itu karena
Gajah  Mada. Tapi karena kita tidak membaca sesuatu tentang Gajah Mada
umumnya kita tidak punya al-wa yul geografi. Padahal unsur utama dalam
peradaban  itu adalah turab/tanah/wilayah/teritori. Ada bagusnya antum
membaca  buku  yang  ditulis  oleh  Malik  bin Nabi, judulnya  Miladul
mujtama   (Kelahiran sebuah masyarakat), dan yang kedua  Wijhatul alam
islami ,  setahu saya buku ini sudah diterjemahkan (Dunia baru islam).
Unsur  hardwarenya  yang  namanya  peradaban  itu  tiga              :
al-ard/at-turab,wazzaman, wal insan, (tanah, waktu dan manusia). Quran
ini kan software.

Kalau  Antum  lihat  lagi  dalam  sejarah  Indonesia. Waktu imperialis
datang ke Indonesia. Perjuangan itu sifatnya kedaerahan. Zamannya Imam
Bonjol,  Diponegoro,  Sultan  Hasanuddin,  Cut Nya Dien, Pattimura dan
seterusnya.  Tapi  kemudian  muncul  yang namanya kegelisahan politik,
bahwa  perlu  ada  pola  baru  dalam  yang  namanya  perjuangan,  yang
menggabungkan kesadaran geografis ini dengan kesadaran politik, itulah
namanya  Budi Utomo dengan Syarekat Islam. Tetapi ini kemudian menjadi
kesadaran  yang  konteknya lebih kuat lagi, setelah era Sumpah Pemuda.
Sumpah  pemuda  kalau  antum lihat : Satu Bangsa, Satu Bahasa dan Satu
Tanah   Air.   Itu  gabungan  antara  kesadaran  geografis,  kesadaran
teritorial,  kesadaran sosiologis, bahasa. Indoneisa ini kan punya 300
suku  dan  300  bahasa.  Dan  dipilihnya  Bahasa Indonesia itu sebagai
bahasa,  karena  lebih sederhana dan lebih demokratis dibanding bahasa
lain. Kenapa bukan Bahasa Jawa yang dipilih sebagai Bahasa Nasional.

Ada  buku bagus yang boleh dibaca judulnya Collaps, disitu ada sedikit
kisah   tentang   Polenesia    How   China   become  Chinese   disitu,
dipembahasan akhirnya ditulis tentang polenesia.

Jadi  Sumpah  Pemuda itukan menggerakkan, menyatakan diri sebagai satu
kesatuan yang utuh tetapi kontennya juga dibuat; ada geografisnya, ada
teritorinya,  ada  bahasanya,  dan juga konten politiknya yang namanya
bangsa.  Jadi  karena  bobotnya  itulah sumpah pemuda itu menjadi satu
moment   yang   sangat   historis  dalam  sejarah  Indonesia.  Sejarah
pembentukan  al-wa yul  wathani,  dinegeri kita itu antum lihat proses
sejarah itu begitu, karena itu jarak antara sumpah pemuda dengan tahun
45 itu begitu menjadi lebih dekat. Soekarno datang itu, diatas situasi
yang  sangat  menguntungkan,  karena  dia melanjutkan proses itu. Tapi
soekarno  itu,  punya  kesadaran  yang  mendalam tentang teritori yang
namanya  Indonesia  ini.  Dan  juga  punya  kesadaran tentang struktur
sosiologis  tentang  masyarakat Indonesia. Kalau antum baca buku  Bung
Karno  Menyambung Lidah Rakyat . Tsaqofah ini sudah harus antum miliki
semuanya ikhwah sekalian. Supaya jangan ada yang mengatakan, bahwa PKS
itu lebih hafal Sirah Nabawiyah daripada sejarah Negara Indonesia.

