--- arman bahar <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Assalamualaikum ww
Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakaatuh > >> > Duhai, Rahima merintih ni yee? Indak marintih doh Mak Arman, hanya sajo sadang bafikia baalah nasib bangsa awakko kini? > > Al Quran? > > Bukankah jauh2 hari Alquran telah memperkenalkan > dirinya sebagai "Petunjuk" > bagi seluruh manusia? Bukan sekedar Petunjuk Mak, sekaligus "Hudawwasyifaaun"(Petunjuk dan Obat) > > Masalahnya adalah sudah sejauh mana kita > memperlakukan Alquran itu sebagai > petunjuk? Entahlah Mak. Entah secara keseluruhannya atau sebahagian AlQuran saja. Mana yang enak dan dirasa pas, diambil, mana yang tak pas, diinterpretasikan lain. > > > Oke kalau bagi seluiruh manusia mungkin masih > terlalu luas, kita persempit > aja dulu untuk kita yang Islam ini atau kita > kerucutkan lagi buat kita2 > "ughang awak" yang ABS SBK Adat basandi Syarak, > Syarak basandi Kitabullah > ini sajalah dulu gimanaaa, ayooo Inilah yang dari dulu selalu dibicarakan, sampai sekarang, juga mungkin yang akan datang. Sampai dimana implementasi ABSSBK tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari. Menurut saya, ada tertulis, ataupun belum tertulis ABS-SBK itu, sama saja kondisinya dengan AlQuran awal mulanya. Bukankah AlQuran juga belum dibukukan sebelum masa Khalifah Utsman bin Affan, dan belum dikumpulkan sebelum masa Abu Bakar As Shiddiq. Tetapi dia ada dihati para sahabat. Ia tersimpan dalam kalbu masing-masing. Yang paling penting adalah pelaksanaannya. > > > > Ado urang awak menjadikan Alquran sebagai mahar > dalam sebuah prosesi > pernikahan bahkan ada yang sudah menikah 20 tahun > yang lalu Alquran sebagai > mahar tersebut masih utuh rapi tersimpan, tentu sang > Alquran tersebut merasa > sangat sedih (gablai alias gak pernah dibelai), > maunya sang Alquran > itu kanlusuh tando acok dibukak Dari Ibnu Mas'oed Radhiallahu anhu:"Kami (para sahabat), mempelajari AlQuran sampai 10 ayat, dan tidak akan menambahnya, sampai kami mengamalkan ayat yang sudah kami pelajari tersebut"(Attidzkaar fi afdhalil adzkaar H 78, naqlan min kitaabin, "'Al 'Audah illal Quran limaadza wakaifa"=Diambil dari buku Kembali kepada AlQuran Kenapa (harus kembali pada AlQuran), dan Bagaimana Caranya? Hal. 113) > > > > Ada juga urang awak yang menjadikan Alquran sebagai > "jimaik" ada ayat2 > tertentu ditulis atau dibaca ber-ulang2 bisa > menimbulkan hal2 luar biasa Ambo indak faham jo Jimaik ko doh Mak. Nan ambo faham AlQuran adalah pedoman hidup dan obat segala macam penyakit yang ada didalam hati. > > > > Jangankan menjadikan Alquran sebagai "petunjuk" > memeggang saja mungkin udah > bertahun2 tidak, jujur aja mari kita review kapan > terakhir kita membaca > Alquran? Entahlah kalau orang bagaimana. Yang pasti saya pribadi, AlQuran ada dihati saya, saya bisa membacanya di dalam bis, saat menggosok, saat masak, terutama saat shalat. Jadi, saya tak tahu, kapan terakhir saya membaca AlQuran.Karena dia ada dihati saya, bersama jiwa dan tubuh saya. Anak-anak saya, dulunya susah sekali menyuruhnya membaca AlQuran, ada aja alasannya. Mainlah,nontonlah, komputerlah. Pokoke banyak sekali alasan mereka. Namun, sebagai orang tua, memang harus sabar, tabah, dan terutama qudwah (panutan) sang ortu itu sendiri. Bagaimana sang anak akan membaca AlQuran, sedangkan ia sendiri tak melihat ortunya membaca AlQuran tersebut. Mulanya, menyuruh mereka shalat magrrib-subuh(dzhuhur Ashar mereka shalat di sekolah, ada mesjidnya sekolah itu) Kadang mereka lambat sekali melaksanakan shalat itu, dah berulang kali dibilang shalat..shalat... Tetapi namanya ortu, harus ngertilah masa-masa dan jiwa anak-anak yang mereka memang suka main. Caranya, ditegaskan sebelum main, shalat dulu, belajar dulu, baca AlQuran dulu. Mulanya sih, seayat-dua ayat. lama kelamaan, tanpa disuruhpun mereka dah sadar sendiri, kewajiban shalat itu bagaimana, apa konsekwensi kalau meninggalkan shalat. Pengenalan pertama adalah mengenalkan mereka akan Allah Ta'ala. Kita tak bisa apa-apa tanpa bantuan Allah Ta'ala. Oleh sebab itu laksanakan sesuatu yang bisa meraih cinta Allah Ta'ala. Kalau Allah ta'ala dan cinta pada kita, apapun yang kita minta pasti dikabulkannya. Sekarang, tanpa disuruhpun mereka