Soekarno  menyadari  yang namanya gagasan Megalomania dari Gajah Mada,
dari  gagasan  yang  namanya  Nusantara  itu,  yang include sebenarnya
Malaysia,  Brunei  dan  Singapore.  Itu  satu  kawasan, itu benar itu.
Seharusnya kita berfirkirnya begitu, itu yang namanya wawasan teritori
yang  matang.  Tapi  kita  ini  umumnya  itu tidak mempunyai kesadaran
territorial  yang  bagus.  Negeri ini ikhwah sekalian, penduduknya 230
juta  sekarang,  sama  dengan  total  penduduk  22  negara  arab kalau
dikumpul  jadi satu. Jumlah penduduk dunia zaman Rasulullah hidup, itu
kurang dari setengahnya dari penduduk Indonesia hari ini.

Zaman  Rasulullah hidup itu penduduk dunia 100 juta orang, total. Umat
islam  zaman  Rasulullah  itu yang masuk islam, yang ikut hajatul wada
itu   hanya  100  ribu,  sekitar  125  ribu  di  Rahiqil  Makhtum  itu
disebutkan,  antara  itu.  Jadi satu permil. Jadi kalau antum memimpin
230  juta,  antum  bisa membayangkan, itu lebih besar dari dunia zaman
Rasulullah hidup.

Kita tidak menyadari kadang-kadang. Dan ini Negara keempat terbesar di
dunia,  setelah  Chna,  India  dan  Amerika.  Tiga Negara ini sekarang
menjadi  kekuatan  ekonomi  baru  di dunia. Dan semua persyaratan yang
dimiliki  Indonesia  ini,  persyaratan  untuk menjadi kekuatan ekonomi
baru  juga  ada di negeri ini. Matahari ada gratis, tdiak semua Negara
di  dunia  ini  dapat  jatah  matahari sepanjang tahun, energi. Hujan,
inilah  lucunya  Indonesia,  bisa menyatu itu barang, air kan. Dan dua
pertiga  dari wilayah kita ini air. 6 juta KM2 negara Indonesia itu, 4
jutanya perairan. Dahsyat benar.

Jumlah manusianya, banyaknya ampun-ampun. Apalagi yang kita perlukan??
Sumber  daya,  semuanya  ada.  Jadi  yang  namanya  syurutul  hadlarah
(syarat-syarat peradaban); al-turab, wazzaman, wal insan, itu semuanya
ada.  A Power semuanya ada. Jadi kita tidak punya alasan untuk menjadi
tidak  sejahtera.  dan  di dunia islam, kita Negara Islam No 1. Tetapi
inilah Negara islam terbesar yang selama ini tidak pernah menjadi  The
big  brother .  Kita  tidak pernah dianggap di dunia islam itu sebagai
The big brother.

Malaysia  sekarang,  itu  maksimum kemajuannya. Penduduknya cuma 20-26
juta,  diputar-putar  kaya  apa  pertumbuhan  ekonominya,  sudah skala
maksimumnya seperti itu. Singapore skala maksimum, sudah segitu. Tidak
akan lebih dari itu. Makanya Singapore sekarang ini, berusaha bersaing
berinvestasi  di  negara-negara  jiran  sebanyak-banyaknya.  Dia sudah
berlebihan.  Hanya  dengan  itu caranya kalau dia mau jadi besar. Tapi
ini  rentan, yang begini-begini rentan, jika ada perang bahaya, hilang
itu semua barabg. Jadi potensi pertumbuhan Negara jiran itu demikian.

Tapi  coba  antum lihat cina, semuanya juga ada disana. India semuanya
juga  ada  disana.  Itulah  bedanya Singapore kan, bedanya antara mini
market  dan hypermarket. Sebanyak-banyaknya pengunjung mini market, ya
tetap saja mini market. Ini masalahnya hypermarketnya yang sepi.