membaca AlQuran, mereka dah baca sendiri. Ortu harus menyimak bacaannya, makhrajnya, tajwidnya. Dan harus benar. Kalau salah lidah sejak kecil, susah merubahnya kalau dah besar. Mulanya sih, air mata mereka berlinang-linang, kalau saya benerin kesalahannya. Mungkin saya terlalu tegas, tidak boleh salah sedikitpun, harus diulangi sampai berkali-kali sampai bener betul pengucapannya. Huruf AlQuran banyak yang mirip. Antara Sin dan Sya, Tsa. Jim, Dzal, Dzha, Ta, Tha, dllnya. Ortu harus tahu, dimana tempat keluarnya masing-masing huruf Hijaiyyah tersebut. Mulanya, lidah mereka memang berat. Tetapi alhamdulillah lama kelamaan, ringan saja mengucapkan huruf itu sesuai dengan makhraj, panjang pendek, berhenti serta mulainya bagaimana. Bahkan kadang-kadang, saya mencoba memberikan arti AlQuran itu, sehingga mereka tahu,apa arti yang sedang mereka baca. Tanpa sadar, mereka juga belajar bahasa Arab dari belajar AlQuran itu. > > > > Apatah lagi mempelajarinya, merenung / tadabur, > menghafal mungkin jauh > panggang dari api, ketika terdesak nggak segan2 > (termasuk saya) mengaku > "ambo awam soal Alquran (baca: Islam)" Yang paling penting dulu adalah membaca AlQuran dengan tepat. Coba saja kalau kita tak mempelajari Ilmu tajwid. Mempelajari ilmu tajwid, hukumnya fardhu kifayah, namun mengamalkan ilmu tajwid hukumnya fardhu 'ain. Setelah bacaan pas, silahkan dipelajari, ditadabburi, dan dilaksanakan. Coba saja, kalau kita tak tahu, kapan memulai ayat, kapan berhenti. Memulai dan berhenti dalam AlQuran memiliki hikmah dan peran yang cukup besar. Saya kasih contoh yang gampang saja. Ketika kita baca ;'Auudzubillahiminnssyaithaan"(kita berhenti disana)Aku berlindung kepada Syetan. Kemudian, karena kita tak tahu waqaf(berhenti dan memulainya bagaimana), lantas kita baca sambungannya :"Arrrajiimu Bismillahirrahmaanirrahiim"(Yang mengutuk adalah dengan yang menyebut nama Allah) Betapa terbaliknya ayat tersebut. Dan contoh semacam ini banyak dalam AlQuran, jadi harus diperhatikan sekali tajwidnya, karena akan merubah arti 100%. Coba saja, kalau Arrajim tadi, kita baca "Arrahiim" "'Auudzubillahiminaasyaiithaanirrahiim"(Aku berlindung dari syetan yang maha penyayang artinya). Ini contoh kesalahan kecil saja. Kalau membaca AlQuran tidak benar. > > > > Bagaimana kita menyikapi hal ini atau mungkin ada > solusinya, Rahima, please Ada Mak. Setiap penyakit, pasti ada obatnya. 1. Kembali kepada AlQuran 2. Mempelajari AlQuran 3. dllnya. Caranya bagaimana? 1. Hidupkan kembali ma'had-ma'had AlQuran disetiap wilayah. 2. Dipanggil guru-guru yang benar-benar berkompoten untuk itu.(Profesional). 3. Anak-anak tidak perlu dikekang, beri kebebasan, tetapi kebebasan yang terikat. Hatinya saja yang kita ikat dengan mencintai AlQuran. 4. Batasi menonton televisi yang akan merusak jiwanya. 5. Kita ortupun harus memepelajari dan mendalami AlQuran itu sendiri. Karena kelak diakhirat sana, masing-masing orang sibuk dengan dirinya sendiri. Anak bisa lupa dengan ayah, ayah lupa sama anak, apalagi istri, bisa lupa sama suami, suami terhadap istri, tak mau tahu nasib pasangannya bagaimana. Pokoke, kondisi hari kiamat kelak, benar-benar dahsyat. Jadi, dari sekarang, pikirkan juga kemaslahatan masing-masing diri. 6. Selain AlQuran, banyak mempelajari hadits Rasulullah, kisah-kisah dalam AlQuran, kaum dan negeri yang telah dihancurkan Allah, kisah para nabi, kisah para sahabat, menjadi 'itibar bagi kita. 7. Banyak-banyak mengingat mati dan hari akhirat sana, dengan tanpa mengesampingkan hidup didunia. Yang harus kita fahami betul adalah firman Allah Ta'ala:"Dan akhirat itu jauh lebih baik, ketimbang kehidupan dunia" 8. Banyak mempelajari agama, baik bacaan buku, via intenet. Baik hukum-hukum syara'nya, atapun ayat-ayat kauniyyahnya(alam rayanya).Dan yang tepenting adalah pelaksanaan dari hukum-hukum itu sendiri, haruslah bersesuaian dengan AlQuran dan hadits. 9. Dllnya. Wassalamu'alaikum. Rahima. > > Wasalam > > Abp56 > > --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN: - Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting - Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur pribadi - Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau dibanned - Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---