Jadi  kita  musti  faham  dulu  Negara yang kita mau pimpin ini adalah
Negara  yang  sangat  besar,  Negara benua. Jadi kita yang ditakdirkan
hidup di negara ini sebenarnya, itu sama saja- kalau kita merujuk pada
la  yukallifullahu  nafsan illa wus aha-, mafhum mukhalafahnya itu kan
adalah  bahwa semua beban yang diberikan kepada kita, itu artinya kita
punya  kemampuan  untuk memikulnya. Makanya teori sejarah itu ada yang
namanya teori  at-tahaddi wal istijabah  challenge anda respon. Sumber
dinamika  sejarah  itu  dari  situ,  dan  Allah  memberikan  kita itu,
challenge  (tantangan).  Karena,  itu  diperlukan  untuk  menghidupkan
adrenalin.  Tapi Allah tidak memberikan tantangan kepada kita melebihi
kemampuan yang kita miliki, dibikin impas. Allah tidak kasih kita roti
langsung.  Dikasih  tanah,  dikasih  air,  kita tanam. Coba kalau kita
disuruh   menciptakan   tanah,  itu  diluar  kemampuan  kita.  Disuruh
menurunkan hujan, diluar kemampuan kita, kita bisa bikin irigasi. Tapi
kalau  hujan tidak turun sama sekali, kan irigasinya kering juga. Jadi
ada  hal-hal  yang  diselesaikan  oleh Allah sendiri. Tapi ada hal-hal
yang  disisakan  untuk kita. Yang disisakan itu, diberikan, dibebankan
sesuai  dengan  kemampuan  akal kita untuk menyelesaikannya. Disitulah
nilai  at-tahaddi,  tantangannya,  challengenya.  Karena sesuai dengan
kemampuannya.  Nah,  kalau  kita hidup di negara sebesar Indonesia ini
artinya kita semua mempunyai kemampuan di dalam diri kita baik sebagai
individu maupun sebagai bangsa dan termasuk juga sebagai harakah bahwa
kita  bisa  memimpin  negeri  yang besar ini. Kenapa tidak ditakdirkan
hidup  di  dubai??  Dikasih  yang  besar  sekalian,  tapi supaya punya
pikiran  ini  dulu..!!  Fikiran  sebagai bangsa besar, fikrian sebagai
penduduk   yang   berasal   dari   sebuah   negara  besar.  Itu  dulu.
Teritorialnya  besar,  sumber  dayanya  besar.  Karena  itu diperlukan
pemimpn besar. Dan itu belum pernah ada di negeri ini.

Inilah  sebuah  pendahuluan  dan  setelah  kita itu baru kita masuk ke
persoalan setelah kita memahami realitas ktia 

Setelah  kita  merdeka, ikhwah sekalian. Dimasa Soekarno, dan Soekarno
datang  dengan  isu  revolusi  itu.  Kita  menghabiskan waktu 20 tahun
pertama  untuk  konflik  ideology.  Antum  lihat  sejarah Soekarno itu
adalah  sejarah  konflik.  Sebagian  dari  konflik itu berujung darah.
Konflik  segitiga  antara  islam,  nasionalis  dan  komunis,  semuanya
menggunakan  kekerasan  pada akhirnya. wujud politk islam itu ada pada
Masyumi  tapi wujud tentaranya, kekerasaannya ada pada DI. Di komunis,
pada  mulanya  perjuangan  ideology,  kebudayaan  dan seterusnya, tapi
ujungnya  juga  menggunakan  pendekatan  kekerasan.  Makanya melakukan
beberapa  kali  kudeta  yang terkahir terjadi di madiun pada tahun 65.
Satu   polanya   gerilya,  satu  polanya  kudeta  militer.  Tapi  kaum
nasionalis  yang  kemudian  menang,  diwakili  tentaara. Tapi ujungnya
antum  lihat,  sejarah  kita  itu,  20  tahun  pertama  itu sejarahnya
konflik. Berdarah-darah 20 tahun pertama.

Kita  tidak  tahu  berapa  orang  yang dibunuh oleh komunis dan berapa
orang  komunis yang dibunuh oleh Orde Baru. Sama juga bedapa banyak DI
yang  dibunuh  oleh  tentara  Orde  Baru,  dan  berapa  banyak tentara
Indonesia  yang  dibunuh  oleh DI. Tetapi faktanya kita hari ini, satu
tanah  bangsa, satu tanah air dan satu bahasa, tapi (konflik) 20 tahun
pertama.  Ini  adalah  era  dimana  ada  demokrasi  tetapi  tidak  ada
kesejahteraan. Karena itu collaps.

Orde  Baru datang dan membuat penyederhanaan, konflik ini kita akhiri,
tidak  ada konflik ideologi, tidak ada politik, kita butuh stabilitas,
karena itu tentara diperkuat partai-partai disederhanakan, pembangunan
kita  lakukan,  investasi  luar kita datangkan, masyarakat kita didik,
semua  yang  beraliran digabung jadi satu. PPP, islam, simbolnya satu.
Yang  kiri-kiri dan PKI, (nasionalnya) digabung menjadi satu PDI. Nah,
baru  dimunculkan  alternative  ketiga  namanya  GOLKAR, tidak disebut
partai  karya,  disebut  golongan karya artinya jamaatul amal. Inikan,
yang lain kerjanya bertengkar, kita bekerja.

Tapi ternyata itu ikhwah sekalian.

30  tahun  kemudian, diatas semua kebaikan Orde Baru kepada kita. Kita
inikan  produk  Orde  Baru  semua, Saya lahir tahun 68, pas awal tahun
Orde  Baru  membangun.  Kita yang menikmati semua pendidikan yang baik
yang  tidak  ada pada Orde Lama. Setelah kita menikmati semua kebaikan
Orde  Baru  ini. Orde Baru ini kita akhiri. Karena Orde ini memberikan
kita  kesejahteraan  tapi  tidak  memberikan  kita  kebebasan. Padahal
kebebasan dan kesejahteraan, itu dua-duanya adalah hajat manusia. Jadi
Orde  Baru  itu adalah era kesejahteraan tanpa demokrasi. Dan sekarang
Malasyisa sedang menghadapi ini, pada beberapa waktu ke depan Malaysia
akan masuk era 97 nya Indonesia.

Kita  perlu  bebas  bicara,  sama  persis  kita juga perlu makan. Sama
persis  10  tahun  setelah reformasi. Seteleh kita sangat bebas bicara
ternyata makan kita tidak terlalu bagus. Makanya dalam survey kemudian
menyatakan,  ternyata  masyarakat lebih memilih Soeharto dan merupakan
presiden yang paling disukai dari semua presiden. Yang kedua soekarno.
Makanya   kalau  reformasi  ini  tidak  merupakan  kesinambungan  pada
periode-periode  sebelumnya.  Maka reformasi ini pasti gagal, collaps,
kita  sebagai  masyarakat  bisa  collaps,  sebagai  negara  juga  bisa
collaps.

Kenapa  ikhwah sekalian? Karena kalau ini sustainable secara historis,
seharusnya  reformasi  itu bukanlah antitesa terhadap Orde Baru, Sebab
kesejahteraan pada Orde Baru itu tidak perlu kita hapus, yang kita mau
hapus  itu  adalah dictatorshipnya. Dan itu sudah kita lakukan, dengan
megeluarkan  tentara  dari  percaturan politik. Pilar-pilar utama yang
menyangga   Orde  Baru  waktu  itu  kan  ada  tiga;  Tentara,  Golkar,
Konglomerat. Di politisi sama birokrat kita masukan disini, di Golkar,
karena  politisi  dan  golkar itu satu paket. Tapi sekarang coba antum
lihat.. !! Tentara sudah dikeluarkan dari percaturan Negara, Orde Baru
hancur dan pilar-pillarnya kita gerogoti. Dan Golkar dari 76% suaranya
pada  tahun  97  (pemilu  pada tahun 97) suara itu turun menjadi 20 %,
pada  tahun 99 terdiskon langsung kekuatannya. Sekarang senaik-naiknya
dia  tidak  akan lebih dari 30, itupun rasanya tidak akan naik dari 25
ditahun 2009 nanti.

Diskonnya,  karena  tentara sudah tereliminasi, keluar dari percaturan
politik.  Tapi pengusaha. 10 tahun terakhir ini, ada ga pengusaha yang
lahir  diluar  dari  pengusaha  yang  sudah  eksis?.  Kita memang bisa
mengganggu  eksistensi  para konglemarat Orde Baru. Semuanya bisa kita
ganggu.  Tapi  faktanya  sebagaimana yang pelajari dalam kaidah dakwah
itu   Alhadamu  daiman  ashalu  minal  bina  (menghancurkan itu selalu
lebih  mudah  daripada membangun). Orde Baru pergi, tapi para jaringan
konglomeratnya  ternyata  tidak pergi-pergi. Dia menguasai panggungnya
sendiri.  Dan  tidak  ada panggung baru dipanggung itu, Tidak ada dari
daftar  yang  kaya  di indonseia ini, ada yang keluar dari daftar yang
kaya  sebelum-seblumnya??  Kan itu-itu juga kan. Bakrie besar dimana?,
Arifin  Panigoro,  Jarum, Sampoena, Salim semuanya besar di Orde Baru.
pasar itu adalah teritori sendiri.

Jadi  sementara  TNI  terdemorelisasi begitu dahsyat, Golkar terdiskon
begitu  besar.  Pasar, itu tidak terdistorsi sama sekali. Dan 10 tahun
setelah  era reformasi ini, ga ada perubahan. Tetapi yang menarik dari
era  reformasi  ini adalah system politik. Inilah sisi yang kita ambil
dari Orde Lama, demokraasinya. Tapi dari sisi kesejahteraan yang belum
kita  ambil  dari  Orde  Baru.  Seharusnya era ini adalah era sintesa,
antara  Orde  Lama  dan  Orde Baru, kita membutuhkan kebebasan. Tetapi
seperti   kata  Thomas  Jefferson  :   Demokrasi  itu  memuaskan  hati
masyarakat  tapi  tidak  menyelesaikan  persoalan  mereka . Karena itu
cita-cita  persoalan  Indonesia  ke  depan  adalah persoalan menemukan
titik   equilibrium   maksimum,  titik  keseimbangan  maksimum  antara
demokrasi  dan  kesejahteraan.  Itu  persoalan Indonesia ke depan. Nah
sekarang didalam situasi peta seperti ini ada tiga panggung yang eksis
sekarang.  Panggung  utama ini yang sering saya sebut dengan segi tiga
kekuasaan:  Yang  satu  namanya  Negara.  Yang satu lagi namanya civil
society, (dan) yang satu lagi namanya pasar atau market.

Jadi ikhwah sekalian 

Negara  ini, tidak lagi berdiri sendiri, walaupun ia adalah organisasi
terbesar  yang mengatur ini (civil society) dan mengatur ini (market).
Tapi otoritasnya itu dan kapasitasnya tidak selalu besar. Karena pasar
ini juga tidak berdiri sendiri.

Lebih  berkuasa  mana  dalam  mengatur  pasar, Negara RI dalam hal ini
menteri  keuangan  atau  WTO?? WTO. Jadi ada organisasi diatas Negara,
yang mengatur Negara-negara itu. Begitu juga civil society. Pada akhir
90-an.  Setiap  tahunnya  ada  3  milyar orang yang naik pesawat dalam
catatan   Newsweek.   Sekarang   kan  lebih  banyak.  Apalagi  di  era
tranportasi  murah  sekarang itu, Sekarang lebih banyak orang. Artinya
apa?  Ini  artinya  antum  setuju atau tidak ini adalah era borderless
terri.  Gak  ada lagi batasan dari segi jarak. Tapi telekomunikasi itu
menghilangkan  jarak waktu. dan 5 atau 10 tahun yang akan datang, tren
telekomunikasi  itu  nanti,  ikhwah  sekalian..!! Ini menurut ahlinya,
saya  konsultasi  dan  ngobrol-ngobrol;  nanti  pembicaraan  lokal dan
internasioanal  itu akan sama. dan provider telekomunikasi, perusahaan
seluler  sekarang  itu  akan  mulai turun. Sama semuanya itu. Sekarang
sudah mulai sebenarnya. Jadi antum bisa membayangkan negara tidak bisa
membatasi   lagi   orang   saling   berkomunikasi.  Pelan-pelan  nanti
transaksi-transaksi   pasar  itu  seluruhnya  akan  dilakukan  melalui
internet.  Dan  sekarang  bagaimana caranya pemerintah mengambil pajak
dari transaksi di internet.

Civil society, itu artinya apa ikhwah sekalian.. Ada kejadian-kejadian
kecil  yang  terjadi  disini  itu  kedengaran secara global, contohnya
pembunuhan  Munir,  bunyi  suaranya  sampai  ke PBB, sampai ke Kongres
Amerika  itu.  Capee..  aja  pemerintah menjawab pertanyaan. Itu civil
society..

Oleh  karena  itu  ikhwah  sekalian,  jika  kita  hanya  tumbuh kesini
(Negara),  tidak  menguasai ini dengan baik (civil society) atau tidak
menguasai  ini  dengan  baik  (market)  kita  tidak bisa mengendalikan
hidup.  Inilah tiga distribusi kekuasaan utama, tiga kekuatan utama di
Negara kita. Bagaimana kekuatan pengaruh antara masing-masing ini? Itu
tergantung dari satu tempat ke tempat yang lain, dan dari satu periode
ke periode yang lain.

Waktu  di TPPN ada yang mempertentangkan DR. shohibul iman tentang, ya
kalau  kita  baca  teori  Soros, market memang lebih berdaya dari pada
Negara.  Tapi  kalau  kita  baca teori yang lain negara kan regulator.
Tapi  kuatnya  atau  tidaknya  negara  itu tergantung siapa yang punya
asset  paling  banyak. Iya kan ?! Jadi kita tidak bisa mengatakan mana
lebih kuat market atau Negara ?! Ada waktu tertentu Negara lebih kuat,
dan ada waktu tertentu ini (market) lebih kuat, ganti-gantian aja itu.
Tetapi  kalau kita ingin berkuasa kita mesti punya share kekuatan pada
tiga  komponen  ini.  Oleh karena itu PKS harus ada disini (ditengah).
Distribusi  kekuatan  kita  itu  harus ada di tiga kekuatan ini. Kalau
Cuma disini (negara) sedikit. Disini itu (negara), pelaku utamanya ada
tiga  ;  Politisi, Birokrat dan Militer. Disini (civil society) pelaku
utamanya  kita  sebut  dengan  informal  leader.  Informal  leader itu
bermacam-macam; budayawan, artis. Antum suka atau tidak suka artis itu
informal  leader.  Suka  atau  tidak  suka itu. Dia datang orang ikut.
Antum  boleh punya janggut sepanjang-pangjangnya, sesoleh-solehnya itu
belum tentu informal leader, tapi artis, suka atau tidak suka informal
leader,  dia  datang  orang datang, dia goyang orang goyang. Jangankan
itu  Presiden  pun  ikut  bikin lagu pula itu, ya ikut jadi artis lah.
Setelah  gagal  jadi  negarawan.  Ini  era  bintang.  Pemain bola jadi
bintang.

Disini  (civil)  ada  media  sebagai  infrastruktur  yang paling kuat.
Terutama  TV. Pimpinan ormas itu informal leader. Ada masanya sendiri,
pemikir,  akademisi,  pimpinan  kampus  dan  seterusnya  itu  informal
leader.  Orang-orang  yang  punya  pengaruh di tengah masyarakat, kita
sebut  sebagai  informal  leader.  Dia  berpengaruh  karena  kapasitas
pribadinya  tanpa  struktur, baik karena intelektualitas maupun karena
spiritualitasnya.  Jadi  dia  mungkin  pemimpin  spiritual,  dia  juga
mungkin  pemikir,  Trand setter dalam pemikiran-pemikirannya, tapi dia
juga  mungkin  selebriti. Makanya kalau demikian banyak para selebriti
yang  masuk  politik  memang  gampang.  Itu  termasuk salah satu jalur
cepat,   tanpa  harus  bikin  partai.  Kalau  di  Amerika  kan  banyak
contohnya; Ronald Reagan, Arnold Schwarzeneger. Yang di DPR kan banyak
;  Ada Dede yusuf ada Ajie Massaid, Angelina Sondakh, ada Igo Ilham di
DPRD.

Disini  (market)  pelaku  utamanya kita sebut sebagai pengusaha, orang
businessman.  Jadi  kalau  kita  bicara  tentang leverage to lead kita
bicara tentang distribusi ini.


bersambung ...

http://anismatta.blogs.friendster.com/my_blog/2008/06/bukan_karena_ki.html



























  

-- 
Best regards,
 Arnoldison                          mailto:[EMAIL PROTECTED]




--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke